KUNCI UH. SELASA, 18 APRIL 2017
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 57 JAKARTA
Jalan Kedoya Raya Kebon Jeruk Jakarta Barat
Telepon / Fax. 5801665
Website :www.sma 57. sich.id – E-mail : sma57.jkt@cbn.net.id.
KUNCI
ULANGAN HARIAN SEMESTER
GENAP
TAHUN
PELAJARAN 2016-2017
Mata
Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Satuan
Pendidikan :
SMA Negeri 57 Jakarta
Kelas/Program : X MIA dan IPS
Hari/Tanggal : Selasa, 18 April 2017
Waktu : 4 X
45 menit
MAJAS METAFORA DALAM PUISI
1.
Berikut ini yang termasuk bentuk
metafora adalah .…
A. Bagaikan pinang dibelah dua mereka
bersama
B. Lelaki itu selalu bertindak seperti
menepuk air di dulang, terciprat muka sendiri.
C. Kata-katanya tajam seperti pisau
yang terasah
D. Kembang desa itu telah tiada di
makan penghujung malam
E. Angkasa raya meniup ribuan angina
JAWABAN : D
PETUNJUK
Pahami pembentukan majas metafora!
PEMBAHASAN
Bagaikan pinang dibelah dua mereka bersama. (majas simile)
Lelaki itu selalu bertindak seperti menepuk air di dulang, terciprat muka sendiri. (majas simile)
Kata-katanya tajam seperti pisau yang terasah. (majas sinestesia)
Kembang desa itu telah tiada di makan penghujung malam. (majas metafora)
Angkasa raya meniup ribuan angin. (majas personifikasi)
Lelaki itu selalu bertindak seperti menepuk air di dulang, terciprat muka sendiri. (majas simile)
Kata-katanya tajam seperti pisau yang terasah. (majas sinestesia)
Kembang desa itu telah tiada di makan penghujung malam. (majas metafora)
Angkasa raya meniup ribuan angin. (majas personifikasi)
2.
Puisi di bawah ini yang mengandung
metafora adalah, kecuali ….
A.
Ada sepi dalam kesendirian
Menemani angin yang berujung pada semburat cahaya mentari
Tampak malu-malu di penghujung fajar
Menemani angin yang berujung pada semburat cahaya mentari
Tampak malu-malu di penghujung fajar
B.
Terkatung di samudra lepas dengan seteguk air
yang dibagi ke dalam puluhan mulut ternganga kekeringan
Hanya untuk selamatkan nyawa dan keyakinan yang kau pegang
Dari asalmu Rohingya setiap jejak adalah bahaya
Hanya untuk selamatkan nyawa dan keyakinan yang kau pegang
Dari asalmu Rohingya setiap jejak adalah bahaya
C.
Buah tangan perantauanku adalah
Cinta di bawah bayang bulan
Ketika kau menungguku sambil terlelap di bandara itu
Cinta di bawah bayang bulan
Ketika kau menungguku sambil terlelap di bandara itu
D.
Awan yang berarak seperti melukiskan kisah
perjalanan kita
Yang kadang terserak terhempas angin
Yang kadang terhimpun memberi hujan
Yang kadang terserak terhempas angin
Yang kadang terhimpun memberi hujan
E.
Jika suaraku dapat membangunkan
keingintahuanmu terhadap dunia
Dengarkanlah…dengarkan semaumu
Karena suaraku takkan habis untukmu.
Dengarkanlah…dengarkan semaumu
Karena suaraku takkan habis untukmu.
JAWABAN : A
PETUNJUK
Pastikan bahwa bentuk metafora adalah bentuk analogi secara
langsung yang sering kita dengar sebagai ungkapan!
PEMBAHASAN
Puisi yang tidak mengandung bentuk majas metafora adalah
pilihan berikut ini.
Ada sepi dalam kesendirian
Menemani angin yang berujung pada semburat cahaya mentari
Tampak malu-malu di penghujung fajar
Puisi ini lebih menekankan unsur personifikasi pada diksinya. Sementara pada opsi lain, terdapat beberapa bentuk metafora, seperti puluhan mulut ternganga kekeringan/kehausan,
frasa buah tangan/oleh-oleh, memberi hujan/kebahagiaan, dan suaraku/ilmu pengetahuan atau pelajaran.
Ada sepi dalam kesendirian
Menemani angin yang berujung pada semburat cahaya mentari
Tampak malu-malu di penghujung fajar
Puisi ini lebih menekankan unsur personifikasi pada diksinya. Sementara pada opsi lain, terdapat beberapa bentuk metafora, seperti puluhan mulut ternganga kekeringan/kehausan,
frasa buah tangan/oleh-oleh, memberi hujan/kebahagiaan, dan suaraku/ilmu pengetahuan atau pelajaran.
3.
Perhatikan
puisi di bawah ini!
Mataku matamu matakita berjauhan jauh terhempas angkasa
langit dan lelautan dalam
Mataku matamu airmata mataanak kita
Yang tertidur tanpa ayah di sampingnya
Semoga hanya malam ini saja
Karena tak seorang pun ingin darah dagingnya terlepas raga
Mataku matamu airmata mataanak kita
Yang tertidur tanpa ayah di sampingnya
Semoga hanya malam ini saja
Karena tak seorang pun ingin darah dagingnya terlepas raga
(Irfan Sulistya)
Maksud majas metafora puisi di atas adalah ….
A.
anak dan istri
B.
orang tua
C.
anak kandung
D.
cita-cita yang diharapkan
E.
suatu karier atau pekerjaan yang
sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan
JAWABAN : C
PETUNJUK
Tentukan terlebih dahulu frasa yang termasuk ke dalam
metafora lalu pahami artinya!
PEMBAHASAN
Metafora yang terdapat pada puisi di atas terletak pada
baris kelima, yaitu frasa darah daging. Ungkapan darah daging dimaknai
sebagai anak kandung.
4.
Bacalah
puisi berikut!
Hatiku … melayang jatuh
Di rumput;
Nanti dulu, biarkan aku sejenak
Terbaring di sini;
Ada yang masih ingin kupandang;
Yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adakah abadi sebelum kausapu
Tamanmu setiap pagi
Di rumput;
Nanti dulu, biarkan aku sejenak
Terbaring di sini;
Ada yang masih ingin kupandang;
Yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adakah abadi sebelum kausapu
Tamanmu setiap pagi
(Sapardi Djoko Damono)
Majas metafora yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang
puisi di atas adalah .…
A.
sebatang dahan
B.
selembar daun
C.
setetes embun
D.
debu-debu kerikil
E.
kerlip cahaya mentari
JAWABAN : B
PETUNJUK
Pahami kepaduan antarkata yang dimunculkan agar terjadi
keselarasan makna!
PEMBAHASAN
Koherensi adalah hal yang harus tercipta dalam setiap
susunan kalimat atau paragraf. Untuk menciptakan koherensi, kita dapat melihat
kohesi yang ada. Kata melayang yang muncul setelah bagian
rumpang sudah dapat menjelaskan bahwa hal yang dimaksud haruslah yang ringan
dan tipis. Dengan demikian, kata yang tepat sebagai metafora dalam puisi di
atas adalah selembar daun.
5.
Perhatikan ilustrasi berikut!
Gunung Kidul adalah tempat yang terkenal tandus dan tidak subur. Saat kemarau, matahari bersinar sangat terik dan membuat lahan-lahan sekitar kering dan rakyat kelaparan.
Bentuk puisi dengan metafora yang tepat berdasarkan
ilustrasi di atas adalah .…
A.
Kemarau Gunung Kidul adalah perampok
Yang membakar dan mencuri hasil panen kami
B.
Gunung Kidulku yang tandus
Dalam kemarau panjang
Bayang maut terhunus
Dalam kemarau panjang
Bayang maut terhunus
C.
