MEMAHAMI KOMPETENSI TEKS ANEKDOT 10C

MEMAHAMI KOMPETENSI TEKS ANEKDOT  10 . C.

Jawablah pertanyaan berikut!

Jawaban langsung diposting di kolom komentar !

 

1.    Jelaskan struktur teks anekdot tentang krisis !

2.    Jelaskan struktur teks anekdot tentang reaksi

3.    Tuliskan ciri-ciri teks anekdot!

4.    Tuliskan fungsi anekdot!

5.    Berikan contoh teks anekdot struktur orientasi!

6.    Berikan contoh teks anekdot sesuai struktur (Orientasi, abstrak, koda, reaksi, krisis)!

 

Drs. Parmono, M.Pd.

Pengampu Bahasa Indonesia Kelas 10 A-F                

Komentar

Sri Lapipah mengatakan…
SRI LAPIPAH
10 C

1. •Krisis
Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks.

2. •Reaksi
Reaksi adalah bagian yang digunakan untuk melengkapi sebuah cerita. Rekasi biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks anekdot.

3. Ciri-ciri teks anekdot
-Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.
-Bersifat menggelitik.
-Bersifat menyindir
-Memiliki tujuan tertentu
- cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
-Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia

4.-Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
-Sarana untuk hiburan
-Sarana untuk mengkritik.

5. Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata duit yang tersisa tidak cukup. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal

6. Hukuman Pencuri Sandal Vs Koruptor
•Abstraksi
Di pagi hari yang indah, Adit lagi asyik menyantap makanan kesukaanya yaitu soto, di warung langganan sebelah Masjid Jami'. Setelah merasa kenyang, Adit kemudian berdiri dari duduknya untuk beranjak pulang menuju rumah.
•Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan Adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata tak ada satu pun merek sandal yang harganya sesuai dengan isi dompetnya. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal.
•Krisis
Adit melintas di Masjid Jami' dan dia melihat banyak sandal yang ditinggalkan pemiliknya berjamaah. Kemudian, tanpa berpikir panjang Adit langsung mengambil sandal paling bagus yang ada di Masjid Jami' tersebut.
Malangnya nasib Adit saat mengambil sandal. Sang pemilik mengetahui sandalnya diambil oleh Adit. Adit pun dikejar-kejar oleh pemilik sandal tersebut. Sang pemilik sandal kemudian membawa Adit ke kantor polisi atas tindakan kriminalitas yang telah dilakukan.
Setelah dilakukan penyeledikian, Adit dijatuhi sanksi pasal pencurian, lalu kasusnya akan disidangkan satu pekan kembali. hanya perkara sepele saja dapat bikin dia dibawa di hadapan meja hijau
•Reaksi
Akhirnya tiba juga hari persidangan, Adit berada di tempat duduk tersangka disertai muka yang tertunduk.
Hakim: Baiklah, Adit, umur 23 tahun, saudara ternyata ketahuan mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Oleh sebab itu, Anda akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara.
Adit: Looh?! Pak, ini tak adil bagi saya, mengapa hukuman saya lebih berat daripada hukuman koruptor?
•Koda
Lalu hakim menjelaskan kepada Adit bahwa ia mencuri sandal dan merugikan seseorang dengan nilai 30.000 rupiah saja. Sementara para koruptor melakukan korupsi uang senilai 2 miliar, dan itu sama saja merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah, bila dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi 10 rupiah saja masing masing orang. Dengan begitu, kerugian yang dilakukan oleh Diwan lebih besar dibandingkan aksi yang dikerjakan oleh para koruptor.
Rafli Damara 10C mengatakan…
Rafli Damara Suhendi 27/X-C

1. - Abstrak, biasanya ditaruh pada awal paragraf untuk menyampaikan isi cerita tersebut secara umum bertujuan agar para pembaca dapat berimajinasi dan membayangkan cerita yang akan dibaca tersebut.

- Orientasi, adalah merupakan bagian yang terjadi pada awal cerita serta latar belakang yang menyampaikan mengapa peristiwa itu terjadi.

- Krisis, adalah bagian yang dimana masalah yang berupa unik dan tidak biasa itu terjadi pada sebuah cerita anekdot.

- Reaksi, merupakan cara penulis menyelesaikan masalah dari kejadian yang terjadi pada krisis tadi dengan cara-cara yang unik pula.

