CONTOH KTI 2017-2018
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
dengan Cara Mengungkapkan Pikiran dan Perasaan Melalui
Kegiatan Menulis Puisi
Siswa Kelas X IPS 2 SMAN 57 Jakarta
Disusun oleh:
Sisilia Sasta Irawan
Pembimbing:
Drs.Parmono, M.Pd.
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH
KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 57 JAKARTA
Jalan Kedoya Raya Kebon Jeruk Jakarta
Barat
Telepon / Fax. 5801665
Website :www.sma 57. sich.id – E-mail :
sma57.jkt@cbn.net.id.
Kata
Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang
Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Makalah
bahasa indonesia ini tepat waktu.
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan Makalah bahasa indonesia ini. Tanpa
dukungan dari berbagai pihak mungkin makalah ini tidak bisa selesai tepat
waktu.
Penulis menyadari makalah yang penulis buat ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan Makalah bahasa indonesia ini yang
berjudul peningkatan kemampuan menulis puisi dengan cara mengungkapkan pikiran
dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi ,dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Jakarta
, 23 Juli 2017.
Penulis
Daftar isi
Judul
Kata pengantar
Daftar isi BAB I Pendahuluan
1.1 latar belakang
1.2 tujuan.
1.3 rumusan masalah
1.4 masalah
1.5 hipotesis
1.6 sistematika penulisan
BAB II Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Cara Mengungkapkan
Pikiran dan Perasaan
2.1 Pengertian
2.2 Pemahaman
2.3 Cara menulis puisi
2.4 Hasil penelitian
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAK
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Menulis kreatif puisi merupakan
salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang harus dikuasai oleh siswa
SMA. Di dalam pelajaran Bahasa Indonesia, materi menulis kreatif puisi terdapat
pada pembelajaran yang diajarkan di kelas X yakni mengungkapkan pikiran dan
perasaan melalui kegiatan menulis puisi.
Pembelajaran menulis puisi di SMA
dilakukan dengan tujuan, meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya
sastra. Hal itu berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran,
dan daya khayal, serta kepekaan terhadap lingkungan hidup. puisi adalah
ekspresi kreatif, yaitu ekspresi dari aktivitas jiwa yang memusatkan
kesan-kesan (kondisi). Kesan-kesan dapat diperoleh melalui pengalaman dan
lingkungan. Oleh karena itu, anggapan bahwa menulis puisi sebagai aktvitas yang
sulit, seharusnya dihilangkan, khususnya siswa SMA karena rata-rata masih
berusia 14-16 tahun. Anak pada usia tersebut sudah dapat berpikir refleksif dan
menyatakan operasi mentalnya dengan symbol-simbol (Piagiat dalam Dahar Artinya,
mereka bisa mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada dirinya dalam
bentuk puisi. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang
belum mampu melaksanakan kegiatan tersebut secara optimal.
Dari hasil refleksi awal di kelas X
IPS 2 SMAN 57 diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi
masih rendah. Siswa mengalami kesulitan menuangkan pikiran dan perasaannya
dalam bentuk puisi. Kusulitan yang dihadapi siswa ditandai dengan beberapa hal
seperti kesulitan mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan
kosa kata, dan menulis puisi karena tidak terbiasa mengemukakan perasaan,
pemikiran, dan imajinasi.
Rendahnya kemampuan siswa dalam
menulis puisi tersebut disebabkan kurang efektifnya pembelajaran yang
diciptakan guru. Ketidakefektifnya itu disebabkan oleh kurang tepatnya strategi
yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Belajar yang diciptakan guru di dalam
kelas hanya sebatas memberikan informasi pengetahuan tentang sastra, dari guru
kepada siswa. Siswa kurang mendapat kesempatan untuk melakukan konstruksi
pengetahuan dan melakukan pengembangan pengetahuan itu menjadi sebuah produk
pengetahuan baru.