Di Gunung Kidul;
Kemarau adalah perampok
Bersama raja siang di atas langit, ia kuras lumbung kehidupan
Kemarau adalah perampok
Bersama raja siang di atas langit, ia kuras lumbung kehidupan
D.
Kemarau meracau di Gunung Kidul
Mengacaukan banyak panen
Meletihkan perut kami yang sedari dulu tipis
Mengacaukan banyak panen
Meletihkan perut kami yang sedari dulu tipis
E.
Matahari dan kemarau
Adalah simfoni mimpi buruk di desa kami;
Gunung Kidul
Adalah simfoni mimpi buruk di desa kami;
Gunung Kidul
JAWABAN : C
PETUNJUK
Cermati bahwa setiap pemakaian diksi yang tersusun harus
menggambarkan sifat dan keadaan pada ilustrasi!
PEMBAHASAN
Ada beberapa kata penting yang dapat dijadikan sebagai bahan
pembentuk metafora, seperti Gunung Kidul, tandus, kemarau, matahari,
dan kelaparan. Dengan menggunakan kata-kata tersebut, susunan
metafora yang paling tepat dan lengkap ada pada bait berikut.
Di Gunung Kidul
Kemarau adalah perampok (membuat tandus)
Bersama raja siang (matahari) di atas langit, ia kuras lumbung kehidupan (kelaparan)
Di Gunung Kidul
Kemarau adalah perampok (membuat tandus)
Bersama raja siang (matahari) di atas langit, ia kuras lumbung kehidupan (kelaparan)
6.
Bacalah puisi berikut!
Di kota ini ada banyak tukang tambal.
Di sudut kiri jalan kau kan temui tukang
tambal ban. Tepat di depannya ada klinik
tukang tambal gigi bergelar. Di pasar sebelah
dalam kau kan bertemu tukang tambal sulam
Semua berbayar. Tapi, Berjalanlah sebelum
Matahari berpadu dengan garis langit. Kau
kan temukan Pak Dul: Tukang tambal
aspal yang kerja tanpa dibayar.
Di sudut kiri jalan kau kan temui tukang
tambal ban. Tepat di depannya ada klinik
tukang tambal gigi bergelar. Di pasar sebelah
dalam kau kan bertemu tukang tambal sulam
Semua berbayar. Tapi, Berjalanlah sebelum
Matahari berpadu dengan garis langit. Kau
kan temukan Pak Dul: Tukang tambal
aspal yang kerja tanpa dibayar.
Majas metafora yang terdapat pada puisi di atas adalah .…
A.
tukang tambal
B.
pasar sebelah dalam
C.
semua berayar
D.
matahari berpadu dengan garis langit
E.
kerja tanpa dibayar
JAWABAN : D
PETUNJUK
Pahami setiap frasa dalam opsi yang memberikan analogi
secara langsung terhadap kata lain yang dimaksud!
PEMBAHASAN
Matahari berpadu dengan garis langit adalah saat matahari
mulai terlihat di ufuk timur. Jika kita melihat dari ketinggian tertentu, ada
garis langit yang disebut dengan horizon. Ini menunjukkan bahwa frasa tersebut
bermakna waktu fajar. Dalam hal ini, frasa tersebut berbentuk metafora.
7.
Bacalah
puisi berikut!
Hujan Bulan Juni
…
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
(1989)-Sapardi Djoko Damono
Parafrase yang tepat terkait majas metafora hujan bulan
juni di atas adalah .…
A. Hujan ketika bulan Juni akan menghapus jejak-jejak kaki pada
tanah. Hujan pun mampu memberikan nutrisi pada tanah dan pohon bunga.
B. Seorang manusia harus memiliki sifat ikhlas dan rela
berkorban demi sesama. Jadilah berbesar hati dalam menahan perasaan.
C. Bulan Juni adalah bulan basah ketika hujan turun dengan
derasnya membasahi tanah dan pepohonan.
D. Akar pohon berfungsi menyerap air dari dalam tanah.
E. Hujan bulan Juni adalah hujan yang bijak dan arif karena
mampu membasahi sekitarnya.
JAWABAN : B
PETUNJUK
Untuk memahami makna suatu metafora, perhatikan perlambangan
yang muncul berdasarkan diksi yang digunakan!
PEMBAHASAN
Diksi yang digunakan dalam puisi di atas memiliki banyak
perlambangan. Dari diksi yang digunakan, ada suatu sifat yang seperti merelakan
apa yang dirasakan dan ikhlas memendam perasaan. Hal ini tampak pada dibiarkannya
yang tak terucapkan/diserap akar pohon bunga itu.
Hal ini diperkuat dengan kata bijak dan arif. Dengan demikian, mana yang mendekati hal ini ada pada opsi Seorang manusia harus memiliki sifat ikhlas dan rela berkorban demi sesama. Jadilah berbesar hati dalam menahan perasaan.
Hal ini diperkuat dengan kata bijak dan arif. Dengan demikian, mana yang mendekati hal ini ada pada opsi Seorang manusia harus memiliki sifat ikhlas dan rela berkorban demi sesama. Jadilah berbesar hati dalam menahan perasaan.
8.
Bacalah puisi berikut!
Ingin sekali kupetik
Secuil senja di pelupuk matamu
Ketika waktu menyeret kita ke arah yang berbeda
Secuil senja di pelupuk matamu
Ketika waktu menyeret kita ke arah yang berbeda
Maksud metafora secuil senja di pelupuk matamu pada baris
kedua puisi mini di atas adalah .…
A. perpisahan di waktu senja
B. cahaya senja yang terpantul di mata
C. genangan air mata
D. memori masa silam
E. perasaan cinta yang bergelora
JAWABAN : C
PETUNJUK
Pahami sifat diksi yang menjadi bagian metafora, baik dari
bentuk, warna, keadaan, ataupun kemiripan!
PEMBAHASAN
Senja menunjukkan waktu sore. Warna senja bisa jingga
ataupun merah. Jika warna merah berada pada mata, kemungkinan besar dapat
bermakna iritasi atau bisa pula menangis. Makna yang cocok tentu saja menangis.
9.
Perhatikan ilustrasi berikut!
Suatu ketika
Terjadi pertemuan antara penyair hujan dan penyair celana
Di taman kota, mereka saling menukar kata
Penyair hujan berkata, kau masih jadi penjual celana dekat kuburan?…
Terkekeh suara penyair celana sambil membalas, ya dan kau sudah ringkih masih tetap menunggu hujan? Hapuskan sendiri jejakmu, jangan suruh hujan!
Tak terasa, malam sudah mengangkangi bumi
Dua penyair itu masih di sana, kini sambil mengendus kopi.
Terjadi pertemuan antara penyair hujan dan penyair celana
Di taman kota, mereka saling menukar kata
Penyair hujan berkata, kau masih jadi penjual celana dekat kuburan?…
Terkekeh suara penyair celana sambil membalas, ya dan kau sudah ringkih masih tetap menunggu hujan? Hapuskan sendiri jejakmu, jangan suruh hujan!
Tak terasa, malam sudah mengangkangi bumi
Dua penyair itu masih di sana, kini sambil mengendus kopi.
Majas metafora pada puisi di atas terdapat pada baris .…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
JAWABAN : C
PETUNJUK
Cermati setiap konotasi yang muncul dalam puisi di atas!
PEMBAHASAN
Majas metafora yang muncul dalam puisi di atas terletak pada
baris ketiga, yaitu pada frasa menukar kata. Frasa ini dengan mudah
kita maknai sebagai percakapan atau bincang-bincang.
Dengan demikian majas metafora terdapat pada baris ke-3.
10. Berikut ini frasa/kelompok kata yang berbentuk metafora,
kecuali ....
A. buah bibir
B. tangan kanan
C. gelap gulita
D. cacing kepanasan
E. tikus senayan
JAWABAN : C
PETUNJUK
Pahami hal-hal yang bernada ungkapan dan pastikan bentuk
metafora adalah konotatif!
