XII MIPA 2 PENINGKATAN KOMPETENSI RESENSI BUMI MANUSIA

 Melengkapi Resensi :

Resensi Novel Bumi Manusia

Judul                            : Bumi Manusia

Penulis                         : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit                       : Hasta Mitra

Kategori                       : Romance

Tahun Terbit               : 1980

Bumi Manusia adalah salah satu novel keren dan best seller. Sudah pernah baca? Buat kamu yang belum tahu alur ceritanya, baca dulu Sinopsis novel Bumi Manusia ini.

Sinopsis Bumi Manusia ini merangkum cerita singkat apa yang ada dalam novel. Kamu bisa tahu alur ceritanya seperti apa dan tokohnya siapa saja yang ada dalam cerita.

Namun ini hanyalah sinopsis versi saya ya. Jika ada kekurangan mohon maaf saja. Tapi saya rasa ini cukup menggambarkan detail lengkap dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Novel Bumi Manusia ini adalah salah satu novel terbaik yang menjadi salah satu novel best seller di masa nya.

Lengkapi Resensi dengan menjawab pertanyaan berikut dengan baik dan benar!

Jawaban langsung di posting komentar

A.       Buatkan Sinopsis Novel Bumi Manusia karya Pramudya Anantatur!

B.        Sebutkan Unsur Intrinsik Novel Bumi Manusia tersebut seperti :

1.     Tema

2.     Tokoh dan Penokohan

3.     Alur

4.     Latar Waktu

5.     Latar Tempat

6.     Sudut Pandang

7.     Gaya Bahasa

 

C.        Sebutkan Unsur Ekstrinsik Novel Bumi Manusia tersebut seperti :

1.     Unsur Moral

2.     Unsur Pendidikan

3.     Unsur Budaya

4.     Unsur Sosial

 

D.       Sebutkan Kelebihan & Kekurangan Novel Bumi Manusia tersebut seperti :

1.     Kelebihan Novel Bumi Manusia

2.     Kekurangan Novel Bumi Manusia

=== SELAMAT BEKERJA ===

 


Komentar

Unknown mengatakan…
Nama : Izzah Aulia Nur Risa
Kelas : XII MIPA 2
Absen : 22


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Sifaa mengatakan…

Nama:Asifa
Kelas:12 Mipa 2
No. Absen:05
A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Putri Buana Tungga Dewi Fortuna mengatakan…
Nama : Putri Buana Tungga Dewi Fortuna
Kelas : XII MIPA 2
Absen : 29


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenial.
Panji_04106 mengatakan…
Nama : Elang Bani Ibrahim Panjiwinata
Kelas : 12 MIPA 2


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
Azrina E mengatakan…
Nama : azrina agustina
Kelas : xii ipa 2

1. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi.

2. a.) penderitaan masyarakat pribumi pada masa penjajahan
b.) a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
c.) alur mundur
d.) Bumi Manusia mengambil latar pada tahun 1918 pada masa kolonial Belanda.
e.) Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
f.) Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
g.) – “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

3.) a.) Dalam novel Bumi Manusia aspek moral yang disinggung pengarang adalah aspek moral yg melekat pada individu masyarakat. Dalam hal ini tokoh-tokoh yang ada memiiki moral yang kurang baik walaupun hal tersebut
Tidak diketahui oleh orang banyak

b.) Pendidikan yang digambarkan dalam novel Bumi Manusia ialah tentang seorang anak laki- laki yang bernama Minke bersekolah di
H.B.S. Surabaya. Di sekolahnya hanya Minke siswa yang berdarah pribumi Jawa,
dan teman-teman yang lainnya sebagian
bear berdarah Belanda.

c.) Dalam novel Bumi
Manusia tokoh Minke ketika akan menikahi
Annelies, diberikan wejangan dulu sebelum
pesta perkawinan. Hal ini biasa dilakukan
oleh orang pribumi berdarah Jawa.

d.) Dalam novel Bumi
Manusia jika dilihat dari segi sosial
masyarakatnya pada jaman pergerakan
Indonesia awal abad 20.Orang dari
keturunan Belanda kehidupan sosialnya
sangat diperhatikan dari bersifat kecil
maupun besar.