Kondisi demikian, hampir dihadapi
oleh guru yang mengajarkan sastra.Ada beberapa faktor yang menyebabkan
pembelajaran menulis puisi tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pertama, tidak
semua guru bahasa memiliki kegemaran terhadap materi menulis puisi. Hal ini
membuat motivasi guru dalam mengajarkan materi menulis puisi tidak muncul
sehingga ada perasaan keragu-raguan dalam mengajarkannya. Kedua, mengajarkan
menulis puisi bukan hanya berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa tetapi,
juga berhubungan dengan panggilan perasaan, norma, dan nilai-nilai estetika
dalam bentuk media bahasa. Ketiga, sikap berpikir inovatif dan kreatif yang
belum tumbuh pada guru sebagai upaya untuk mengembangkan diri.
Akibatnya, proses belajar mengajar
menulis kreatif puisi yang diciptakan monoton dan menjenuhkan. Guru belum
berfikir lebih jauh untuk mengembangkan dan menciptakan suasana belajar yang
menarik, bermakna, dan kontekstual.
Pembelajaran menulis puisi dapat
terjadi dengan efektif jika guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang
dapat memberikan peluang kapada siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif.
Strategi tersebut diharapkan dapat membuat siswa mempunyai keyakinan bahwa
dirinya mampu belajar dengan memanfaatkan potensinya secara maksimal.
Salah satu strategi pembelajaran
yang mengacu pada pembelajaran menulis puisi adalah menggunakan pendekatan
kontektual yang merupakan salah satu cara memotivasi siswa untuk menulis puisi
dengan menggunakan media sebagai model. Dengan media dapat juga digunakan
sebagai sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada
para siswa. kehadiran media dalam pembelajaran tidak mungkin diabaikan.
kehadiran media sangat penting terutama dalam menyajikan model kompetensi
target yang ingin dicapai.
Pada awalnya, guru bertindak sebagai pemancing
dengan menggunakan teknik pancingan impresif untuk merangsang siswa sehingga
mampu menulis puisi dengan kebebasan sesuai dengan kemampuannya.
1.2
tujuan
Tujuan penelitian ini ingin
mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi kelas X IPS 2 SMAN 57
Jakarta dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui puisi
Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan apakah dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan dapat:
。Meningkatan kamampuan memahami pilihan
kata atau diksi dalam menulis puisi.
。meningkatan kemampuan memahami rima
dalam penulisan puisi.
。meningkatan kemampuan memahami bait
dalam penulisan puisi.
。meningkatan kemampuan memahami tipografi
dalam menulis puisi.
。Kegunaan Penelitian
Penelitian ini
diharapkan memberikan motivasi kepada:
1) Guru dalam
memotivasi pembelajaran menulis pusi.
2) Siswa, dalam
meningkatkan kompetensi pembelajaran menulis puisi
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah
yang diangkat dalam penelitian ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
- Apakah dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa X IPS 2 SMA Negeri 57 Jakarta?”
- Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan ?
- Mengapa peningkatan kemampuan menulis puisi dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan ?
- Apakah peningkatan kemampuan menulis puisi mampu dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan ?
1.4 Masalah
Semakin sedikit nya minat siswa
kelas X IPS 2 SMAN 57 Jakarta dalam menulis puisi. Dengan ada nya cara
mengungkapkan pikiran dan perasaan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi
siswa X IPS 2 SMAN 57 Jakarta. Apakah peningkatan kemampuan
menulis puisi dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan ?
1.5
Hipotesis
Ada peningkatan kemampuan
menulis puisi dengan cara mengungkapkan pikiran dan
perasaan siswa
kelas X IPS 2 SMA Negeri 57 Jakarta Tahun Pelajaran 2016-2017
1.6 Sistematika penulisan
。Pemilihan
tema/judul yang sederhana
。Menggunakan
gaya bahasa atau majas
。Pengulangan
kata dalam puisi
。Mengisahkan
atau menceritakan sesuatu
。Berjalan sesuai alur yang diceritakan
。Curahkan
segala isi pikiran dan perasaan kamu
BAB
II
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
dengan Cara Mengungkapkan Pikiran dan Perasaan
2.1 Pengertian peningkatan kemampuan menulis puisi
dengan cara mengungkapkan pikirandan perasaan
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa
Yunani poeima yang berarti membuat atau poeisis yang berarti pembuatan.