PEMBAHASAN
-Buah bibir (bermakna bahan pembicaraan = metafora)
-Tangan kanan (bermakna orang kepercayaan = metafora)
-Gelap gulita (bermakna sangat gelap = bukan metafora)
-Cacing kepanasan (bermakna tidak bisa diam = metafora)
-Tikus senayan (bermakna koruptor = metafora)
-Tangan kanan (bermakna orang kepercayaan = metafora)
-Gelap gulita (bermakna sangat gelap = bukan metafora)
-Cacing kepanasan (bermakna tidak bisa diam = metafora)
-Tikus senayan (bermakna koruptor = metafora)
Dengan demikian, pengecualian yang tepat adalah gelap
gulita.
Menjumpai masalah dengan konten?
(simploke).
11.
Bacalah
puisi berikut!
Buka matamu dan bangunlah
Dahului matahari dan sinarnya
Bangun dan basuh mukamu dengan wudu
Uraian sajadahmu
Jika tidak, kelak azan kan menamparmu
Karena telinga tulimu
Dahului matahari dan sinarnya
Bangun dan basuh mukamu dengan wudu
Uraian sajadahmu
Jika tidak, kelak azan kan menamparmu
Karena telinga tulimu
- baris 6
- baris 5
- baris 4
- baris 3
- baris 1
JAWABAN : B
PETUNJUK
Pahami sifat dan bentuk majas personifikasi!
PEMBAHASAN
Majas personifikai yang terdapat pada puisi di atas ada pada
baris kelima, yaitu pada klausa azan akan menamparmu. Kata kerja menampar adalah
tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. Jika kata ini disematkan ke
kata lain yang bukan manusia, seperti kata azan, hal ini akan
menciptakan personifikasi.
12. Proyek Puisi Kontemporer
Kursi diperbanyak 5.000 kursi untuk ruang tunggu yang
dikosongkan.
- aku berjanji bertemu denganmu tanpa diperbanyak
Sepatu diperbanyak 5.000 sepatu untuk jadwal perjalanan yang dikosongkan.
- kamu sudah datang sebelum aku tanpa diperbanyak
Kunci diperbanyak 5.000 koper untuk gudang yang dikosongkan dan gudang yang
dikosongkan
- kamu seperti tukang cat menungguku tanpa diperbanyak
(Afrizal Malna)
- aku berjanji bertemu denganmu tanpa diperbanyak
Sepatu diperbanyak 5.000 sepatu untuk jadwal perjalanan yang dikosongkan.
- kamu sudah datang sebelum aku tanpa diperbanyak
Kunci diperbanyak 5.000 koper untuk gudang yang dikosongkan dan gudang yang
dikosongkan
- kamu seperti tukang cat menungguku tanpa diperbanyak
(Afrizal Malna)
- epizeuksis
- anafora
- tautoles
- epistrofa
- simploke
JAWABAN : E
PETUNJUK
Cermati setiap jenis dan bentuk majas repetisi! Perhatikan
posisi setiap perulangan yang muncul!
PEMBAHASAN
Perulangan yang terjadi pada puisi di atas berada pada
posisi di awal dan akhir setiap baris. Perhatikan kata diperbanyak dan dikosongkan pada
setiap baris. Selain itu, pada baris ketiga dan terakhir, repetisi kembali
diperkuat dengan perulangan kata kamu dan diperbanyak.
Berdasarkan hal ini, jenis repetisi yang terjadi adalah simploke, yaitu
perulangan di awal dan akhir.
13. Bacalah puisi berikut!
Airmata
Oleh: Joko Pinurbo
Oleh: Joko Pinurbo
Biarkan hujan yang haus itu
.... airmata
yang mendidih
di cangkirmu.
(2012)
.... airmata
yang mendidih
di cangkirmu.
(2012)
- menyeka
- melihat
- melahap
- memandang
- mengundang
JAWABAN : C
PETUNJUK
Pahami kepaduan makna dalam tiap baris dan antarbaris dengan
melihat kata-kata yang digunakan!
PEMBAHASAN
Personifikasi pada baris pertama adalah hujan yang
haus itu. Kata kerja yang epat yang berhubungan dengan kata haus ada pada
kata melahap. Dengan demikian, kata yang tepat untuk mengisi bagian rumpang di
atas adalah melahap.
14. Bacalah puisi berikut!
Angin mulai menggosok musim gugur
Daun-daun mengering, lepas, retak
Memasuki toko musim dingin jadi jaket.
Topi (sebentar: foto selfie) sarung tangan
Penutup leher - - - - -> belum pengikut leher
- Afrizal Malna –
Daun-daun mengering, lepas, retak
Memasuki toko musim dingin jadi jaket.
Topi (sebentar: foto selfie) sarung tangan
Penutup leher - - - - -> belum pengikut leher
- Afrizal Malna –
- Angin dan musim gugur tanda daun mengering.
- Angin datang karena musim gugur.
- Angin pertanda datangnya musim gugur.
- Musim gugur pertanda datangnya angin.
- Musim gugur menciptakan angin yang membawa kekeringan.
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikan kata kerja yang membentuk personifikasinya!
PEMBAHASAN
Makna personifikasi dilihat dari tindakan yang dilekatkan
pada kata. Jika kata menggosok dilekatkan pada manusia, misalnya, manusia
menggosok-gosokkan kayu untuk membuat api, kemungkinan besar makna angin
mulai menggosok musim gugur adalah angin sebagai petanda datangnya
musim gugur.
15. Berikut ini puisi dengan repetisi epistrofa adalah ....
- Hari-hari
lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
(“Puisi Kehidupan” karya Chairil Anwar) - Jika
adalah yang harus kaulakukan
Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
Ialah yang bernama keyakinan
(“Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua pada Anaknya Berangkat Dewasa” karya Taufik Ismail) - Camkanlah
wahai anakku
Dunia itu tak punya telinga
Sekalipun kau berteriak
Ia takkan mampu mendengar
Dan hanya akan terus menerjang
Bagai sapi gila yang memamahbiakkan virusnya - Kekasihku
tinggal nama, ia hilang
Dicuri sepotong senja diam-diam, hilang
Direbut lagi oleh malam, hilang
Di suatu pagi kau kembali
Hanya untuk bilang, aku takkan pulang - Aku
bernapas dengan suaramu
dengan matamu yang bening dan dalam
Dengan segala alunan rambutmu yang sore itu tergerai
JAWABAN : D
PETUNJUK
Amati ciri majas repetisi epistrofa!
PEMBAHASAN
Repetisi epistrofa adalah majas yang melakukan perulangan
pada akhir tiap baris. Berdasarkan pemahaman ini, dapat kita lihat puisi yang
mengalami perulangan semacam itu ada pada opsi yang memperlihatkan perulangan
kata hilang.
16. Di antara puisi berikut yang mengandung majas repetisi
simploke adalah ….
- Jika,
seluruh asaku kau katakan gila
Jika, goyangnya langkahku kau anggap gila
Jika, nafasku yang kembang kempis juga kau bilang gila
Kau lebih gila mau selalu perhatikan yang gila - Tadi
aku mampir ke tubuhmu
Tapi tubuhmu sedang sepi
Dan aku tidak berani mengetuk pintunya
Jendela di luka lambungmu masih terbuka
Dan aku tidak berani melongoknya.
(Joko Pinurbo -Mampir- ) - Orang-orang
miskin di jalan,
Yang tinggal dalam selokan,
Yang kalah di dalam pergulatan,
Yang diledek oleh impian,
Janganlah mereka ditinggalkan.
(Rendra -Sajak Orang Miskin-) - Ada
suara bising di bawah tanah.
Ada suara gaduh di atas tanah.
Ada ucapan-ucapan kacau di antara rumah-rumah.
Ada tangis tak menentu di tengah sawah.
Dan, lho, ini di belakang saya
ada tentara marah-marah.
