UH. RABU, 19 APRIL 2017
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 57 JAKARTA
Jalan Kedoya Raya Kebon Jeruk Jakarta Barat Telepon / Fax. 5801665
Website :www.sma 57. sich.id – E-mail : sma57.jkt@cbn.net.id.
ULANGAN HARIAN
SEMESTER GENAP
TAHUN
PELAJARAN 2016-2017
Mata
Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Satuan
Pendidikan :
SMA Negeri 57 Jakarta
Kelas/Program : X MIA dan IPS
Hari/Tanggal : Rabu, 19 April 2017
Waktu : 4 X
45 menit
Guru Mata Pelajaran : Drs. Parmono, M.Pd.
IDENTIFIKASI MAKSUD PUISI
1. Perhatikan puisi
berikut ini !
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga
sebelum hari bermula dalam pesta kerja
dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga
sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
ke manakah mereka?
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota
ke manakah mereka?
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka?
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa.
siapakah mereka?
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa.
(”Perempuan-perempuan Perkasa",
Hartojo Andangjaya)
Puisi tersebut menggambarkan tentang keadaan ....
- penderitaan perempuan-perempuan desa
- kegelisahan perempuan-perempuan desa
- ketangguhan perempuan-perempuan desa yang mengadu nasib di kota
- ketegangan perempuan-perempuan desa yang menuju kota
- keberhasilan perempuan-perempuan desa yang bertahan hidup di kota
2. Perhatikan
puisi berikut ini !
Yang kami minta hanyalah bendungan saja
Penawar musim kemarau dan tangkal bahaya banjir
Tentu Bapa sudah melihat gambarnya di koran kota
Tatkala semua orang bersedih sekadarnya
Penawar musim kemarau dan tangkal bahaya banjir
Tentu Bapa sudah melihat gambarnya di koran kota
Tatkala semua orang bersedih sekadarnya
Dan kaki langit ke kaki langit air membusa
Dari tahun ke tahun ia datang melanda
Sejak dari tumit, ke paha lalu lewat kepala
Menyeret semua
Dari tahun ke tahun ia datang melanda
Sejak dari tumit, ke paha lalu lewat kepala
Menyeret semua
................................................................
................................................................
................................................................
Yang kami minta adalah sebuah bendungan saja
Tidak tugu atau tempat main bola
Yang mancur warna-warni
Tidak tugu atau tempat main bola
Yang mancur warna-warni
Kirimkan kapur dan semen. Insinyur ahli
Lupakan tersianya sedekah berjuta-juta
Yang tak sampai kepada kami
Lupakan tersianya sedekah berjuta-juta
Yang tak sampai kepada kami
Bertahun-tahun kita merdeka, Bapa
Yang kami minta hanya sebuah bendungan saja
Kabulkanlah kiranya
Yang kami minta hanya sebuah bendungan saja
Kabulkanlah kiranya
(”Yang Kami Minta Hanyalah”, Taufiq
Ismail)
Maksud yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca dalam
penggalan puisi tersebut adalah ....
- agar pemimpin negara dapat membela rakyatnya
- agar pemimpin negara dapat mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari rakyat
- agar pemimpin negara dapat mengambil uang rakyat
- agar pemimpin negara memikirkan kebutuhan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak, yaitu kehidupan rakyat
- agar pemimpin mampu membuat tugu dan tempat main bola untuk rakyat
3. Larik puisi berikut yang memiliki makna penyesalan adalah
....
- Jika kapalmu telah marapat ke tepi. Kita akan bercerita
- Tuhanku. Aku mengembara di negeri asing
- Angin gunung turun merembes ke hutan, lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas
- Beta bertanam bunga cempaka. Di tengah halaman tanah pusaka
- Aku lalai di hari pagi, beta lengah di pagi hari, kini hidup meracun hati
4. Perhatikan puisi
berikut ini!
Rakyat ialah kita
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
di bumi di tanah tercinta
jutaan tangan mengayun bersama
membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
menaikkan layar menebar jala
meraba kelam di tambang logam dan batu bara
Rakyat ialah tangan yang bekerja
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
di bumi di tanah tercinta
jutaan tangan mengayun bersama
membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
menaikkan layar menebar jala
meraba kelam di tambang logam dan batu bara
Rakyat ialah tangan yang bekerja
........................................................