- Koda, merupakan penutup atau bagian akhir yang menutup cerita tersebut serta kesimpulan cerita anekdot yang sudah diceritakan itu.

2. Reaksi, merupakan cara penulis menyelesaikan masalah dari kejadian yang terjadi pada krisis tadi dengan cara-cara yang unik pula.

3.1.Teks anekdot bersifat humor atau berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
3. Bersifat menyindir.

4.Teks anekdot berfungsi sebagai penghibur. disajikannya berupa sindiran berbentuk humor. Fungsi Menyampaikan kebenaran dengan cara yang lucu dan menarik.

5. Setelah selesai memberikan berkas-berkas pencalonannya ke KPU di wilayah masing-masing, Danu dan Zaky ngobrol sekaligus meminum kopi di sebuah kantin. Mereka kemudian terikat ke dalam sebuah percakapan yang sangat seru.

6. Cara Keledai Membaca Buku
Abstraksi
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

Orientasi
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Krisis
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

Reaksi
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.

Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.

Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."

Koda
"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
Rafa Dwi Ramadhan 10 C mengatakan…
Nama : Rafa Dwi Ramadhan
Kelas : 10 C
Absen : 26

1. Krisis, yaitu masalah utama dalam sebuah teks anekdot atau pemunculan masalah.

2. Reaksi, yaitu cara menyelesaikan masalah yang timbul dalam krisis, di dalamnya biasanya muncul sindiran yang dijadikan kritik kepada orang lain.

3. - Bersifat humor
- Bersifat menggelitik
- Bersifat menyindir
- Memiliki tujuan tertentu
- Bisa menceritakan kisah cerita yang menyerupai dongeng atau menceritakan karakter hewan dan manusia
- Menceritakan orang penting, seperti pejabat atau tokoh terkenal

4. - Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
- Sarana untuk hiburan
- Sarana untuk mengkritik

5. Orientasi :
Ada seorang guru yang berada di depan kelas untuk memberikan pengumuman kepada siswa-siswanya.

Guru: “Anak-anak, Ibu ada kabar gembira untuk kita semua. Sebentar lagi, sekolah kita akan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional! Untuk menyambut berita yang menggembirakan ini, Ibu mau bertanya ke kalian. Apa yang sudah kalian siapkan untuk menyambut SBI ini?

Siswa: (hening)

Guru: “Coba Dwi jawab pertanyaan Ibu! Apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut SBI ini, Dwi?”

Dwi: “Dwi mau belajar Bahasa Inggris, bu. Supaya nanti Dwi bisa mahir ngomong Inggris”.

Guru: “Wah, hebat kamu Dwi. Selanjutnya, Ibu mau tanya ke Agung. Apa yang kamu lakukan, Gung?

Agung: “Hmmm… menyiapkan uang, bu!”.

6. Sekolah Bertaraf Internasional

Abstraksi: Pada suatu hari di sebuah sekolah bertaraf Internasional pinggir kota.

Orientasi: Ada seorang guru yang berada di depan kelas untuk memberikan pengumuman kepada siswa-siswanya.

Guru: “Anak-anak, Ibu ada kabar gembira untuk kita semua. Sebentar lagi, sekolah kita akan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional! Untuk menyambut berita yang menggembirakan ini, Ibu mau bertanya ke kalian. Apa yang sudah kalian siapkan untuk menyambut SBI ini?

Siswa: (hening)

Guru: “Coba Dwi jawab pertanyaan Ibu! Apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut SBI ini, Dwi?”

Dwi: “Dwi mau belajar Bahasa Inggris, bu. Supaya nanti Dwi bisa mahir ngomong Inggris”.

Guru: “Wah, hebat kamu Dwi. Selanjutnya, Ibu mau tanya ke Agung. Apa yang kamu lakukan, Gung?

Agung: “Hmmm… menyiapkan uang, bu!”.

Krisis: Mendengar jawaban Agung, sontak guru tersebut heran dan mencoba bertanya lagi ke Agung untuk memperjelas ucapannya.

Guru: “Lho, kok menyiapkan uang, untuk apa, Agung?”

Agung: “Kan kalau sekolah kita berstatus SBI, pasti bayarnya lebih mahal lagi, bu. Tidak mungkin kalau bayarannya sama seperti sekarang. Pasti juga bakal banyak iuran sana sini, bu. Jadi, saya akan menyiapkan uang untuk itu, bu”.