(Rendra -Sajak Mata-Mata) - Kegaduhan
suara hatimu membangunkanku
Di tengah malam pukul satu
Bulan marah dan pergi
Bintang undur diri
Angin pulang
Hanya aku yang mendekat
JAWABAN : A
PETUNJUK
Amati ciri repetisi simploke yang ada dalam puisi!
PEMBAHASAN
Repetisi simploke adalah majas yang mengalami perulangan
pada bagian awal dan akhir baris. Bentuk semacam ini tampak pada puisi berikut
ini.
Jika, seluruh asaku kau katakan gila
Jika, goyangnya langkahku kau anggap gila
Jika, nafasku yang kembang kempis juga kau bilang gila
Kau lebih gila mau selalu perhatikan yang gila
Puisi tersebut mengulang kata jika dan gila.
17. Berikut ini adalah puisi yang mengandung repetisi sekaligus
personifikasi, yaitu ….
- Dunia
membuka dunia menutup tak jadi manusia
Aku kejar ujung jalan menyebelah maut ke mana aku kejar
Dunia sendiri tanpa manusia
Berlari
Seperti perahu tak berkemudi
Terlepas dari jarak:
Beri aku orang! (Afrizal Malna -Ekstase Waktu-) - Matahari
bangkit dari sanubariku
Menyentuh permukaan samodra raya
Matahari keluar dari mulutku,
Menjadi pelangi di cakrawala
(Rendra -Sajak Matahari) - Dengan
puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
(Taufik Ismail - Dengan Puisi Aku-) - Pergilah,
jangan malu
Tak usah sungkan untuk beranjak
Dari sini
Wahai dosa - Kematianmu
adalah anugrah bagiku
Pemakamanmu akan kuhadiri dengan sukacita
Akan kubaca berkali-kali nisanmu
di sini bersemayam rasa sombong
JAWABAN : B
PETUNJUK
Cermati dengan teliti perulangan kata dan perubahan makna yang
terjadi pada puisi puisi di atas!
PEMBAHASAN
Puisi yang mengalami repetisi sekaligus personifikasi tampak
pada "Sajak Matahari" karya Rendra. Repetisi muncul atas kata matahari pada
baris pertama dan ketiga, sedangkan personifikasi muncul pada kata bangkit dan keluar yang
dilekatkan ke kata matahari.
18.
Perhatikan Puisi berikut !
LUKISAN BERWARNA
untuk Andreas dan Dorothea
Hujan beratus warna
tumpah di hamparan kanvas senja.
tumpah di hamparan kanvas senja.
Pohon-pohon ……..
sebab dari ranting-rantingnya yang sakit
kuncup jua daun-daun beratus warna.
sebab dari ranting-rantingnya yang sakit
kuncup jua daun-daun beratus warna.
Burung-burung bernyanyi riang,
terbang riuh dari dahan ke dahan
dengan sayap beratus warna.
...
(Joko Pinurbo)
terbang riuh dari dahan ke dahan
dengan sayap beratus warna.
...
(Joko Pinurbo)
Personifikasi yang tepat untuk mengisi bagian rumpang puisi
di atas adalah ....
- menangis sejadi-jadinya
- bersorak gembira
- berteriak lepas
- bermanja-manja
- terkulai lemas
JAWABAN : B
PETUNJUK
Diksi yang tepat dapat ditemukan dengan melihat koleksi
kata-kata sebelum dan sesudah.
PEMBAHASAN
Pada bait kedua baris ketiga, terdapat informasi
tentang daun-daun yang menguncup. Hal ini menunjukkan ada kehidupan
yang muncul sehingga frasa personifikasi yang tepat juga harus memberi nilai
rasa yang positif dan bahagia. Frasa yang tepat adalah bersorak gembira.
19. Berikut ini adalah puisi dengan repetisi anafora, yaitu ….
- Ketika
aku mengucapkan cinta suatu malam depan masjid
di sana aku paham hatimu berada di tempat lain ketika
Hujan perlahan turun membasahi tubuh - Suara
gemerisik dari ujung telepon
lalu kemudian sunyi
Dan hujan tiba-tiba tersemburat dari gagangnya - Gadis-gadis
muda dengan perut membuncit
Berdiri jajakan suara di perempatan lampu merah
Lalu pergi sambil merokok di temani sang pria
Yang kuduga pasangannya - Sudah
kuduga sejak lama
bahwa cinta kita akan mati
Dari suaramu yang semakin hari
Semakin pucat pasi - Di
Dada
kusimpan apa
yang kau turunkan itu
lurus ke hati
lurus ke langit
sebelah tubuhku pedih terbakar
sebelah lainnya nyaman gemerlap
entah mana
yang kelak akan abadi
2014- Toni Lesmana
JAWABAN : E
PETUNJUK
Pahami pengertian dan bentuk repetisi anafora!
PEMBAHASAN
Repetisi anafora adalah majas yang mengulang-ulang kata pada
bagian awal baris. Bentuk
seperti ini muncul pada puisi berikut ini.
seperti ini muncul pada puisi berikut ini.
Di Dada
kusimpan apa
yang kau turunkan itu
lurus ke hati
lurus ke langit
sebelah tubuhku pedih terbakar
sebelah lainnya nyaman gemerlap
entah mana
yang kelak akan abadi
2014- Toni Lesmana
Cermati kata lurus yang berulang pada baris
4 dan 5 lalu kata sebelah pada baris 6 dan 7 di setiap awal
baris.
20. Berikut ini, puisi yang mengalami bentuk personifikasi
adalah ....
- Sebutir
embun meluncur turun dari selembar daun
menetes di tanah basah sisa hujan tadi malam - Adakah
awan menyapa bumi
Ketika beribu asap knalpot kendaraan menghitamkan wajah kekasihnya?
Awan hanya bisa menangis sejadi-jadinya - Banyak
kuli-kuli tinta yang membakar tubuh mereka di atas
Bara api dosa redaksi media yang memuja harta - Air
yang mengalir jernih
sawah yang menghijau
Capung yang beterbangan
Tak lagi ada di kotaku - Ada
anak menangis dalam sepi malam
Teriakannya menggelegar menuju angkasa
Anak itu bernama hati
JAWABAN : B
PETUNJUK
Pahami makna-makna konotasi yang menimbulkan efek hidup bagi
benda-benda nonhidup/bukan manusia.
PEMBAHASAN
Puisi yang mengalami bentuk personifikasi hadir pada puisi
berikut ini.
Adakah awan menyapa bumi
Ketika beribu asap knalpot kendaraan menghitamkan wajah kekasihnya?
Awan hanya bisa menangis sejadi-jadinya
Adakah awan menyapa bumi
Ketika beribu asap knalpot kendaraan menghitamkan wajah kekasihnya?
Awan hanya bisa menangis sejadi-jadinya
Hal ini dapat dilihat dari klausa awan menyapa dan awan
hanya bisa menangis. Kata kerja tersebut hanya berlaku bagi manusia dan
jika dilekatkan pada bentuk nonmanusia, hal itu akan memunculkan bentuk
personifikasi.
Menjumpai masalah dengan konten?
21. Bacalah puisi berikut ini dengan saksama.
Perempuan yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka
Mereka ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
(”Perempuan-Perempuan Perkasa”, Hartojo Andang Djaja)
Mereka ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
(”Perempuan-Perempuan Perkasa”, Hartojo Andang Djaja)
- citraan taktil
- citraan auditif
- citraan visual
- citraan penciuman
- citraan pengecapan
JAWABAN : B
PETUNJUK
Perhatikanlah kata-kata dalam puisi yang menunjukkan
pengimajian atau pencitraan.
PEMBAHASAN
Kata-kata awal pada bait puisi menunjukkan citraan visual.
Hal tersebut dapat diketahui dengan mengimajinasikan keadaan perempuan yang
membawa bakul di pagi buta. Saat membaca bait puisi tersebut, kita dapat
membayangkan hal yang sedang kita baca.
22.