3.) a.)
Setiap peristiwa ditulis selaras dan penuh arti. Pada tiap-tiap bab pun diceritakan dengan pembabakan yang gamblang meskipun sesekali terjadi perubahan point of view atau sudut pandang orang pertamanya, seperti dari Minke ke Annelise, kemudian menuju Nyai Ontosoroh.

b.) banyaknya istilah-istilah atau kaidah bahasa yang kurang familier di pikiran atau kehidupan para pembaca di zaman sekarang. Sehingga para pembacanya berkemungkinan mengalami kesukaran dalam memaknai istilah atau kaidah bahasa yang ada di dalam cerita.
Erlan Mauludi mengatakan…
Nama : Erlan Mauludi
Kelas : XII MIPA 2
Absen : 14


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa – “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Widya Astiti mengatakan…
Nama : WIDYA ASTITI
Kelas : 12 IPA 2

A. Bumi Manusia menceritakan tentang kehidupan Minke, siswa HBS sekolah menengah atas dengan pengantar bahasa Belanda. Minke merupakan satu-satunya orang Indonesia di antara siswa Belanda. Sebagai keturunan priayi, ia mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana. Ia lulus HBS dengan meraih peringkat dua di seluruh Hinia atau peringkat pertama untuk seluruh Surabaya.

B. Unsur intrinsik novel Bumi Manusia
1. Tema
Tema novel ini adalah tentang kisah percintaan seorang pemuda keturunan priyayi Jawa dengan seorang gadis keturunan Belanda dan perjuangannya di tengah pergerakan Indonesia di awal abad ke-20.

2. Tokoh dan penokohan
Minke : merupakan tokoh utama dalam novel ini, cerdas, berjiwa pribumi, keturunan priyayi, siswa HBS, baik, penyayang.

Annelies : putri dari orang belanda (Herman Mellema) dan pribumi (Nyai Ontosoroh), pendiam, manja, labil.

3. Alur
Alur cerita ini menggunakan alur keras, yaitu akhir cerita tidak dapat ditebak. Pada awal dan tengah cerita, mungkin pembaca akan berpikir cerita akan berakhir bahagia dengan pernikahan Minke dan Annelies, tetapi cerita ini diakhiri dengan perpisahan Annelies dan Minke. Annelies harus pergi ke negaranya, Belanda, sedangkan Minke tetap di Hindia sebagai seorang Pribumi.

4. Latar Waktu : Pagi, siang

5. Latar Tempat : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.

6. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama

7. Gaya Bahasa
Novel Bumi Manusia merupakan novel bergenre sejarah yang mengandung gaya bahasa metafora dan gaya bahasa personifikasi sebagai wadah ideologi.

C. Untuk ekstrinsik novel Bumi Manusia
1. Nilai moral
Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.

2. Nilai pendidikan
Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.

3. Nilai budaya
Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.

4. Nilai sosial
Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.

D. Kelebihan dan kekurangan novel Bumi Manusia
1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Nama : MUHAMMAD ZAKI AZIKRI
Kelas : XII MIPA 2
Absen :26


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa – “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
EKA VADIKA LOBERTA mengatakan…
Nama : EKA VADIKA LOBERTA
Kelas/No : XII MIPA 2/12
Hari/Tanggal : Selasa/22-11-2022



A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Anonim mengatakan…
Nama : ALITA RAHAYU
Kelas :12 MIPA 2

A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.

B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenial.
IRGI IAN FAHREZI mengatakan…
Nama : Irgi Ian Fahrezi
Kelas : XII MIPA 2

A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Nama : Zahra Nur Lestari
Kelas : XII MIPA 2

A. Sinopsis Novel Bumi Manusia

Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi.
Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.

Tulisan-tulisan nya ini pun membuatnya menjadi terkenal di kalangan masyarakat Jawa. Selain itu, berkat tulisan-tulisannya, Asisten Residen bahkan sampai mengundangnya untuk menjadi tamu kehormatan dan telah menganggap Minke  sebagai sahabat keluarga.
Waktu berlalu, MInke yang selama ini tinggal di lingkungan yang penuh privilege perlahan menyadari bahwa ia  sebenarnya berada di dalam masyarakat rasialis. Ia juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia,  termasuk keluarganya sendiri, saat itu dihadapkan pada praktik feodalisme.

Ia semakin mengerti tentang sistem rasialis tersebut setelah berinteraksi dengan masyarakat kolonial. Selain itu , berkat persahabatannya dengan Jean Marais, bekas prajurit KNIL ia juga turut  mengenali sistem kolonial dari segi lain  yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. 
Dalam novel ini, diceritakan pula bahwa MInke menjalin cinta dengan Annelies, putri Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh dan menikahinya. Sayangnya,  tidak lama setelah kematian ayah Annelies, pengadilan Amsterdam memutuskan untuk menyita seluruh harta kekayaan ayahnya yang ada di Indonesia.