........................................................
........................................................
Rakyat ialah kita
darah di tubuh bangsa
debar sepanjang masa
darah di tubuh bangsa
debar sepanjang masa
(”Rakyat”, Hartoyo Andangjaya)
Secara tidak langsung, puisi tersebut ditujukan untuk
pemimpin negara. Hal yang ingin disampaikan dalam penggalan puisi tersebut bagi
para pemimpin negara adalah ....
- Rakyat berhak memilih pemimpin negara.
- Rakyat berhak melakukan demonstrasi jika ada yang tidak sesuai dalam pemerintahan.
- Rakyat dipilih oleh pemimpin negara.
- Rakyat yang memiliki suara dan kehendaknya sendiri dapat menjadi pedoman langkah dan kebijaksanaan bagi para pemimpin negara.
- Rakyat dan pemerintahan bekerja sama dalam menentukan aturan kerja.
5. Perhatikan puisi
berikut ini !
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
(”Gadis Peminta-minta”, Toto Sudarto
Bachtiar)
Puisi tersebut ingin menyampaikan hal-hal berikut, kecuali
....
- Kemanusiaan adalah hal yang harus diperjuangkan.
- Kita tidak boleh membedakan martabat manusia.
- Keadaan realitas dalam kehidupan masyarakat kota.
- Kita dapat hidup dengan merendahkan kedudukan orang lain.
- Kita tidak dapat membedakan manusia dengan melihat kekayaan, pangkat, dan kedudukannya.
6. Perhatikan puisi
berikut ini!
aku hidup untukMu, jadikanlah aku milikMu
sebagaimana kekasihMu yang salawat dan salam
terus mengalir kepadanya. Cinta yang menyala
di dadaku tak bisa lagi berkata-kata saat airmata
sebagaimana kekasihMu yang salawat dan salam
terus mengalir kepadanya. Cinta yang menyala
di dadaku tak bisa lagi berkata-kata saat airmata
mengalir deras di Raudhah, mengalirkan kalbuku
yang hitam pekat ke arah kiblat. Jadikan aku milikMu
walau rupaku sebutir pasir yang hangus dibakar api
yang tergolek di gersang gurun kehidupan di bumi
yang hitam pekat ke arah kiblat. Jadikan aku milikMu
walau rupaku sebutir pasir yang hangus dibakar api
yang tergolek di gersang gurun kehidupan di bumi
(”Di Masjid Nabawi”, Soni Farid
Maulana)
Penggalan puisi tersebut mengungkap rasa ....
- percintaan
- harapan
- ketakutan
- penasaran
- kesengsaraan
7. Hal-hal yang perlu
pembaca perhatikan dalam menelaah dan memahami maksud puisi adalah
kecuali.....
- menelaah unsur-unsur puisi
- latar belakang penyair
- kenyataan sejarah yang dialami oleh penyair
- melakukan sintesis dan interpretasi
- memahami tokoh cerita
8. Perhatikan puisi
berikut !
Gergaji tak pernah berjanji
kepada angin
untuk mengembalikan pohon
kepada burung
kepada angin
untuk mengembalikan pohon
kepada burung
(”Tentang Pohon 3”, Sapardi Djoko
Damono)
Puisi tersebut ingin menyampaikan hal-hal berikut, kecuali
....
- Hutan adalah kehidupan alam yang sangat penting.
- Kita harus menjaga lingkungan hidup dengan baik.
- Saat pengusaha hutan menebang pohon, perlu dilakukan usaha pengembalian hutan seperti sediakala.
- Karena hutan rusak, banyak hewan yang kehilangan rumahnya.
- Kita dapat menebang hutan tanpa memikirkan keseimbangan alam.
9. Perhatikan puisi
berikut ini!
Di lereng gunung lembah menghijau
Air terjun menghimbau-himbau
Meraih beta melipur risau
Turut hasrat hendak menjangkau
Air terjun menghimbau-himbau
Meraih beta melipur risau
Turut hasrat hendak menjangkau
(”Cisarua”, Dali S. Naga)
Kehidupan yang tergambar dalam penggalan puisi tersebut
adalah ....