Bacalah puisi berikut ini dengan
saksama.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor tapi begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Melintas-lintas di atas air kotor tapi begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
(”Gadis Peminta-minta”, Toto Sudarto Bachtiar)
- citraan visual dan penciuman
- citraan visual dan taktil
- citraan visual dan auditif
- citraan visual
- citraan taktil
JAWABAN : B
PETUNJUK
Perhatikanlah kata-kata dalam puisi yang menunjukkan
pengimajian atau pencitraan dan menghayatinya dengan baik.
PEMBAHASAN
Saat membaca bait puisi tersebut, kita dapat membayangkan
secara visual keadaan seseorang yang sedang berjalan di atas jalan yang kotor
dengan keadaan yang kekurangan. Lalu, ada kata duka pada bait
selanjutnya yang menandakan adanya citraan taktil. Untuk memvisualisasikan,
kita juga dapat membaca judul puisi tersebut, yaitu tentang gadis
peminta-minta.
23. Berikut ini puisi yang menunjukkan citraan auditif adalah
....
- Laut
berlari mendatang
Bersua pantai landai
Memecah menghemat buih
Menarik damai tenang merata
(”Mendalam”, Armijn Pane) - Kaulah
kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu
(“Padamu Jua”, Amir Hamzah) - Gergaji
tak pernah berjanji
kepada angin
untuk mengembalikan pohon
kepada burung
(”Tentang Pohon 3”, Sapardi Djoko Damono) - Seruling
di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohon pina
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang-Tangkubanprahu
(”Tanah Kelahiran, 1”, Ramadhan K.H.) - Bukankah
surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh rimis
menyentuh arah siapa saja
(”Surat Cinta”, Goenawan Mohamad)
JAWABAN: D
PETUNJUK
Perhatikanlah kata yang menunjukkan citraan pendengaran.
PEMBAHASAN
Kata seruling menghasilkan imaji berupa
suara yang berhubungan dengan indera pendengar, begitu pula dengan tembang
menggema di dua kaki.
Menjumpai masalah dengan konten?
24. Berikut ini citraan yang ada dalam puisi, kecuali ....
- citraan gerak
- citraan visual
- citraan auditif
- citraan imaji
- citraan taktil
JAWABAN : D
PETUNJUK
Pahami atau ingatlah kembali berbagai citraan yang ada dalam
puisi.
PEMBAHASAN
Citraan imaji tidak ada dalam citraan puisi. Imaji sebutan
lain untuk citraan dan memili pengertian yang sama. Citraan merujuk pada
penggunaan alat indera dalam memahami isi puisi.
25. Citraan yang memberikan gambaran tentang sesuatu yang
sebenarnya tidak bergerak tetapi seolah-olah dapat bergerak disebut citraan
....
- citraan auditif
- citraan taktil
- citraan pengecapan
- citraan visual
- citraan gerak
JAWABAN : E
PETUNJUK
Pahami pengertian dari setiap citraan yang ada dalam puisi.
PEMBAHASAN
Citraan gerak memberikan gambaran tentang sesuatu yang
sebenarnya tidak bergerak tetapi seolah-olah dapat bergerak, misalnya embun
berdikit turun merintik.
26. Berikut ini citraan yang ada dalam puisi…
Harum madu
di mawar merah
mentari di tengah-tengah
.....
(Priangan si Jelita bagian dua dari ”Tanah Kelahiran”, Ramadhan K.H.) di mawar merah
mentari di tengah-tengah
.....
Citraan yang ada dalam puisi tersebut adalah ....
- citraan auditif
- citraan pengecapan
- citraan penciuman
- citraan taktil
- citraan gerak
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikanlah dengan saksama kata yang menunjukkan citraan
atau pengimajian dalam puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Kata awal pada puisi yaitu harum madu menunjukkan
gambaran terhadap indera penciuman. Oleh karena itu, kata tersebut memberikan
citraan penciuman dalam puisi yang memberikan kesan kepada pembaca bahwa
pembaca turut mencium harum madu di mawar merah.
27.
Perhatikan puisi berikut ….
Berikut ini citraan yang ada dalam puisi…
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinari daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinari daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau
(”Surat dari Ibu”, Asrul Sani)
Citraan yang ada pada baris puisi yang bercetak miring
adalah ....
- citraan auditif
- citraan taktil
- citraan visual
- citraan gerak
- citraan pengecapan
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikanlah dengan saksama kata-kata yang menimbulkan
citraan dalam puisi.
PEMBAHASAN
Saat membaca bait puisi dan matahari pagi menyinari
daun-daunan/dalam rimba dan padang hijau, kita dapat menggambarkan keadaan
matahari tersebut dalam pikiran. Hal itu pula menunjukkan bahwa bait tersebut
menimbulkan citraan visual.
28. Perhatikan puisi berikut
Sebelum matahari tinggi, naiklah ke mari, ke tebing daging
kami. Angin, tulang menggigil, darah masih beku dibekap waktu. Dingin, tentu
Tuan, tetapi bukankah memang dingin-- gemetar, rindu Para Pendaki?
(”Para Pendaki”, Gus tf)
Citraan yang ada pada baris puisi yang bercetak miring
adalah ....
- citraan visual
- citraan pengecapan
- citraan auditif
- citraan gerak
- citraan taktil
JAWABAN : E
PETUNJUK
Perhatikanlah susunan kata dalam puisi yang menimbulkan
citraan atau pengimajian.
PEMBAHASAN
Saat membaca bait puisi, Angin, tulang menggigil,
darah masih beku dibekap waktu/Dingin, tentu Tuan, tetapi bukankah memang
dingin-- gemetar, rindu Para Pendaki? Apa yang dapat kalian rasakan?
Kata menggigil, beku, dingin, gemetar, dan rindu dapat mewakili
citraan taktil untuk pembaca. Pembaca dapat turut merasakan dingin atau rindu
yang ditulis penyair dalam bait puisinya tersebut.
29. Berikut ini adalah beberapa fungsi citraan dalam puisi,
kecuali ....
- memberi kesan berupa gambaran atau angan kepada pembaca
- membangun suasana dan penghayatan terhadap pembaca
- membuat gambaran dalam penginderaan dan pikiran yang lebih hidup
- menyulitkan pembaca dalam menikmati puisi
- mendapatkan perhatian dari pembaca
JAWABAN : D
PETUNJUK
Pahami dan ingatlah kembali materi yang menjelaskan tentang
fungsi citraan dalam puisi.
PEMBAHASAN
Fungsi citraan dalam puisi ada 4, yaitu memberi kesan berupa
gambaran atau angan kepada pembaca, membangun suasana dan penghayatan terhadap
pembaca, membuat gambaran dalam penginderaan dan pikiran yang lebih hidup, dan
mendapatkan perhatian dari pembaca. Pembaca menjadi sulit menikmati puisi bukan
bagian dari fungsi citraan. Citraan sengaja diciptakan oleh penyair untuk
membantu pembaca turut merasakan atau menghayati isi puisinya.
30. Berikut ini adalah beberapa fungsi citraan dalam puis
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang menganga
Demi pesugihan menggenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Demi pesugihan menggenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
(”Terang Bulan di Atas Comberan”, Dicky Rivaldi)
Citraan yang terdapat pada baris puisi yang bercetak miring
adalah ....
- citraan visual
- citraan auditif
- citraan taktil
- citraan penciuman
- citraaan pengecapan
JAWABAN : E
PETUNJUK
Perhatikanlah susunan kata yang menghasilkan citraan
pengecapan.
PEMBAHASAN
Saat membaca baris puisi, Gula ditabur di atas mulut
rakyat yang menganga dan Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang
membiru, kalian dapat memperhatikan kata utama yang ada dalam puisi. Pada
puisi ini, ada kata gula dan /pil pahit. Kata-kata
tersebut menimbulkan kesan terhadap indera pengecapan. Gula yang manis dan pil
pahit adalah hal yang menunjukkan pada citraan pengecapan.