Tidak hanya itu saja, .Pengadilan Belanda jika tidak mengakui perkawinan Minke dengan Annelies secara hukum karena usia Annelies yang masih dibawah umur. Hal ini pun membuat Minke dan Nyai Ontosoroh harus berjuang melawan hukum kolonial tersebut.

B) Sebutkan Unsur Intrinsik Novel Bumi Manusia tersebut seperti :

1. Tema
Penderitaan masyarakat pribumi pada masa penjajahan.

2. Tokoh dan Penokohan
penokohan dalam novel Bumi Manusia adalah Minke adalah seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan yang cerdas. Nyai Ontosoroh yaitu istri tak resmi dari Herman Mellema, Robert Mellema kakak dari Annelies Mallema, dan Annelies gadis Indo Belanda anak dari Nyai Ontosoroh dan Herman Mallema.

3. Alur
Alur yang di tahap awal megisahkan seorang Minke yang mahir menulis dan bersekolah di HBS yang dikagumi. lalu keadaan Minke yang dekat dengan keluarga Annelies dan menjadi revolusioner untuk memberontak kebudayaan Jawa yang membuat dirinya selalu berada di bawah.

Bagian akhir pengarang menggambarkan bahwa Nyai Ontosoroh sebagai wanita yang tidak memiliki kesusilaan dan membuatnya menderita sehingga Nyai berpikir bahwa untuk mengubah kemiskinan hanya dengan belajar lalu Minke dan Annelies menikah.

4. Latar Waktu
Latar waktu pada bumi manusia yaitu sekitar tahun 1898 sampai dengan tahun 1918

5. Latar Tempat
Latar tempat yang terjadi di Novel Bumi Manusia adalah di Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam novel Bumi Manusia adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.

7. Gaya Bahasa
Novel ini memiliki bahasa yang banyak menggunakan bahasa asing atau istilah-istilah asing seperti radikal yang artinya yaitu golongan liberal progresif yang menantang pemerasan kolonial dan gaya bahasa yang di gunakan pada novel ini banyak menggunakan majas depersonifikasi.
Nama : Zahra Nur Lestari
Kelas : XII MIPA 2

C. Unsur Ekstrinsik Novel Bumi Manusia :

• Unsur Moral
Melalui novelnya, penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.

• Unsur pendidikan
Pada novel ini mengisahkan tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.

• Unsur budaya
Pada novel ini menceritakan bahwa sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dahulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.

• Unsur sosial
Pada kutipan novel ini terdapat kutipan bahwa pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.

D) Sebutkan Kelebihan & Kekurangan Novel Bumi Manusia tersebut seperti :

1. Kelebihan Novel Bumi Manusia
Apabila dilihat dari penulisannya, novel Bumi Manusia sangatlah bagus. Setiap peristiwa ditulis selaras dan penuh arti. Pada setiap bab pun diceritakan dengan pembabakan yang gamblang meski sesekali terjadi perubahan sudut pandang atau sudut pandang orang pertama, seperti dari Minke ke Annelise, kemudian menuju Nyai Ontosoroh.

Namun, terlepas dari itu, pedoman tetap mudah dipahami, bahkan menambah wawasan akan pembangunan pada tiap karakter atau tokoh dalam cerita di novel ini. Dengan kata lain, kita sebagai pembaca, mampu mengetahui dan memahami dari berbagai sudut pandang si tokoh utama cerita.

Hal itu ditandai saat Nyai Ontosoroh sebagai sudut pandang orang pertama yang menjelaskan dirinya dihinakan oleh adat Jawa dan hidupnya tidak lain berdasarkan kehendak bapaknya yang harus dituruti, hingga kemudian dirinya dapat tinggal bersama orang Eropa dengan tanpa ikatan pernikahan yang sah.

2. Kekurangan Novel Bumi Manusia
Di balik semua keunggulan atau kelebihan novel yang ditulis oleh Pram ini, tentu ada sisi kelemahannya. Hal itu ditandai dengan banyaknya istilah-istilah atau kaidah bahasa yang kurang familier di pikiran atau kehidupan para pembaca di zaman sekarang.