Guru: “Kok kamu bicara seperti itu, Gung. Status SBI itu maksudnya taraf sekolah kita sama dengan sekolahan di luar negeri sana”.

Agung: “Iya bu, tapi menurut saya bukan Sekolah Bertaraf Internasional. Melainkan Sekolah Bertarif Internasional. Biaya yang akan dikeluarkan pasti besar”.

Reaksi: Mendengar ucapan Agung, guru tersebut hanya menanggapinya dengan tersenyum.

Koda dan re-orientasi: Akhirnya guru tersebut langsung melanjutkan materi pelajaran agar kelas kembali kondusif.
Nama : Kalisa Anjunia mengatakan…
Nama : Kalisa Anjunia
Kelas : 10 C

1. Cerita Anekdot merupakan cerita pendek atau singkat yang lucu, biasanya isinya mengandung cerita yang lucu dan mempunyai maksud untuk menghibur dan memberi humor pada para pembaca serta memberi kritikan dan juga memuat pesan moral dan amanat. Biasanya isi dari cerita anekdot yaitu meliputi politik, lingkungan sosial, layanan publik dan lain sebagainya.
2. Struktur teks anekdot adalah sebagai berikut: Abstraksi, yaitu bagian awal paragraf cerita yang berisi gambaran isi teks, biasanya mengandung hal unik. Orientasi, yaitu bagian yang menunjukkan awal cerita atau latar belakang cerita. Krisis, yaitu bagian yang berisi awal mula masalah terjadi.
3. 1 Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan. 2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks. 3. Bersifat menyindir
4. sebagai penghibur.
5. Terdapat 2 orang dari partai politik, sebut saja namanya haidar dan indra, yang mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
6.Abstraksi
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

Orientasi
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Krisis
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

Reaksi
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.

Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.

Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."

Koda
"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
ALBIE DEWA PRASEPTYO mengatakan…
ALBIE DEWA PRASEPTYO 03/X-C

1. - Abstrak, biasanya ditaruh pada awal paragraf untuk menyampaikan isi cerita tersebut secara umum bertujuan agar para pembaca dapat berimajinasi dan membayangkan cerita yang akan dibaca tersebut.

- Orientasi, adalah merupakan bagian yang terjadi pada awal cerita serta latar belakang yang menyampaikan mengapa peristiwa itu terjadi.

- Krisis, adalah bagian yang dimana masalah yang berupa unik dan tidak biasa itu terjadi pada sebuah cerita anekdot.

- Reaksi, merupakan cara penulis menyelesaikan masalah dari kejadian yang terjadi pada krisis tadi dengan cara-cara yang unik pula.

- Koda, merupakan penutup atau bagian akhir yang menutup cerita tersebut serta kesimpulan cerita anekdot yang sudah diceritakan itu.

2. Reaksi, merupakan cara penulis menyelesaikan masalah dari kejadian yang terjadi pada krisis tadi dengan cara-cara yang unik pula.

3.1.Teks anekdot bersifat humor atau berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
3. Bersifat menyindir.

4.Teks anekdot berfungsi sebagai penghibur. disajikannya berupa sindiran berbentuk humor. Fungsi Menyampaikan kebenaran dengan cara yang lucu dan menarik.

5. Setelah selesai memberikan berkas-berkas pencalonannya ke KPU di wilayah masing-masing, Danu dan Zaky ngobrol sekaligus meminum kopi di sebuah kantin. Mereka kemudian terikat ke dalam sebuah percakapan yang sangat seru.

6. Cara Keledai Membaca Buku
Abstraksi
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

Orientasi
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Krisis
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

Reaksi
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.

Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.

Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."

Koda
"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
Anonim mengatakan…
Elza Avrillia Agustian
X.C

1.Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks.

2. Reaksi adalah bagian yang digunakan untuk melengkapi sebuah cerita. Rekasi biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks anekdot.

3. Ciri-ciri teks anekdot
-Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.
-Bersifat menggelitik.
-Bersifat menyindir
-Memiliki tujuan tertentu
- cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
-Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia

4.-Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
-Sarana untuk hiburan
-Sarana untuk mengkritik.

5. Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata duit yang tersisa tidak cukup. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal

6. Hukuman Pencuri Sandal Vs Koruptor
•Abstraksi
Di pagi hari yang indah, Adit lagi asyik menyantap makanan kesukaanya yaitu soto, di warung langganan sebelah Masjid Jami'. Setelah merasa kenyang, Adit kemudian berdiri dari duduknya untuk beranjak pulang menuju rumah.
•Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan Adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata tak ada satu pun merek sandal yang harganya sesuai dengan isi dompetnya. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal.
•Krisis
Adit melintas di Masjid Jami' dan dia melihat banyak sandal yang ditinggalkan pemiliknya berjamaah. Kemudian, tanpa berpikir panjang Adit langsung mengambil sandal paling bagus yang ada di Masjid Jami' tersebut.
Malangnya nasib Adit saat mengambil sandal. Sang pemilik mengetahui sandalnya diambil oleh Adit. Adit pun dikejar-kejar oleh pemilik sandal tersebut. Sang pemilik sandal kemudian membawa Adit ke kantor polisi atas tindakan kriminalitas yang telah dilakukan.
Setelah dilakukan penyeledikian, Adit dijatuhi sanksi pasal pencurian, lalu kasusnya akan disidangkan satu pekan kembali. hanya perkara sepele saja dapat bikin dia dibawa di hadapan meja hijau
•Reaksi
Akhirnya tiba juga hari persidangan, Adit berada di tempat duduk tersangka disertai muka yang tertunduk.
Hakim: Baiklah, Adit, umur 23 tahun, saudara ternyata ketahuan mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Oleh sebab itu, Anda akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara.
Adit: Looh?! Pak, ini tak adil bagi saya, mengapa hukuman saya lebih berat daripada hukuman koruptor?
•Koda
Lalu hakim menjelaskan kepada Adit bahwa ia mencuri sandal dan merugikan seseorang dengan nilai 30.000 rupiah saja. Sementara para koruptor melakukan korupsi uang senilai 2 miliar, dan itu sama saja merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah, bila dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi 10 rupiah saja masing masing orang. Dengan begitu, kerugian yang dilakukan oleh Diwan lebih besar dibandingkan aksi yang dikerjakan oleh para koruptor.
14 Agustus 2023 pukul 03.55
Vicky dwi Haryono mengatakan…
VICKY DWI HARYONO X-C
1.Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks.

2. Reaksi adalah bagian yang digunakan untuk melengkapi sebuah cerita. Rekasi biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks anekdot.

3. Ciri-ciri teks anekdot
-Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.
-Bersifat menggelitik.
-Bersifat menyindir
-Memiliki tujuan tertentu
- cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
-Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia

4.-Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
-Sarana untuk hiburan
-Sarana untuk mengkritik.

5. Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata duit yang tersisa tidak cukup. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal

6. Hukuman Pencuri Sandal Vs Koruptor
•Abstraksi
Di pagi hari yang indah, Adit lagi asyik menyantap makanan kesukaanya yaitu soto, di warung langganan sebelah Masjid Jami'. Setelah merasa kenyang, Adit kemudian berdiri dari duduknya untuk beranjak pulang menuju rumah.
•Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan Adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata tak ada satu pun merek sandal yang harganya sesuai dengan isi dompetnya. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal.
•Krisis
Adit melintas di Masjid Jami' dan dia melihat banyak sandal yang ditinggalkan pemiliknya berjamaah. Kemudian, tanpa berpikir panjang Adit langsung mengambil sandal paling bagus yang ada di Masjid Jami' tersebut.
Malangnya nasib Adit saat mengambil sandal. Sang pemilik mengetahui sandalnya diambil oleh Adit. Adit pun dikejar-kejar oleh pemilik sandal tersebut. Sang pemilik sandal kemudian membawa Adit ke kantor polisi atas tindakan kriminalitas yang telah dilakukan.
Setelah dilakukan penyeledikian, Adit dijatuhi sanksi pasal pencurian, lalu kasusnya akan disidangkan satu pekan kembali. hanya perkara sepele saja dapat bikin dia dibawa di hadapan meja hijau
•Reaksi
Akhirnya tiba juga hari persidangan, Adit berada di tempat duduk tersangka disertai muka yang tertunduk.
Hakim: Baiklah, Adit, umur 23 tahun, saudara ternyata ketahuan mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Oleh sebab itu, Anda akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara.
Adit: Looh?! Pak, ini tak adil bagi saya, mengapa hukuman saya lebih berat daripada hukuman koruptor?
•Koda
Lalu hakim menjelaskan kepada Adit bahwa ia mencuri sandal dan merugikan seseorang dengan nilai 30.000 rupiah saja. Sementara para koruptor melakukan korupsi uang senilai 2 miliar, dan itu sama saja merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah, bila dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi 10 rupiah saja masing masing orang. Dengan begitu, kerugian yang dilakukan oleh Diwan lebih besar dibandingkan aksi yang dikerjakan oleh para koruptor
Rangga Ghani mengatakan…
Rangga Ghani
X-C

1. •Krisis
Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks.