31. Perhatikan puisi berikut !
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tiada terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri, Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri, Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, o, Teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biarkan sedikit penjaga taman
Berseri di kebun Indonesia
Biarkan sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga jaman
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga jaman
Sanusi Pane, 1957
Puisi tersebut menggambarkan sosok Ki Hajar Dewantara yang
dikagumi oleh penyair. Dalam puisinya, kerendahan hati Ki Hajar Dewantara
digambarkan laksana sekuntum bunga teratai, tersembunyi kembang indah permai.
Hal itu dapat diartikan sebagai ....
- seseorang yang terkenal dalam masyarakat
- seseorang yang memiliki cita-cita demi kemajuan bangsa Indonesia
- seseorang yang memiliki gagasan dalam pendidikan
- seseorang yang tidak dikenal oleh banyak orang, diabaikan, atau tidak diminati tetapi gagasannya diterima secara umum bahkan diakui dunia
- seseorang yang selama hidupnya diabdikan kepada pemerintah
JAWABAN : D
PETUNJUK
Perhatikan dan hayatilah setiap larik puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Puisi ini ditujukan kepada Ki Hajar Dewantara dan isi puisi
ini tentu berhubungan dengannya. Pada bait pertama, kita dapat memperhatikan
gambaran penyair tentang Ki Hajar Dewantara. Ia menuliskan Dalam kebun
di tanah airku/ Tumbuh sekuntum bunga teratai/ Tersembunyi kembang indah
permai. Larik itu mengambarkan seseorang yang dikagumi oleh penyair.
Sosok tersebut laksana sekuntum bunga teratai. Sosok tersebut dapat dikatakan
indah tetapi tersembunyi. Hal ini dapat diartikan bahwa sosok ini mungkin tidak
dikenal banyak orang, atau mungkin pernah diabaikan dan dilupakan tetapi dia
memberikan pengaruh terhadap bangsa dan diakui dunia. Selain itu, kita kenal
dengan semboyannya, yaitu tut wuri handayani dalam dunia
pendidikan.
32.
Perhatikan puisi berikut…
Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata kayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata kayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus.
Berjalan terus.
(”Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini”, karya Taufiq
Ismail) .
Realitas sosial yang ingin ditunjukkan oleh puisi tersebut
adalah ....
- orang-orang yang hidup sejahtera dalam suatu negara
- orang-orang hidup damai dan layak
- orang-orang yang bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan
- orang-orang yang mengaku sebagai pemilik republik
- orang-orang yang nasibnya tidak diperhatikan oleh negara dan tidak mendapatkan kelayakan padahal sudah merdeka
JAWABAN : E
PETUNJUK
Perhatikan dan hayatilah setiap larik puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Dalam puisi tersebut, kita dapat memperhatikan larik /Kita
adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara/ Dipukul banjir, gunung api,
kutuk dan hama/ Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka/ Kita yang
tak punya kepentingan dengan seribu slogan/ Dan seribu pengeras suara yang
hampa suara. Larik tersebut dapat menunjukkan keadaan sosial yang terjadi
di Indonesia terutama keadaan rakyat masa itu. Penyair dengan tegas mengatakan
‘kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara’ dan kekuasaan saat itu
tidak memberi keadaan rakyat yang membaik. Puisi ini menjadi salah satu puisi
patriotik pada masa kekuasaan Orde Lama dan menjadi catatan penting pada masa
tersebut.
Menjumpai masalah dengan konten?
33. Perhatikan puisi berikut…
Terlahir di bangsa berbahasa sendiri,
Diapit keluarga kanan dan kiri,
Besar budiman di tanah Melayu,
Berduka suka, sertakan rayu;
Diapit keluarga kanan dan kiri,
Besar budiman di tanah Melayu,
Berduka suka, sertakan rayu;
Perasaan serikat menjadi padu,
Dalam bahasanya permai merdu,
Meratap menangis bersuka raya
dalam bahagia bala dan baya;
Dalam bahasanya permai merdu,
Meratap menangis bersuka raya
dalam bahagia bala dan baya;
Bernapas kita pemanjangkan nyawa,
Dalam bahasa sambungan jiwa
Di mana Sumatra, di situ bangsa
Di mana Perca, di sana bahasa.
Dalam bahasa sambungan jiwa
Di mana Sumatra, di situ bangsa
Di mana Perca, di sana bahasa.
Andalasku sayang, jana bejana,
Sejakkan kecil muda teruma,
Sampai mati berkalang tanah,
Lupa ke bahasa tiadakan pernah;
Ingat pemuda, Sumatra hilang,
Tiada bahasa, bangsa pun hilang.
Sejakkan kecil muda teruma,
Sampai mati berkalang tanah,
Lupa ke bahasa tiadakan pernah;
Ingat pemuda, Sumatra hilang,
Tiada bahasa, bangsa pun hilang.
(”Bahasa, Bangsa”, Mohammad Yamin)
Rasa yang ditunjukkan puisi di atas kepada pembaca adalah ….
- kebahagiaan
- cinta tanah air
- persatuan bangsa
- kesedihan
- kesepian
JAWABAN : B
PETUNJUK
Cermati kata kunci yang paling banyak.
PEMBAHASAN
Puisi tersebut menunjukkan rasa cinta tanah air dan dapat
dilihat dari salah satu lariknya, yaitu Dalam bahasa sambungan jiwa/ Di
mana Sumatra, di situ bangsa/ Di mana Perca, di sana bahasa dan larik Sampai
mati berkalang tanah/ Lupa ke bahasa tiadakan pernah/ Ingat pemuda, Sumatra
hilang/ Tiada bahasa, bangsa pun hilang. Pada bait terakhir ini, kita
dapat menyimpulkan tentang pentingnya bahasa dan sebuah bangsa.
34.
Perhatikan
puisi berikut….
Pulau Samosir
Angin bahorok
Bertiup di lereng bukit
Membawa kekeringan
Membawa kematangan
Daerah danau Toba
Lagu hidup dan kerja
Bangsa pembajak
Lemah lembut kerbau
Lagu hidup dan kerja
Bangsa pembajak
Lemah lembut kerbau
Yang memberi aku lagu
”Pulau di tengah danau”
Tandus dan setia ....
”Pulau di tengah danau”
Tandus dan setia ....
Sitor Situmorang, 1955
Isi puisi tersebut berhubungan dengan ....
- realitas sosial
- realitas masyarakat
- realitas alam
- realitas budaya
- realitas politik
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikan setiap larik atau susunan kata dalam puisi
tersebut.
PEMBAHASAN
Jika kita perhatikan puisi tersebut, kata yang membangun
puisi didominasi oleh kata-kata yang menunjukkan realitas alam, yaitu angin,
lereng, bukit, danau, dan termasuk judul puisi tersebut.
Menjumpai masalah dengan konten?
35. Perhatikan puisi berikut….
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
”Ini dari kami bertiga
pita hitam pada karangan bunga
sebab kami ikut berduka
bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi.”
pita hitam pada karangan bunga
sebab kami ikut berduka
bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi.”
Realitas sosial yang terjadi dalam puisi tersebut
menggambarkan perasaan ....
- bersuka cita
- berduka cita
- gembira riang
- ketakutan
- kebencian
JAWABAN : B
PETUNJUK
Perhatikanlah setiap larik dan imajikan tentang suasana
puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Puisi ”Karangan Bunga” ini merupakan hasil dari kepekaan
penyair terhadap suatu peristiwa yang terjadi pada tahun 1966, yaitu pada masa
Orde Lama. Seorang demonstran tertembak dan meninggal dunia. Hal ini menjadi
perhatian penyair dan membuat puisi ”Karangan Bunga”. Melalui pilihan diksi
penyair, kita menemukan kata pita hitam dan berduka.
Hal ini menunjukkan adanya rasa berduka cita dalam puisi tersebut.
36. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi penyair dalam
menciptakan puisi, kecuali ....