Sehingga para pembacanya berkemungkinan mengalami kesukaran dalam memaknai istilah atau kaidah bahasa yang ada di dalam cerita. Barangkali hal itu dikarenakan novel ini menceritakan zaman kolonial Belanda.
Savira Eka mengatakan…
Nama : SAVIRA EKA WAHYU ASTUTI
Kelas : XII MIPA 2



A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Gita Eva Nurjanah mengatakan…
Nama : Gita Eva Nurjanah
Kelas : XII MIPA 2
Absen : 18
Selasa, 22 November 2022

A. Sinopsis

Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.

B. Unsur Intrinsik Novel

- Tema : penderitaan masyarakat pribumi pada masa penjajahan
- Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
- Latar Tempat: Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
- Alur
Alur cerita ini menggunakan alur keras, yaitu akhir cerita tidak dapat ditebak. Pada awal dan tengah cerita, mungkin pembaca akan berpikir cerita akan berakhir bahagia dengan pernikahan Minke dan Annelies, tetapi cerita ini diakhiri dengan perpisahan Annelies dan Minke. Annelies harus pergi ke negaranya, Belanda, sedangkan Minke tetap di Hindia sebagai seorang Pribumi.
- Latar Waktu : Pagi, siang
- Latar Tempat : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
- Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama
- Gaya Bahasa
Novel Bumi Manusia merupakan novel bergenre sejarah yang mengandung gaya bahasa metafora dan gaya bahasa personifikasi sebagai wadah ideologi.

C. Untuk ekstrinsik novel Bumi Manusia

1) Nilai moral
Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2) Nilai pendidikan
Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3) Nilai budaya
Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4) Nilai sosial
Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.

D. Kelebihan dan kekurangan novel Bumi Manusia

• Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.
• Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Anonim mengatakan…
Nama : Nadya Ulya
Kelas : 12 MIPA 2


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi
Anonim mengatakan…
Nama : Nayla Rana Zhafira
Kelas : XII MIPA 2
A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Fathika Azka Azzahra mengatakan…
Nama : Fathika Azka Azzahra
Kelas : 12 MIPA 2
Hari/tgl : Selasa, 22 November 2022


A. Sinopsis Novel Bumi Manusia

Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi.
Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.

Tulisan-tulisan nya ini pun membuatnya menjadi terkenal di kalangan masyarakat Jawa. Selain itu, berkat tulisan-tulisannya, Asisten Residen bahkan sampai mengundangnya untuk menjadi tamu kehormatan dan telah menganggap Minke  sebagai sahabat keluarga.
Waktu berlalu, MInke yang selama ini tinggal di lingkungan yang penuh privilege perlahan menyadari bahwa ia  sebenarnya berada di dalam masyarakat rasialis. Ia juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia,  termasuk keluarganya sendiri, saat itu dihadapkan pada praktik feodalisme.

Ia semakin mengerti tentang sistem rasialis tersebut setelah berinteraksi dengan masyarakat kolonial. Selain itu , berkat persahabatannya dengan Jean Marais, bekas prajurit KNIL ia juga turut  mengenali sistem kolonial dari segi lain  yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. 
Dalam novel ini, diceritakan pula bahwa MInke menjalin cinta dengan Annelies, putri Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh dan menikahinya. Sayangnya,  tidak lama setelah kematian ayah Annelies, pengadilan Amsterdam memutuskan untuk menyita seluruh harta kekayaan ayahnya yang ada di Indonesia.

Tidak hanya itu saja, .Pengadilan Belanda jika tidak mengakui perkawinan Minke dengan Annelies secara hukum karena usia Annelies yang masih dibawah umur. Hal ini pun membuat Minke dan Nyai Ontosoroh harus berjuang melawan hukum kolonial tersebut.

B) Sebutkan Unsur Intrinsik Novel Bumi Manusia tersebut seperti :

1. Tema
Penderitaan masyarakat pribumi pada masa penjajahan.

2. Tokoh dan Penokohan
penokohan dalam novel Bumi Manusia adalah Minke adalah seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan yang cerdas. Nyai Ontosoroh yaitu istri tak resmi dari Herman Mellema, Robert Mellema kakak dari Annelies Mallema, dan Annelies gadis Indo Belanda anak dari Nyai Ontosoroh dan Herman Mallema.

3. Alur
Alur yang di tahap awal megisahkan seorang Minke yang mahir menulis dan bersekolah di HBS yang dikagumi. lalu keadaan Minke yang dekat dengan keluarga Annelies dan menjadi revolusioner untuk memberontak kebudayaan Jawa yang membuat dirinya selalu berada di bawah.