2. •Reaksi
Reaksi adalah bagian yang digunakan untuk melengkapi sebuah cerita. Rekasi biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks anekdot.

3. Ciri-ciri teks anekdot
-Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.
-Bersifat menggelitik.
-Bersifat menyindir
-Memiliki tujuan tertentu
- cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
-Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia

4.-Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
-Sarana untuk hiburan
-Sarana untuk mengkritik.

5. Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata duit yang tersisa tidak cukup. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal

6. Hukuman Pencuri Sandal Vs Koruptor
•Abstraksi
Di pagi hari yang indah, Adit lagi asyik menyantap makanan kesukaanya yaitu soto, di warung langganan sebelah Masjid Jami'. Setelah merasa kenyang, Adit kemudian berdiri dari duduknya untuk beranjak pulang menuju rumah.
•Orientasi
Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Adit tertimpa musibah. Adit terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan Adit jatuh ke jalan.
Tidak ada luka berat yang di alami oleh Adit, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.
Adit pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.
Sesampainya di toko terdekat, Adit mulai melihat-lihat dan bertanya harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Adit melihat isi dompetnya. Ternyata tak ada satu pun merek sandal yang harganya sesuai dengan isi dompetnya. Dengan perasaan sangat terpaksa, Adit pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal.
•Krisis
Adit melintas di Masjid Jami' dan dia melihat banyak sandal yang ditinggalkan pemiliknya berjamaah. Kemudian, tanpa berpikir panjang Adit langsung mengambil sandal paling bagus yang ada di Masjid Jami' tersebut.
Malangnya nasib Adit saat mengambil sandal. Sang pemilik mengetahui sandalnya diambil oleh Adit. Adit pun dikejar-kejar oleh pemilik sandal tersebut. Sang pemilik sandal kemudian membawa Adit ke kantor polisi atas tindakan kriminalitas yang telah dilakukan.
Setelah dilakukan penyeledikian, Adit dijatuhi sanksi pasal pencurian, lalu kasusnya akan disidangkan satu pekan kembali. hanya perkara sepele saja dapat bikin dia dibawa di hadapan meja hijau
•Reaksi
Akhirnya tiba juga hari persidangan, Adit berada di tempat duduk tersangka disertai muka yang tertunduk.
Hakim: Baiklah, Adit, umur 23 tahun, saudara ternyata ketahuan mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Oleh sebab itu, Anda akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara.
Adit: Looh?! Pak, ini tak adil bagi saya, mengapa hukuman saya lebih berat daripada hukuman koruptor?
•Koda
Lalu hakim menjelaskan kepada Adit bahwa ia mencuri sandal dan merugikan seseorang dengan nilai 30.000 rupiah saja. Sementara para koruptor melakukan korupsi uang senilai 2 miliar, dan itu sama saja merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah, bila dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi 10 rupiah saja masing masing orang. Dengan begitu, kerugian yang dilakukan oleh Diwan lebih besar dibandingkan aksi yang dikerjakan oleh para koruptor.
Dimaz ken antony mengatakan…
Nama:Dimaz ken antony
Kelas:X-C

1. Cerita Anekdot merupakan cerita pendek atau singkat yang lucu, biasanya isinya mengandung cerita yang lucu dan mempunyai maksud untuk menghibur dan memberi humor pada para pembaca serta memberi kritikan dan juga memuat pesan moral dan amanat. Biasanya isi dari cerita anekdot yaitu meliputi politik, lingkungan sosial, layanan publik dan lain sebagainya.
2. Struktur teks anekdot adalah sebagai berikut: Abstraksi, yaitu bagian awal paragraf cerita yang berisi gambaran isi teks, biasanya mengandung hal unik. Orientasi, yaitu bagian yang menunjukkan awal cerita atau latar belakang cerita. Krisis, yaitu bagian yang berisi awal mula masalah terjadi.
3. 1 Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan. 2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks. 3. Bersifat menyindir
4. sebagai penghibur.
5. Terdapat 2 orang dari partai politik, sebut saja namanya haidar dan indra, yang mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
6.Abstraksi
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

Orientasi
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Krisis
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

Reaksi
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.

Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.

Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."

Koda
"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
Mutiara ramadhani mengatakan…
MUTIARA RAMADHANI
X-C
1. Cerita Anekdot merupakan cerita pendek atau singkat yang lucu, biasanya isinya mengandung cerita yang lucu dan mempunyai maksud untuk menghibur dan memberi humor pada para pembaca serta memberi kritikan dan juga memuat pesan moral dan amanat. Biasanya isi dari cerita anekdot yaitu meliputi politik, lingkungan sosial, layanan publik dan lain sebagainya.
2. Struktur teks anekdot adalah sebagai berikut: Abstraksi, yaitu bagian awal paragraf cerita yang berisi gambaran isi teks, biasanya mengandung hal unik. Orientasi, yaitu bagian yang menunjukkan awal cerita atau latar belakang cerita. Krisis, yaitu bagian yang berisi awal mula masalah terjadi.
3. 1 Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan. 2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks. 3. Bersifat menyindir
4. sebagai penghibur.
5. Terdapat 2 orang dari partai politik, sebut saja namanya haidar dan indra, yang mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
6.Abstraksi
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

Orientasi
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Krisis
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

Reaksi
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.

Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.

Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."

Koda
"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
Muhamad Subhan 10-C mengatakan…
Muhamad Subhan
10 C

1. •Krisis
Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks.

2. •Reaksi
Reaksi adalah bagian yang digunakan untuk melengkapi sebuah cerita. Rekasi biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks anekdot.

3. Ciri-ciri teks anekdot
-Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.
-Bersifat menggelitik.
-Bersifat menyindir
-Memiliki tujuan tertentu
-Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
-Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

4. tujuan dari anekdot:
-Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
-Sarana untuk hiburan
-Sarana untuk mengkritik.

5. Orientasi

Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

6. Cara Keledai Membaca Buku
- Abstraksi

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

- Orientasi

Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

- Krisis

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus-menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

- Reaksi

Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.

Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.

Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."

- Koda

"Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
Akillatuz Zahra Ramadhani mengatakan…
Akillatuz Zahra Ramadhani
X-C

Akillatuz Zahra Ramadhani
10 C

1. •Krisis
Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks.

2. •Reaksi
Reaksi adalah bagian yang digunakan untuk melengkapi sebuah cerita. Rekasi biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks anekdot.

3. Ciri-ciri teks anekdot
-Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.
-Bersifat menggelitik.
-Bersifat menyindir
-Memiliki tujuan tertentu
-Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
-Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

4. tujuan dari anekdot:
-Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
-Sarana untuk hiburan
-Sarana untuk mengkritik.

5. Orientasi
Seorang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit

6. Obat Bodrex

Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”

Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:

Abstrak : suatu hari dibulan puasa

Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit

Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya

Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat

Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
Zaki Ananda Cahyo (10-C) mengatakan…
1. Bagian krisis menunjukkan masalah unik yang menjadi pesan utama yang ditulis penulis. Krisis pun dimaknai sebagai saat terjadinya kejanggalan atau ketidakpuasan. Untuk itu, bagian ini juga kerap disebut inti dari peristiwa anekdot.

2. Bagian reaksi pada teks anekdot berisi cara menyelesaikan masalah yang timbul dalam krisis, di dalamnya biasanya muncul sindiran yang dijadikan kritik kepada orang lain.

3. - Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.
- Bersifat menggelitik.
- Bersifat menyindir (mengenai orang penting ataupun lembaga atau organisasi)
- Memiliki tujuan tertentu
- Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
- Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

4. Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya. Sarana untuk hiburan. Sarana untuk mengkritik.

5. Suatu ketika, di sekolah negeri “entah di mana”, seorang Bapak Guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).

6. Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan

Abstraksi: Banjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.

Orientasi: Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memprihatinkannya kondisi area yang terkena banjir.

Krisis: Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.

Reaksi: Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.

Koda: Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS CERPEN TUKANG PIJIT KELILING

SOAL UTS 2015-2016

MENENTUKAN ISI PUISI, "TUHAN TELAH MENEGURMU"