- keadaan realitas sosial
- kenyataan sejarah
- pengalaman hidup
- masalah kebudayaan
- kesempitan berpikir
JAWABAN : E
PETUNJUK
Kalian dapat membaca kembali materi yang telah dijelaskan
sebelumnya dan menyimpulkan berbagai hal yang mempengaruhi kepenyairan
seseorang.
PEMBAHASAN
Penyair menciptakan puisi yang pasti dipengaruhi oleh banyak
hal, di antaranya adalah keadaan sosial, kenyataan sejarah, pengalaman hidup,
masalah kebudayaan, dan sebagainya. Penyair yang memiliki kesempitan dalam
berpikir tentu tidak akan pandai menyatakan berbagai hal dalam puisi, karena
memerlukan pemilihan diksi, bunyi, lambang, dan sebagainya untuk mewujudkan
makna yang dalam untuk puisi.
37.
Perhatikan penggalan puisi berikut
ini…
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati.
...............................
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati.
...............................
(”Diponegoro”, karya Chairil Anwar)
- kegetiran
- keberanian
- patriotisme
- idealisme
- ketangguhan
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikan dan hayatilah setiap larik puisi tersebut
sehingga dapat merasakan rasa atau suasana yang hendak disampaikan oleh
penyair.
PEMBAHASAN
Puisi ”Diponegoro” merupakan salah satu puisi yang dapat
menumbuhkan rasa patriotisme pada pembaca. Hal tersebut dapat dilihat pada
setiap larik puisinya, Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali/ Pedang
di kanan, keris di kiri/ Berselempang semangat yang tak bisa mati/ Maju/ Ini
barisan tak bergenderang-berpalu/ Kepercayaan tanda menyerbu/ Sekali berarti/
Sudah itu mati. Membaca larik puisi tersebut, kita dapat merasakan rasa
kepercayaan diri dan pantang menyerah untuk melawan penjajah.
Menjumpai masalah dengan konten?
38.
Perhatikan puisi berikut….
Dua raja tengah membunuh waktu
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang mengaga
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Berjatuhan sesal
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Dan lagi-lagi rakyat termangu
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
("Terang Bulan di Atas
Comberan", Dicky Rivaldi)
- rasa sesal seseorang tentang suatu hal
- persaingan antara dua raja dalam mengadu ilmu
- rakyat diberi banyak janji manis tetapi malah mendapatkan kehidupan yang pahit
- rakyat tertunduk layu karena sejahtera
- kutukan untuk sesal dan kekuasaan
JAWABAN : C
PETUNJUK
Cermati hubungan yang dimaksud antara raja dan rakyat.
PEMBAHASAN
Pada bait pertama, kita dapat menemukan kata “raja” atau
“dua raja”. Lalu, pada bait kedua ada kata “rakyat”. Hal ini dapat diimajikan
antara pemerintah dan rakyat. Saat belum menjadi “raja”, rakyat menjadi hal
yang penting. Semua hal yang diinginkan rakyat didengarkan dan janji akan
direalisasikan seperti gula yang manis dalam mulut rakyat, tetapi setelah
menjadi “raja” mulut rakyat penuh dengan “pil pahit”. Akhirnya, rakyat hanya
termangu karena janji manis tidak pernah nyata. Rakyat tertunduk layu dengan
sesal.
39.
Perhatikan puisi berikut…
Dua raja tengah membunuh waktu
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang mengaga
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Berjatuhan sesal
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Dan lagi-lagi rakyat termangu
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
("Terang Bulan di Atas
Comberan", Dicky Rivaldi)
- rasa sesal seseorang tentang suatu hal
- persaingan antara dua raja dalam mengadu ilmu
- rakyat diberi banyak janji manis tetapi malah mendapatkan kehidupan yang pahit
- rakyat tertunduk layu karena sejahtera
- kutukan untuk sesal dan kekuasaan
JAWABAN : C
PETUNJUK
Cermati hubungan yang dimaksud antara raja dan rakyat.
PEMBAHASAN
Pada bait pertama, kita dapat menemukan kata “raja” atau
“dua raja”. Lalu, pada bait kedua ada kata “rakyat”. Hal ini dapat diimajikan
antara pemerintah dan rakyat. Saat belum menjadi “raja”, rakyat menjadi hal
yang penting. Semua hal yang diinginkan rakyat didengarkan dan janji akan
direalisasikan seperti gula yang manis dalam mulut rakyat, tetapi setelah
menjadi “raja” mulut rakyat penuh dengan “pil pahit”. Akhirnya, rakyat hanya
termangu karena janji manis tidak pernah nyata. Rakyat tertunduk layu dengan
sesal.
Menjumpai masalah dengan konten?
40.
Perhatikan ilustrasi berikut….
Orang-orang miskin di jalan/ yang tinggal di dalam selokan/
yang kalah di dalam pergulatan/ yang diledek oleh impian
..........................................................................................
Jangan kamu bilang negara kita kaya/ kerna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa/ Jangan kamu bilang dirimu kaya/ bila tetanggamu memangsa bangkai kucingnya/ Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu/ Dan perlu diusulkan/ agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda/ Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
..........................................................................................
Jangan kamu bilang negara kita kaya/ kerna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa/ Jangan kamu bilang dirimu kaya/ bila tetanggamu memangsa bangkai kucingnya/ Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu/ Dan perlu diusulkan/ agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda/ Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
(”Orang-Orang Miskin", W.S.
Rendra)
- perbedaan orang miskin dan orang kaya
- ketegangan antara tentara dan mahasiswa
- kehidupan tetangga yang kelaparan
- ketidakadilan tidak hanya berhubungan dengan rakyat kecil tetapi keadilan diberlakukan bagi setiap manusia seperti mahasiswa
- banyak orang-orang miskin di kehidupan kota
JAWABAN : D
PETUNJUK
Perhatikan dan hayatilah setiap larik puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Dalam puisi tersebut, kita dapat melihat penyair yang
mengkritik tentang pembangunan yang belum berhasil untuk rakyat. Hal itu
menimbulkan ketidakadilan yang berdampak pada rakyat kecil yang miskin,
termasuk kepada mahasiswa. Mahasiswa juga perlu diperlakukan sama dengan
manusia lainnya, yang diungkapkan penyair pada lirik dan perlu
diusulkan/ agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda/ Dan tentara
di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
41. Perhatikan puisi berikut…
Tidakkah sakal, negeriku? Muram dan liar
Negeri ombak
Laut yang diacuhkan musafir
Kerna tak tahu kapan badai keluar dari eraman
Negeri batu karang yang permai, kapal-kapal menjauhkan diri
Negeri burung-burung gagak
Yang bertelur dan bersarang di muara sungai
Unggas-unggas sebagai datang dan pergi
Tapi entah untuk apa
Nelayan-nelayan tak tahu
Negeri ombak
Laut yang diacuhkan musafir
Kerna tak tahu kapan badai keluar dari eraman
Negeri batu karang yang permai, kapal-kapal menjauhkan diri
Negeri burung-burung gagak
Yang bertelur dan bersarang di muara sungai
Unggas-unggas sebagai datang dan pergi
Tapi entah untuk apa
Nelayan-nelayan tak tahu
(”Doa untuk Indonesia”, Abdul Hadi
W.M.)
- realitas budaya
- realitas alam
- realitas sosial
- realitas masyarakat
- realitas politik
JAWABAN : B
PETUNJUK
Perhatikanlah setiap lirik puisi dan ingatlah tanda yang
ditunjukkan dalam setiap realitas puisi.
PEMBAHASAN
Puisi tersebut ditulis oleh Abdul Hadi W.M. Ia seorang
penyair Madura dan dibesarkan di daerah pesisir. Karena latar belakang inilah,
puisinya sering menggunakan kata-kata seperti, angin, laut, gelombang, pantai,
nelayan, dan sebagainya. Kita dapat melihat hal tersebut pada puisinya ”Doa
untuk Indonesia” yang didominasi oleh kata-kata yang menggambarkan realitas
alam.
nonverbal.