Bagian akhir pengarang menggambarkan bahwa Nyai Ontosoroh sebagai wanita yang tidak memiliki kesusilaan dan membuatnya menderita sehingga Nyai berpikir bahwa untuk mengubah kemiskinan hanya dengan belajar lalu Minke dan Annelies menikah.

4. Latar Waktu
Latar waktu pada bumi manusia yaitu sekitar tahun 1898 sampai dengan tahun 1918

5. Latar Tempat
Latar tempat yang terjadi di Novel Bumi Manusia adalah di Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam novel Bumi Manusia adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.

7. Gaya Bahasa
Novel ini memiliki bahasa yang banyak menggunakan bahasa asing atau istilah-istilah asing seperti radikal yang artinya yaitu golongan liberal progresif yang menantang pemerasan kolonial dan gaya bahasa yang di gunakan pada novel ini banyak menggunakan majas depersonifikasi.
BAM 2023 mengatakan…
Nama : FITRAH SABILAL RASYID
Kelas : 12 MIPA 2


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi
Anonim mengatakan…
Nama : Halimatussadiyah D
Kelas : 12 MIPA 2

A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.

B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenial.
Fathika Azka Azzahra mengatakan…
Nama : Fathika Azka Azzahra
Kelas : 12 MIPA 2
Hari/tgl : Selasa, 22 November 2022


C. Unsur Ekstrinsik Novel Bumi Manusia :

• Unsur Moral
Melalui novelnya, penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.

• Unsur pendidikan
Pada novel ini mengisahkan tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.

• Unsur budaya
Pada novel ini menceritakan bahwa sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dahulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.

• Unsur sosial
Pada kutipan novel ini terdapat kutipan bahwa pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.

D) Sebutkan Kelebihan & Kekurangan Novel Bumi Manusia tersebut seperti :

1. Kelebihan Novel Bumi Manusia
Apabila dilihat dari penulisannya, novel Bumi Manusia sangatlah bagus. Setiap peristiwa ditulis selaras dan penuh arti. Pada setiap bab pun diceritakan dengan pembabakan yang gamblang meski sesekali terjadi perubahan sudut pandang atau sudut pandang orang pertama, seperti dari Minke ke Annelise, kemudian menuju Nyai Ontosoroh.

Namun, terlepas dari itu, pedoman tetap mudah dipahami, bahkan menambah wawasan akan pembangunan pada tiap karakter atau tokoh dalam cerita di novel ini. Dengan kata lain, kita sebagai pembaca, mampu mengetahui dan memahami dari berbagai sudut pandang si tokoh utama cerita.

Hal itu ditandai saat Nyai Ontosoroh sebagai sudut pandang orang pertama yang menjelaskan dirinya dihinakan oleh adat Jawa dan hidupnya tidak lain berdasarkan kehendak bapaknya yang harus dituruti, hingga kemudian dirinya dapat tinggal bersama orang Eropa dengan tanpa ikatan pernikahan yang sah.

2. Kekurangan Novel Bumi Manusia
Di balik semua keunggulan atau kelebihan novel yang ditulis oleh Pram ini, tentu ada sisi kelemahannya. Hal itu ditandai dengan banyaknya istilah-istilah atau kaidah bahasa yang kurang familier di pikiran atau kehidupan para pembaca di zaman sekarang.

Sehingga para pembacanya berkemungkinan mengalami kesukaran dalam memaknai istilah atau kaidah bahasa yang ada di dalam cerita. Barangkali hal itu dikarenakan novel ini menceritakan zaman kolonial Belanda.
Anonim mengatakan…


Nama : Jelita Oktaviany Tria Setiawan
Kelas : XII MIPA 2
Absen : 23


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Dinan Salsabilla mengatakan…
nama : Dinan Salsabilla
kelas : XII mipa 2
hari/tanggal : selasa,22 november 2022

A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
TRISAKTI MAELANI mengatakan…
NAMA : TRISAKTI MAELANI
KELAS : 12 MIPA 2
NO ABSEN : 36

A. Bumi Manusia menceritakan tentang kehidupan Minke, siswa HBS sekolah menengah atas dengan pengantar bahasa Belanda. Minke merupakan satu-satunya orang Indonesia di antara siswa Belanda. Sebagai keturunan priayi, ia mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana. Ia lulus HBS dengan meraih peringkat dua di seluruh Hinia atau peringkat pertama untuk seluruh Surabaya.