Puisi diartikan sebagai usaha membuat atau pembuatan karena lewat puisi pada
dasarnya seorang telah mencapai sesuatu dunia sendiri, yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana-suasana baik secara fisik maupun batin. Puisi
adalah salah satu bentuk karya sastra.
Puisi disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa lewat penataan bunyi,irama dan pilihan
kata dengan makna khusus.
a. Tema
Tema adalah pokok persoalan atau
pokok yang mendasari terbentuknya sebuah puisi. Pokok persoalan itulah yang
hendak disampaikan kepada pembaca.
b. Diksi
Diksi berfungsi untuk mendapatkan
kepadatan dan intensitas serta untuk mendapat kesenangan dengan sarana puitis
yang lain.Melalui diksi yang baik penyair dapat mecurahkan perasaan dan isi
pikiran dengan ekspresi yang dapat menjelaskan pengalaman jiwa.Diksi atau
pilihan kata mempunyai peranan yang penting untuk mencapai keefektifan dalam
menulis puisi karena kata-kata dalam puisi sangat menentukan makna, serta
memiliki efek terhadap pembacanya.
c. Imajinasi
Pengimajinasian merupakan kata atau susunan
kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensor, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan.
d. Bait
Bait merupakan kesatuan larik atau
baris yang berbeda dalam rangka mendukung kesatuan pokok pikiran, terpisah dari
kelompok larik atau baris.
e. Tipografi
Tipografi merupakan cara penulisan
suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk terentu yang dapat diamati
secara visual.
f. Bunyi
Bunyi adalah sesuatu yang sangat penting dalam
sajak karena bunyi memberikan efek dan kesan tersendiri.
g. Rima
Rima adalah bunyi yang berselang atau
berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik-larik puisi.
2.2 Pemahaman
Dalam sebuah puisi pasti ada
mengandung makna-makna tertentu.untuk mempermudah dalam menulis puisi buatlah
tema yang ada dalam pikiran /perasaan yang sedang dialami.contohnya:jika
seseorang sedang marah ia dapat membuat puisi dengan tema yang emosional,untuk
memberitahu kepada orang bahwa ia sedang marah.
2.3 Cara menulis puisi
a. memilih tema yang tepat
b. memilih kata yang tepat
c. membangun suasana
d. gaya penulisan/gaya bahasa
e. menuangkan semua perasaan dalam sebuah
tulisan
2.4 Hasil penelitian
Adanya peningkatan kemampuan
menulis puisi dengan cara mengungkapkan pikiran dan perasaan siswa kelas X IPS
2 SMAN 57 Jakarta
BAB III
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan
cara mengungkapkan pikiran dan perasaan
pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis puisi
di kelas X IPS 2 SMAN 57 Jakarta, maka penulis menyimpulkan bahwa kemampuan
menulis puisi siswa meningkat daripada sebelum nya.
Pengungkapan pikiran dan
perasaan yang dikombinasikan dengan
metode mengajar yang menarik dan menggunakan media membuat prestasi belajar
siswa meningkat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kemauan siswa dalam
belajar menulis puisi yang pada awalnya siswa banyak tidak menyukai pelajaran
menulis puisi. Keberhasilan pembelajaran puisi ini sangat didukung dengan
diterapkannya pengungkapan pikiran dan perasaan terkhusus dengan menyediakannya
media gambar maupun media dalam bentuk model puisi serta diterapkannya metode diskusi dalam
masyarakat belajar menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif dalam menulis
puisi.
Demikianlah makalah yang saya buat
semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang
yang membaca makalah ini. tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang saya peroleh
hubungannya dengan makalah ini Dan saya mohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1992, HyperchemTM Release 3
for Windows : Manual, Autodesk Inc., Tulsa.
Boyce, W., and Diprima, R., 1977, Elementary
Differential Equations and Boundary
Value Problems, 3rd ed., Wiley, New York.
Bourbaki, N., 1966, Elements of
Mathematics: General Topology, PartI, Addison-
Wesley Publishing Company, Paris.
Bowers, JR. N. L., Gerber, H.U., Hickman, J.C.,
Jones, D.A., and Nesbitt, C.J., 1997,
Komentar