XII MIPA 1 MENIKMATI NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK

 

Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar!

Jawaban langsung di posting komentar

1.     Menceritakan tentang apa novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk?

2.     Berlatar tempat di manakah kehidupan dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk?

3.     Novel memiliki dua unsur yang membangun berjalanan ceritanya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

a.   Apakah yang disebut unsur intrinsik ?

Dan Jelaskan bagian unsur ekstrinsik berikut.!

1)     Tema

2)     Tokoh dan Penokohan

Ø  Tokoh

Ø  Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Ø  Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis

Ø  Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Ø  Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral

3)     Plot/Alur

4)     Latar/setting

Ø  Latar Tempat

Ø  Latar Waktu

Ø  Latar Sosial

5)     Sudut Pandang / Point Of view

Ø  Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia

·     “Dia” Mahatahu

·     Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø  Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”

·     “Aku” Tokoh Utama”

·     “Aku” Tokoh Tambahan

Ø  Sudut Pandang Campuran

6)     Gaya Bahasa

Ø  Leksikal

Ø  Struktur Kalimat

Ø  Retorika

·     Pemajasan

·     Penyiasatan Struktur

·     Pencitraan

·     Kohesi

7)     Amanat

 

b.   Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?

Jalaskan bagian unsur ekstrinsik berikut!

1)     Latar Belakang Masyarakat

Ø  Ideologi Suatu Negara

Ø  Kondisi Politik Suatu Negara

Ø  Kondisi Ekonomi Negara

Ø  Kondisi Sosial Suatu Negara

2)     Latar Belakang Pengarang

Ø  Riwayat hidup pengarang

Ø  Kondisi psikologis pengarang

Ø  Aliran sastra pengarang

3)     Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel

Ø  Nilai Agama

Ø  Nilai Sosial

Ø  Nilai Moral

Ø  Nilai Budaya

 

==== SELAMAT MENGERJAKAN ====


Komentar

Raditya Danendra mengatakan…
Nama : Raditya Danendra
Kelas : 12 MIPA 1
Absen : 27

Jawaban : https://docs.google.com/document/d/1-YhfgGIvbkXA7zQaASWo3x9Q4K2Mh2Y25Hmxrd2aoN4/
Immanuel Raka Sanjaya mengatakan…
Nama : Immanuel Raka Sanjaya
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Muhammad Fathraka mengatakan…
Nama : M.Fathraka Yusuf
Kelas : 12 IPA 1

Jawaban :
https://docs.google.com/document/d/11fTAGeefRpjO3cbODPGuadzKFCvYntNIf2bMIL7y4yI/edit
Unknown mengatakan…
Nama : INDRI MARSELA
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Sylvi Indriani mengatakan…
Nama : Sylvi Indriani
Kelas: XII MIPA 1
Absen: 34


Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Unknown mengatakan…
Nama : Arshanda Putri Sri Rahayu
Kelas: XII MIPA 1
Absen: 03


a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Unknown mengatakan…
Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Anonim mengatakan…
Nama : M. Kaindra Kareef S. Djoemena
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Uut Rahayu mengatakan…
Nama : Uut Rahayu
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Uut Rahayu mengatakan…
Nama : Anissa Nadiah Suhendar
No : Absen : 02
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Nabila Putri Nur Aulia mengatakan…
Nama : Nabila Putri Nur Aulia
Kelas : XII MIPA 1

• Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

• Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

• Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

• Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

• Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

• Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

• Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
• Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

• Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

• Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
• Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

• Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

• Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Uut Rahayu mengatakan…
Nama : Selly Haryani
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Uut Rahayu mengatakan…
Nama : Putri Aulia Rahmah
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Uut Rahayu mengatakan…
Nama : Yuni Putri Nuryadi
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
Uut Rahayu mengatakan…
Nama : Yunita adelia
Kelas : XII MIPA 1

Ø Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
—Tokoh utama dalam novel ini adalah Srintil dan temannya sejak kecil, yakni Rasus.

—Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

Ø Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
—Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Srintil, Rasus, Nyi Sakarya, Sakum, Tampi, Warta, Darsun.

—Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Nyi Kartareja dan Kartareja.

Ø Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
—Tokoh statis dalam novel ini adalah Srintil.

—Tokih berkembang dalam novel ini adalah Rasus.

Ø Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
—Tokoh tipikal dalam novel ini adalah Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

—Tokoh netral dalam novel ini adalah Sakarya, sesepuh Dukuh Paruk, dan Kartareja.

3) Plot/Alur
Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4) Latar/setting

Ø Latar Tempat
Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk, di tepi kampung, makam, rumah kartareja, Desa Dawuan, Pasar Dawuan, Rumah Batu / Markas tentra, Rumah nenek Rasun, Warung lontong, Lapangan Kecamatan Dawuan, Alaswangsal, Kantor polisi.

Ø Latar Waktu
Malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

Ø Latar Sosial
Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar dukuh Paruk, desa kecil yang dituding kemiskinan dan kelaparan serta kebodohan.

5) Sudut Pandang / Point Of view
Ø Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
—“Dia” Mahatahu.
—Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
•> “Aku” Tokoh Utama"
“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”

•> “Aku” Tokoh Tambahan
"Aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.”

Ø Sudut Pandang Campuran
"Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku."

6) Gaya Bahasa
Ø Leksikal
—Rumah
—Jalan
—Minum
—Makan

Ø Struktur Kalimat
Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan.

Ø Retorika
—Pemajasan
Mengapa tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk?
—Penyiasatan Struktur
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
—Pencitraan
Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut.
—Kohesi
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka.

7) Amanat
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B) Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
Yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS CERPEN TUKANG PIJIT KELILING

SOAL UTS 2015-2016

MENENTUKAN ISI PUISI, "TUHAN TELAH MENEGURMU"