XII IPS 2 MENIKMATI NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK

 




Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar!

Jawaban langsung di posting komentar

1.     Menceritakan tentang apa novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk?

2.     Berlatar tempat di manakah kehidupan dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk?

3.     Novel memiliki dua unsur yang membangun berjalanan ceritanya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

a.   Apakah yang disebut unsur intrinsik ?

Dan Jelaskan bagian unsur ekstrinsik berikut.!

1)     Tema

2)     Tokoh dan Penokohan

Ø  Tokoh

Ø  Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Ø  Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis

Ø  Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Ø  Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral

3)     Plot/Alur

4)     Latar/setting

Ø  Latar Tempat

Ø  Latar Waktu

Ø  Latar Sosial

5)     Sudut Pandang / Point Of view

Ø  Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia

·     “Dia” Mahatahu

·     Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Ø  Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”

·     “Aku” Tokoh Utama”

·     “Aku” Tokoh Tambahan

Ø  Sudut Pandang Campuran

6)     Gaya Bahasa

Ø  Leksikal

Ø  Struktur Kalimat

Ø  Retorika

·     Pemajasan

·     Penyiasatan Struktur

·     Pencitraan

·     Kohesi

7)     Amanat

 

b.   Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?

Jalaskan bagian unsur ekstrinsik berikut!

1)     Latar Belakang Masyarakat

Ø  Ideologi Suatu Negara

Ø  Kondisi Politik Suatu Negara

Ø  Kondisi Ekonomi Negara

Ø  Kondisi Sosial Suatu Negara

2)     Latar Belakang Pengarang

Ø  Riwayat hidup pengarang

Ø  Kondisi psikologis pengarang

Ø  Aliran sastra pengarang

3)     Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel

Ø  Nilai Agama

Ø  Nilai Sosial

Ø  Nilai Moral

Ø  Nilai Budaya

 

==== SELAMAT MENGERJAKAN ====






















Komentar

Annisa Al Khoiriyah mengatakan…
Nama : ANNISA AL KHOIRIYAH
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Unknown mengatakan…
NAMA : ALITHA SULISTYO PUTRI
KELAS : 12 IPS 2
ABSEN : 04

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Maria Magdalena Merci mengatakan…
Nama : Maria Magdalena Merci
Kelas : 12 IPS 2


1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah
B.indonesia mengatakan…
Nama : Astriani Puspita Maharani
Kelas : 12 IPS 2
No. Absen : 10

1.Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Shifana Dewi Winarso mengatakan…
Nama : Shifana Dewi Winarso
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya.

2. - Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu yang terdapat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.

3. a. Unsur intrinsik adalah unsur penting yang tidak boleh dilewatkan dalam karya sastra dan merupakan unsur pembangun dari dalam cerpen
1. Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.

2. Tokoh dan penokohan
- Tokoh : Rasus, Srintil, Santayib, Istri Santayib,Warta,Sakarya,Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
- Tokoh Utama : Rasus
- Tokoh Tambahan : Srintil, Santayib, Istri Santayib,Warta,Sakarya,Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
- Tokoh Protagonis : Srintil
- Tokoh antagonis : warga Dukuh Paruk

3. Alur Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak) alur yang digunakan oleh pengarang adalah alur maju dan mundur.

4. - Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk. undefined
- Latar waktu yang terdapat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946
- Latar suasana pada novel tersebut adalah sunyi dan sepi

5. Sudut pandang orang pertama dan ketiga

6. Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
Uluk-uluk perkutut manggung
Teka saka negndi,
Teka saba tanah sabrang
Pakanmu apa
Pakanku madu tawon
Manis madu tawon,
Ora manis kaya putuku, Srintil

7. Amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah: agar kita semua mau dan mampu melihat seseorang itu tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga dari hatinya.

8. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
- Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
- Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
- Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
- Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Muhammad Rizky farensyah mengatakan…
Nama: M.rizky farensyah
Kelas : 12 IPS 2

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Unknown mengatakan…
Nama : SITI NURHALIZA
Kelas : 12 IPS 2
No absen : 34
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Anonim mengatakan…
Nama : Balqis shalah munajah
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
farsyadina mengatakan…
Nama : FARSYADINA AMIRA
Kelas : 12 IPS 2
No absen : 20
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Nama : Khairunnisa Affa Ramadhan
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
kristina florencia mengatakan…
Nama : Kristina Florencia M
Kelas : 12 IPS 2

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
shinta mengatakan…
Nama : Shinta Maharani Murti
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Desma Andina mengatakan…
Nama : Desma Andina
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Unknown mengatakan…
Nama : SUGIARTI
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Unknown mengatakan…
Nama: HANI SEKAR RINI
Kelas : 12 IPS 2
Absen : 22
Rabu,16 november 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Nama: Ardita Septia Rahma Aulia
Kelas: 12 IPS 2/09

1. Tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya.
2. Latar tempat;
Latar utama di novel ini adalah di sebuah pemukiman kecil yang terpencil yaitu Dukuh Paruk.
3. A. Unsur intrinsik novel adalah Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) PLOT/ALUR: alur mundur, alur maju dan alur campuran.
4) LATAR/SETTING:
* Latar tempat : dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah di Dukuh Paruk, di tepi kampung, di pelantaran yang membatu di bawah pohon nangka.
* Latar waktunya: yaitu sore hari, tengah malam, tengah hari, pagi, dan malam hari.
* latar suasana: yaitu ceria, terkesima, dan panik.
5) Sudut Pandang / Point Of view
Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya : -Uluk-uluk perkutut manggung, -Teka saka negndi, -Teka saba tanah sabrang, -Pakanmu apa, -Pakanku madu tawon, -Manis madu tawon, -Ora manis kaya putuku, Srintil.
7) Amanat: yang disampaikan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu agar kita semua mau dan mampu melihat seseorang itu tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga dari hatinya.
b. Apakah yang disebut unsur ekstrinsik ?
= Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah..
Dessy Putri Sihite mengatakan…
Nama: Dessy Putri S
Kelas: 12 IPS 2

1. perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya.

2. di pemukiman Dukuh Paruk

3. (Tema)
Novel ini mengangkat tema perjuangan
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Alvin Halim mengatakan…
Alvin Halim
XII IPS 2

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.
2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.
3) Alur = mundur, maju
4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.
5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil
7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

B. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita.
1) Latar belakang masyarakat
= Latar belakang novel mengangkat Dukuh Paruk, desa kecil yang dilanda kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
2) Latar belakang Pengarang
= Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam novel :
•Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
• Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
• Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
• Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah.
Christina Aprillia mengatakan…
Nama : CHRISTINA APRILLIA G
Kelas : 12 IPS 2
Rabu, 16 November 2022

1. Novel ini bercerita tentang perjalan hidup tokoh Srintil yang terpilih menjadi seorang penari ronggeng di kampungnya dan bagaimana keadaan itu mengubah jalan hidupnya dan juga kekasihnya. Dalam buku surat buat emak di tulis perjalanan hidup tokoh Rasus yang mencari gambaran emaknya dalam diri srintil.

2. Latar tempat pada novel Ronggeng Dukuh Paruk ada di pemukiman Dukuh Paruk.

3. A. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen.
1) Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat.

2) • Srintil, Rasus, Warta, Kartareja, Nyi Kartareja, Darsun, Sakum, Santayib, Istri Santayib, Dower, Sulam, Sersan Slamet, Kopral Pujo, Waras, Sentika, Nyi Sentika, Pak Bakar, Marsusi, Pak Bajus, Pak Blegur.
• Tokoh Utama = Rasus.
Tokoh pendukung = Srintil, Santayib, Istri Santayib, Warta, Sakarya, Nenek Rasus, Dower, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Sersan Slamet, Darman, dan Bajus
• Tokoh antagonis = warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya.
Tokoh protagonis = Srintil dan temannya sejak kecil.

3) Alur = mundur, maju

4) - Latar tempat = di pemukiman Dukuh Paruk.
- Latar waktu = malam hari, hampir jam dua belas malam, dan tahun 1946.
- Latar suasana = sunyi sepi.

5) Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.

6) Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
-Uluk-uluk perkutut manggung
-Teka saka negndi,
-Teka saba tanah sabrang
-Pakanmu apa
-Pakanku madu tawon
-Manis madu tawon,
-Ora manis kaya putuku, Srintil

7) Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS CERPEN TUKANG PIJIT KELILING

SOAL UTS 2015-2016

MENENTUKAN ISI PUISI, "TUHAN TELAH MENEGURMU"