- perkotaan
- pedesaan
- pantai
- pinggiran
- ibu kota
10. Perhatikan puisi berikut ini…
airmataku menyungai di sela kata
airmataku yang hangat dan basah
hilang rupa di atas sajadah
diseka cahaya alifMu
airmataku yang hangat dan basah
hilang rupa di atas sajadah
diseka cahaya alifMu
(“Malam 1 Syawal”, Soni Farid Maulana)
Perasaan yang digambarkan dalam penggalan puisi tersebut
adalah ....
- takut
- kacau
- sedih
- marah
- rindu
11. Berikut ini
frasa/kelompok kata yang berbentuk metafora, kecuali ....
A. buah bibir
B. tangan kanan
C. gelap gulita
D. cacing kepanasan
E. tikus senayan
12. Bacalah puisi berikut!
Buka matamu dan bangunlah
Dahului matahari dan sinarnya
Bangun dan basuh mukamu dengan wudu
Uraian sajadahmu
Jika tidak, kelak azan kan menamparmu
Karena telinga tulimu
Dahului matahari dan sinarnya
Bangun dan basuh mukamu dengan wudu
Uraian sajadahmu
Jika tidak, kelak azan kan menamparmu
Karena telinga tulimu
Majas personifikasi terdapat pada baris ....
- baris 6
- baris 5
- baris 4
- baris 3
- baris 1
13. Proyek Puisi Kontemporer
Kursi diperbanyak 5.000 kursi untuk ruang tunggu yang
dikosongkan.
- aku berjanji bertemu denganmu tanpa diperbanyak
Sepatu diperbanyak 5.000 sepatu untuk jadwal perjalanan yang dikosongkan.
- kamu sudah datang sebelum aku tanpa diperbanyak
Kunci diperbanyak 5.000 koper untuk gudang yang dikosongkan dan gudang yang
dikosongkan
- kamu seperti tukang cat menungguku tanpa diperbanyak
(Afrizal Malna)
- aku berjanji bertemu denganmu tanpa diperbanyak
Sepatu diperbanyak 5.000 sepatu untuk jadwal perjalanan yang dikosongkan.
- kamu sudah datang sebelum aku tanpa diperbanyak
Kunci diperbanyak 5.000 koper untuk gudang yang dikosongkan dan gudang yang
dikosongkan
- kamu seperti tukang cat menungguku tanpa diperbanyak
(Afrizal Malna)
Jenis repetisi pada puisi di atas adalah ....
- epizeuksis
- anafora
- tautoles
- epistrofa
- simploke
14. Bacalah puisi berikut!
Airmata
Oleh: Joko Pinurbo
Oleh: Joko Pinurbo
Biarkan hujan yang haus itu
.... airmata
yang mendidih
di cangkirmu.
(2012)
.... airmata
yang mendidih
di cangkirmu.
(2012)
Personifikasi yang tepat untuk bagian rumpang puisi di atas
adalah ....
- menyeka
- melihat
- melahap
- memandang
- mengundang
15. Bacalah puisi berikut!
Angin mulai menggosok musim gugur
Daun-daun mengering, lepas, retak
Memasuki toko musim dingin jadi jaket.
Topi (sebentar: foto selfie) sarung tangan
Penutup leher - - - - -> belum pengikut leher
- Afrizal Malna –
Daun-daun mengering, lepas, retak
Memasuki toko musim dingin jadi jaket.
Topi (sebentar: foto selfie) sarung tangan
Penutup leher - - - - -> belum pengikut leher
- Afrizal Malna –
Makna personifikasi pada baris pertama puisi tersebut adalah
….
- Angin dan musim gugur tanda daun mengering.
- Angin datang karena musim gugur.
- Angin pertanda datangnya musim gugur.
- Musim gugur pertanda datangnya angin.
- Musim gugur menciptakan angin yang membawa kekeringan.
