ANALISIS PUISI YANG BERJUDUL,"MENUNGGU"

 

Semua dikerjakan di  Posting Komentar!

Tuliskan nama, dan kelas. Jawab pertanyaan berikut :

Menunggu

Karya: Dian Jaka Sudrajat

 

Waktu hanya menjadi sebuah penantian

Bagi kita. Berabad-abad

Menunggu jemputan takdir yang Kuasa

Untuk pertemuan

Pertemuan antara hatimu dan hatiku

Dalam cahaya kebahagiaan cinta

 

Pertanyaan sebagai berikut!

a. Apakah yang disebut tema ? Jelaskan.

b. Apakah tema puisi berjudul, “ Menunggu” tersebut di atas!

c. Bagaimanakan nilai rasa dari puisi tersebut di atas!

d. Analisis bagaimana nada dan suasana puisi yang berjudu, “Menunggu” tersbut di atas!

e. Bagaimana amanat puisi berjudul, “Menunggu” tersebut di atas!

000 SELAMAT MENGERJAKAN 000

Komentar

Anonim mengatakan…
Nama : Raditya Danendra
Kelas : X MIPA 1
Absen : 28

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Unknown mengatakan…
Nama: M. Kaindra Kareef Soerianata Djoemena
Kelas: X MIPA 1
Absen: 19

a. Apakah yang disebut tema ? Jelaskan.
Tema merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan
dalam suatu tulisan atau karya fiksi

b. Apakah tema puisi berjudul, “ Menunggu” tersebut di atas!
Kerinduan

c. Bagaimanakan nilai rasa dari puisi tersebut di atas!
Kata kata seperti: "Kita", "Menunggu", "Pertemuan", "hatimu dan hatiku",
dan "kebahagiaan cinta" memiliki nilai rasa kebersamaan
d. Analisis bagaimana nada dan suasana puisi yang berjudu, “Menunggu” tersbut
di atas!
1. Nada: Semua kata kata yang ada pada puisi ini diucapkan dengan nada
lembut
2. Suasana: Sedih karena puisi ini tentang seseorang yang menunggu
kedatangan orang lain yang sangat ia inginkan

e. Bagaimana amanat puisi berjudul, “Menunggu” tersebut di atas!
Amanat puisi ini adalah seseorang yang menunggu orang lain yang ingin dia
temui
Unknown mengatakan…
nama : Pangeran
Kelas " X MIPA 1

1. Tema merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi. Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya.

2. Religius atau ketuhanan

3. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

4. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

5. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Nama: Grace Yunike Margaretha Sitorus
Kelas: X MIPA 1 / 12

1. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari cerita dan memiliki kedudukan yang dominan sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.

Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
fitri novi mengatakan…
Nama : Fitri Novi Ardana
Kelas : X MIPA 1
Absen : 10

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Benedita Oktavia Agatha mengatakan…
Nama: Benedita Oktavia Agatha
Kelas: X MIPA 1/5


1. Tema merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi. Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya.

2. Religius atau ketuhanan

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

4. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

5. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Resti Resdiana Putri mengatakan…
Nama :Resti Resdiana Putri
Kelas :X MIPA 1

1. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari cerita dan memiliki kedudukan yang dominan sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.

Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
AHMAD ALI ADNAN mengatakan…
Nama : AHMAD ALI ADNAN
Kelas : X MIPA 1

1. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

4. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

5. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Muhammad Fathraka mengatakan…
Nama : Muhammad Fathraka Yusuf
Kelas : X MIPA 1
Absen : 20

1. Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Pada setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah pondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.
Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
adelia mengatakan…
Nama:Yunita Adelia
Kelas: X MIPA 1

1. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari cerita dan memiliki kedudukan yang dominan sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.

Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
Unknown mengatakan…
Nama : Arshanda Putri Sri Rahayu
Kelas : X MIPA 1
Absen : 2

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Uut Rahayu mengatakan…
Nama :Uut Rahayu
Kelas :X MIPA 1

1. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari cerita dan memiliki kedudukan yang dominan sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.

Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
Nama : Guenelo Alfatiyandha
Kelas : X MIPA 1
Absen : 13

1. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari cerita dan memiliki kedudukan yang dominan sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.

Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
EIS MAHARANI XA1 mengatakan…
Nama : Eis maharani
Kelas : X MIPA 1
Absen : 9

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Anissa mengatakan…
Nama: Anissa Nadiah Suhendar
Kelas: X MIPA1

Tema merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi. Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya.

2. Religius atau ketuhanan

3. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

4. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

5. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Kharisma Catur Cahyani mengatakan…
Nama : Kharisma Catur Cahyani
Kelas : X MIPA 1
Absen : 16

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Unknown mengatakan…
NAMA :INDRI MARSELA
Kelas : X MIPA 1
NO ABSEN : 15

1. Tema merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi. Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya.

2. Religius atau ketuhanan

3. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

4. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

5. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Reisya zahra mengatakan…
Nama : Reisya zahra

Kelas : X MIPA 1

Absen : 29

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Lifia cahya mengatakan…
Nama : Lifia Putri Cahyadi
Kelas : X MIPA 1

1. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari cerita dan memiliki kedudukan yang dominan sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.

Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
Sylvi Indriani mengatakan…
Nama : Sylvi Indriani
Kelas : X MIPA 1
Absen : 35

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Unknown mengatakan…
Nama : Najla Mutia Hapsrianatasya
Kelas : X MIPA 1

a. Tema merupakan dasar gagasan, ide, pokok, pikiran yang dituangkan pengarang dalam karyanya, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Suatu novel harus diawali dengan gagasan yang akan dikembangkan sebagai sebuah cerita yang utuh.

b. Religius atau ketuhanan

c. Perasaan yang peling tampak dalam puisi di atas adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah alam dunia ini.

d. Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah menjadi sebuah bahan pemikiran kita, seperti anak yang kelaparan, bencana alam dan lain-lain

e. Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
Muhammad luthfi hakim mengatakan…
Muhammad luthfi hakim
Xmipa-1


1. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari cerita dan memiliki kedudukan yang dominan sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

2. Puisi yang berjudul Sesuatu yang Menunggu memiliki tema religius.
Pada bait kedua tertulis “Menunggu jemputan takdir yang Kuasa untuk sebuah pertemuan” Penulis menafsirkan bahwa kehidupan sebenarnya adalah sebuah penantian untuk pertemuan dengan Yang Maha Kuasa, dengan kata lain, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia hanya persinggahan sementara, untuk menunggu sebuah kehidupan yang abadi. Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya.

3. Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

4. Nada penyair dalam menyampaikan isi puisi tersebut adalah sebagai seorang pencerita. Seorang pencerita yang menyadari bahwa takdir manusia adalah untuk menunggu kehidupan abadi di akhirat. Manusia tidak dapat mengelak dari kematian untuk hidup kembali di alam lain dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ada di alam dunia. Penyair ingin berbagi dan mengajak pembaca untuk selalu berharap yang terbaik untuk kehidupan abadi tersebut, yaitu surga.

Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah pembaca semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.

5. Dalam puisi yang berjudul “Menunggu” penyair ingin memberikan sebuah amanat pada pembaca agar lebih hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini,sebab segala yang diucapkan, diniatkan, dan dilakukan ada pertanggungjawabannya. Penyair mengingatkan pembaca bahwa manusia jangan terlena oleh kehidupan dunia.
Selama kita menunggu di dunia hendaklah diisi dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, sehingga menjadi sebuah jaminan agar kita bahagia nanti di kehidupan abadi.
Unknown mengatakan…
A. Apakah yang di sebut tema? Jelaskan
= Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan.

B. Apakah tema puisi berjudul "menunggu" tersebut di atas!
= Ya

C. Bagaimana kan nilai rasa dari puisi tersebut di atas!
= Sedih

D. Analisis bagaimana nada dan suasana puisi yg berjudul "menunggu" di atas!
=Perasaan yang paling tampak dalam puisi tersebut adalah sebuah arus kesadaran penyair dalam mengarungi kehidupan di dunia, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Penyair begitu menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah dunia ini.

E. Bagaimana amanat puisi berjudul "menunggu" di atas!
=Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS CERPEN TUKANG PIJIT KELILING

SOAL UTS 2015-2016

MENENTUKAN ISI PUISI, "TUHAN TELAH MENEGURMU"