B. Unsur intrinsik novel Bumi Manusia
1. Tema
Tema novel ini adalah tentang kisah percintaan seorang pemuda keturunan priyayi Jawa dengan seorang gadis keturunan Belanda dan perjuangannya di tengah pergerakan Indonesia di awal abad ke-20.

2. Tokoh dan penokohan
Minke : merupakan tokoh utama dalam novel ini, cerdas, berjiwa pribumi, keturunan priyayi, siswa HBS, baik, penyayang.

Annelies : putri dari orang belanda (Herman Mellema) dan pribumi (Nyai Ontosoroh), pendiam, manja, labil.

3. Alur
Alur cerita ini menggunakan alur keras, yaitu akhir cerita tidak dapat ditebak. Pada awal dan tengah cerita, mungkin pembaca akan berpikir cerita akan berakhir bahagia dengan pernikahan Minke dan Annelies, tetapi cerita ini diakhiri dengan perpisahan Annelies dan Minke. Annelies harus pergi ke negaranya, Belanda, sedangkan Minke tetap di Hindia sebagai seorang Pribumi.

4. Latar Waktu : Pagi, siang

5. Latar Tempat : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.

6. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama

7. Gaya Bahasa
Novel Bumi Manusia merupakan novel bergenre sejarah yang mengandung gaya bahasa metafora dan gaya bahasa personifikasi sebagai wadah ideologi.

C. Untuk ekstrinsik novel Bumi Manusia
1. Nilai moral
Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.

2. Nilai pendidikan
Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.

3. Nilai budaya
Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.

4. Nilai sosial
Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.

D. Kelebihan dan kekurangan novel Bumi Manusia
1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
salwa syahbilla mengatakan…
Nama:SALWA SYAHBILLA
KELAS : 12 IPA 2

A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Unknown mengatakan…
DWI ADINDA LESTARI
KELAS XII MIPA 2
A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa – “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia
Unknown mengatakan…
Nama : RISMAH Ayu Widodo
Kelas : XII MIPA 2

A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B.
1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
• Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
• Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
• Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
• Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
• Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
• Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D.
1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.
Deva Adithya mengatakan…
Nama : Deva Adithya
Kelas : XII MIPA 2
Absen : 8


A. Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi. Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.


B. 1. Plot : novel Bumi Manusia menggunakan alur mundur, sebab dalam novel tersebut berkisah pada peristiwa kolonial Belanda.
2. Penokohan
a. Minke : seorang pemuda pribumi keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan berbakat menulis dalam bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang bergengsi di jaman itu.
b. Nyai Ontosoroh : istri tak resmi seorang Belanda.
c. Herman Mellema : suami Nyai Ontosoroh.
d. Annelies Mellema : seorang gadis Indo Belanda anak Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh alias Sanikem.
e. Robert Mellema : kakak dari Annelies Mellema.
3. Latar : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur.
4. Sudut pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.
5. Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa
Di dalam novelnya Pramoedya banyak menggunakan bahasa asing dan istilah baru. Seperti radikal yaitu golongan liberal progresif yang menentang pemerasan kolonial.
Gaya bahasa
– “Anggaplah aku sebagai telornya yang telah jatuh dari petarangan. Pecah. Bukan telor yang salah”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.
– “Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu”. Kutipan tersebut termasuk majas depersonifikasi.

C.
1. Nilai moral. Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan modern.
2. Nilai pendidikan. Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi. Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan terus belajar sambil menulis.
3. Nilai budaya. Sebelum tokoh Minke menikah dengan Annelis, dia diberi wejangan dulu sesuai dengan adat pribumi berdarah Jawa.
4. Nilai sosial. Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
5. Nilai ekonomi. Karena permasalahan ekonomi keluarga Nyai Ontosoroh, maka dia sewaktu kecil dijual oleh ayahnya untuk menjadi istri simpanan Tuan Mallema.
6. Nilai agama. Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.

D. 1. Kelebihan
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas hampir tanpa ada celah. begitu juga dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan apik dan jelas.

2. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga bahasa sulit untuk dimengerti. Yang memungkin kurang digemari oleh kaum milenia.

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS CERPEN TUKANG PIJIT KELILING

SOAL UTS 2015-2016

MENENTUKAN ISI PUISI, "TUHAN TELAH MENEGURMU"