42. Perhatikan cuplikan puisi berikut ini!
Sebuah Jaket Berlumur Darah
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
....
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
....
(Taufik Ismail)
Aspek verbal yang perlu diperhatikan saat membacakan puisi
di atas adalah sebagai berikut, kecuali ....
A. pelafalan kata-katanya harus jelas
B. pengaturan kenyaringannya harus
tepat
C. ketepatan dalam naik-turun dan
tinggi-rendahnya suara
D. pembacaan harus dilakukan dengan
percaya diri
E. jeda antarbaris yang diberikan harus
sesuai
JAWABAN : D
PETUNJUK
Perhatikan teknik pembacaan puisi dari aspek verbal.
PEMBAHASAN
Teknik pembacaan puisi harus memperhatikan tiga aspek, yaitu
kejiwaan, verbal, dan nonverbal. Dari aspek verbal, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah artikulasi (kejelasan pengucapan), volume (kenyaringan
suara), intonasi (naik-turunnya suara), dan hentian atau jeda. Maka, hal yang
tidak termasuk ke dalam aspek verbal adalah “pembacaan harus dilakukan dengan
percaya diri”.
43. Simak puisi berikut ini!
Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah ....
- kecewa
- khidmat
- takut
- marah
- sedih
JAWABAN : B
PETUNJUK
Perhatikan suasana yang digambarkan dalam puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Teknik pembacaan puisi yang baik mampu menggambarkan suasana
puisi yang dibacakan. Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah
khidmat karena puisi di atas berisi tentang renungan seorang hamba kepada
Tuhannya.
44.
Simak cuplikan puisi berikut ini!
(Mustofa Bisri)
Isi puisi di atas adalah ....
- kasih sayang ibu
- rasa syukur pada ibu
- gambaran fisik ibu
- kelebihan ibu
- pencarian ibu
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikan isi puisi yang dibacakan di atas.
PEMBAHASAN
Pada pembacaan puisi di atas, aspek yang dapat dinilai hanya
aspek verbal, yaitu artikulasi, intonasi, volume, dan jeda. Aspek lain tidak
dapat dinilai karena pembacaan puisi hanya berupa audio (bukan visual).
45.
Simak cuplikan puisi berikut ini!
(Puisi “Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi “, Goenawan
Muhammad)
Aspek yang dapat dinilai dari pembacaan puisi di atas adalah
....
- gerak tubuh
- mimik
- artikulasi
- mental
- ekspresi
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikan aspek-aspek teknik pembacaan puisi yang muncul
pada pembacaan puisi di atas.
PEMBAHASAN
Pada pembacaan puisi di atas, aspek yang dapat dinilai hanya
aspek verbal, yaitu artikulasi, intonasi, volume, dan jeda. Aspek lain tidak
dapat dinilai karena pembacaan puisi hanya berupa audio (bukan visual).
46.
Perhatikan puisi berikut ini!
Sajak Sebatang Lisong
Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papan tulis-papan tulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papan tulis-papan tulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
(W.S. Rendra)
- marah dengan diri sendiri
- sakit hati berkepanjangan
- semangat bersuka-cita
- pilu penuh kekecewaan
- semangat penuh kemarahan
JAWABAN : E
PETUNJUK
Perhatikan isi puisi di atas dengan baik.
PEMBAHASAN
Puisi di atas berisi tentang kondisi sosial masyarakat yang
terjadi pada saat penyair hidup. Ekspresi yang tepat untuk menggambarkan
suasana puisi di atas adalah semangat penuh kemarahan.
47.
Simak pembacaan puisi berikut ini!
Isi puisi tersebut adalah ....
- nasihat
- ajakan
- perintah
- larangan
- tawaran
JAWABAN : A
PETUNJUK
Perhatikan isi puisi pada pembacaan puisi di atas.
PEMBAHASAN
Puisi di atas berjudul “Nasehat-nasehat Kecil Orang Tua pada
Anaknya yang Beranjak Dewasa” karya Taufik Ismail. Sesuai judunya, puisi
tersebut berisi mengenai nasihat atau ajaran yang harus diberikan orang tua
kepada anaknya.
48.
Perhatikan puisi berikut ini!
Le Poete Maudit
Buat Saini K.M.
Mengurung diri dalam tungku
Dibakar cinta dan rindu
Api memercik dari setiap tetes darah
Tubuhku yang luka. Dan iman pun menyala
Di tengah hamparan gurun tak bernama
Dibakar cinta dan rindu
Api memercik dari setiap tetes darah
Tubuhku yang luka. Dan iman pun menyala
Di tengah hamparan gurun tak bernama
Pasir-pasir hanyut
Dalam sujudku. Batu-batu
Tumpah
Mataku buta oleh tangis seratus tahun
....
Dalam sujudku. Batu-batu
Tumpah
Mataku buta oleh tangis seratus tahun
....
(Acep Zamzam Noor)
- takut
- syahdu
- bahagia
- sakit
- marah
JAWABAN : B
PETUNJUK
Perhatikan kata-kata yang digunakan dalam puisi di atas.
PEMBAHASAN
Pembacaan puisi yang baik harus memperhatian mimik muka
untuk menggambarkan suasana dalam puisi. Suasana yang digambarkan pada puisi di
atas adalah syahdu karena terdapat kata-kata mengurung diri, rindu, sujud, dan
tangis.
49.
Perhatikan puisi berikut ini!
(Emha Ainun Najib)
Tema puisi yang dibacakan di atas adalah ....
- kebutuhan suami istri
- indahnya pernikahan
- berbuat baik pada tetangga
- kehidupan rumah tangga
- penyesalan suami istri
JAWABAN : D
PETUNJUK
Perhatikan isi puisi yang dibacakan di atas.
PEMBAHASAN
Puisi di atas berisi pelajaran yang harus diperhatikan oleh
suami istri. Maka, tema puisi yang paling tepat adalah kehidupan rumah tangga.
50.
Perhatikan puisi berikut ini!
Sunyi
Kuketuk pintu masaku muda
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.
Kudatangi gelanggang tempat menyebung
masa bujang tempat beria
kulihat siku singgung menyinggung
aku terdiri haram disapa
masa bujang tempat beria
kulihat siku singgung menyinggung
aku terdiri haram disapa
Teruslah aku perlahan-lahan
sayu rayu hati melipur
nangislah aku tersedan-sedan
mendengarkan pujuk duka bercampur.
....
sayu rayu hati melipur
nangislah aku tersedan-sedan
mendengarkan pujuk duka bercampur.
....
(Amir Hamzah)
- bahagia
- menyesal
- marah
- kecewa
- sedih
JAWABAN : B
PETUNJUK
Perhatikan isi puisi di atas dan tentukan ekspresi yang
paling mendukung isi puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Puisi di atas berisi tentang seseorang yang ingin kembali ke
masa muda namun tidak bisa sehingga dia hanya bisa menangisi masa lalu.
Ekspresi paling tepat untuk mendukung isi puisi tersebut adalah menyesal.
51. Perhatikan puisi berikut ini…
airmataku menyungai di sela kata
airmataku yang hangat dan basah
hilang rupa di atas sajadah
diseka cahaya alifMu
airmataku yang hangat dan basah
hilang rupa di atas sajadah
diseka cahaya alifMu
(“Malam 1 Syawal”, Soni Farid Maulana)
- takut
- kacau
- sedih
- marah
- rindu
JAWABAN : C
PETUNJUK
Perhatikan setiap larik puisi tersebut.
PEMBAHASAN
Pada larik puisi terdapat frasa ‘airmataku menyungai di sela
kata’ dan pada larik selanjutnya frasa ‘airmataku’ diulang kembali. Frasa
tersebut menunjukkan adanya kesedihan yang dirasakan penyair saat berdoa kepada
Sang Pencipta.
Komentar