16. Berikut ini puisi dengan repetisi epistrofa adalah ....
- Hari-hari
lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
(“Puisi Kehidupan” karya Chairil Anwar) - Jika
adalah yang harus kaulakukan
Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
Ialah yang bernama keyakinan
(“Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua pada Anaknya Berangkat Dewasa” karya Taufik Ismail) - Camkanlah
wahai anakku
Dunia itu tak punya telinga
Sekalipun kau berteriak
Ia takkan mampu mendengar
Dan hanya akan terus menerjang
Bagai sapi gila yang memamahbiakkan virusnya - Kekasihku
tinggal nama, ia hilang
Dicuri sepotong senja diam-diam, hilang
Direbut lagi oleh malam, hilang
Di suatu pagi kau kembali
Hanya untuk bilang, aku takkan pulang - Aku
bernapas dengan suaramu
dengan matamu yang bening dan dalam
Dengan segala alunan rambutmu yang sore itu tergerai
17. Di antara puisi berikut yang mengandung majas repetisi
simploke adalah ….
- Jika,
seluruh asaku kau katakan gila
Jika, goyangnya langkahku kau anggap gila
Jika, nafasku yang kembang kempis juga kau bilang gila
Kau lebih gila mau selalu perhatikan yang gila - Tadi
aku mampir ke tubuhmu
Tapi tubuhmu sedang sepi
Dan aku tidak berani mengetuk pintunya
Jendela di luka lambungmu masih terbuka
Dan aku tidak berani melongoknya.
(Joko Pinurbo -Mampir- ) - Orang-orang
miskin di jalan,
Yang tinggal dalam selokan,
Yang kalah di dalam pergulatan,
Yang diledek oleh impian,
Janganlah mereka ditinggalkan.
(Rendra -Sajak Orang Miskin-) - Ada
suara bising di bawah tanah.
Ada suara gaduh di atas tanah.
Ada ucapan-ucapan kacau di antara rumah-rumah.
Ada tangis tak menentu di tengah sawah.
Dan, lho, ini di belakang saya
ada tentara marah-marah.
(Rendra -Sajak Mata-Mata) - Kegaduhan
suara hatimu membangunkanku
Di tengah malam pukul satu
Bulan marah dan pergi
Bintang undur diri
Angin pulang
Hanya aku yang mendekat
18. Berikut ini adalah puisi yang mengandung repetisi sekaligus
personifikasi, yaitu ….
- Dunia
membuka dunia menutup tak jadi manusia
Aku kejar ujung jalan menyebelah maut ke mana aku kejar
Dunia sendiri tanpa manusia
Berlari
Seperti perahu tak berkemudi
Terlepas dari jarak:
Beri aku orang! (Afrizal Malna -Ekstase Waktu-) - Matahari
bangkit dari sanubariku
Menyentuh permukaan samodra raya
Matahari keluar dari mulutku,
Menjadi pelangi di cakrawala
(Rendra -Sajak Matahari) - Dengan
puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
(Taufik Ismail - Dengan Puisi Aku-) - Pergilah,
jangan malu
Tak usah sungkan untuk beranjak
Dari sini
Wahai dosa - Kematianmu
adalah anugrah bagiku
Pemakamanmu akan kuhadiri dengan sukacita
Akan kubaca berkali-kali nisanmu
di sini bersemayam rasa sombong
19. Perhatikan Puisi berikut !
LUKISAN BERWARNA
untuk Andreas dan Dorothea
Hujan beratus warna
tumpah di hamparan kanvas senja.
tumpah di hamparan kanvas senja.
Pohon-pohon ……..
sebab dari ranting-rantingnya yang sakit
kuncup jua daun-daun beratus warna.
sebab dari ranting-rantingnya yang sakit
kuncup jua daun-daun beratus warna.
Burung-burung bernyanyi riang,
terbang riuh dari dahan ke dahan
dengan sayap beratus warna.
...
(Joko Pinurbo)
terbang riuh dari dahan ke dahan
dengan sayap beratus warna.
...
(Joko Pinurbo)
Personifikasi yang tepat untuk mengisi bagian rumpang puisi
di atas adalah ....
- menangis sejadi-jadinya
- bersorak gembira
- berteriak lepas
- bermanja-manja
- terkulai lemas
20. Berikut ini adalah puisi dengan repetisi anafora, yaitu ….
- Ketika
aku mengucapkan cinta suatu malam depan masjid
di sana aku paham hatimu berada di tempat lain ketika
Hujan perlahan turun membasahi tubuh - Suara
gemerisik dari ujung telepon
lalu kemudian sunyi
Dan hujan tiba-tiba tersemburat dari gagangnya - Gadis-gadis
muda dengan perut membuncit
Berdiri jajakan suara di perempatan lampu merah
Lalu pergi sambil merokok di temani sang pria
Yang kuduga pasangannya - Sudah
kuduga sejak lama
bahwa cinta kita akan mati
Dari suaramu yang semakin hari
Semakin pucat pasi - Di
Dada
kusimpan apa
yang kau turunkan itu
lurus ke hati
lurus ke langit
sebelah tubuhku pedih terbakar
sebelah lainnya nyaman gemerlap
entah mana
yang kelak akan abadi
2014- Toni Lesmana
21. Berikut ini, puisi yang mengalami bentuk personifikasi
adalah ....
- Sebutir
embun meluncur turun dari selembar daun
menetes di tanah basah sisa hujan tadi malam - Adakah
awan menyapa bumi
Ketika beribu asap knalpot kendaraan menghitamkan wajah kekasihnya?
Awan hanya bisa menangis sejadi-jadinya - Banyak
kuli-kuli tinta yang membakar tubuh mereka di atas
Bara api dosa redaksi media yang memuja harta - Air
yang mengalir jernih
sawah yang menghijau
Capung yang beterbangan
Tak lagi ada di kotaku - Ada
anak menangis dalam sepi malam
Teriakannya menggelegar menuju angkasa
Anak itu bernama hati
22. Bacalah puisi berikut ini dengan saksama.
Perempuan yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka
Mereka ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
(”Perempuan-Perempuan Perkasa”, Hartojo Andang Djaja)
Mereka ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
(”Perempuan-Perempuan Perkasa”, Hartojo Andang Djaja)
Citraan yang terdapat dalam puisi tersebut adalah ....
- citraan taktil
- citraan auditif
- citraan visual
- citraan penciuman
- citraan pengecapan
23. Bacalah puisi berikut ini dengan saksama.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor tapi begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Melintas-lintas di atas air kotor tapi begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
(”Gadis Peminta-minta”, Toto Sudarto Bachtiar)
Citraan yang ada dalam puisi tersebut adalah ....
- citraan visual dan penciuman
- citraan visual dan taktil
- citraan visual dan auditif
- citraan visual
- citraan taktil
24. Berikut ini puisi yang menunjukkan citraan auditif adalah
....
- Laut
berlari mendatang
Bersua pantai landai
Memecah menghemat buih
Menarik damai tenang merata
(”Mendalam”, Armijn Pane) - Kaulah
kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu
(“Padamu Jua”, Amir Hamzah) - Gergaji
tak pernah berjanji
kepada angin
untuk mengembalikan pohon
kepada burung
(”Tentang Pohon 3”, Sapardi Djoko Damono) - Seruling
di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohon pina
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang-Tangkubanprahu
(”Tanah Kelahiran, 1”, Ramadhan K.H.) - Bukankah
surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh rimis
menyentuh arah siapa saja
(”Surat Cinta”, Goenawan Mohamad)
25. Berikut ini citraan yang ada dalam puisi, kecuali ....
- citraan gerak
- citraan visual
- citraan auditif
- citraan imaji
- citraan taktil
26. Citraan yang memberikan gambaran tentang sesuatu yang
sebenarnya tidak bergerak tetapi seolah-olah dapat bergerak disebut citraan
....
- citraan auditif
- citraan taktil
- citraan pengecapan
- citraan visual
- citraan gerak
27. Berikut ini citraan yang ada dalam puisi…
Harum madu
di mawar merah
mentari di tengah-tengah
.....
di mawar merah
mentari di tengah-tengah
.....
(Priangan si Jelita bagian dua dari ”Tanah Kelahiran”, Ramadhan K.H.)
Citraan yang ada dalam puisi tersebut adalah ....
- citraan auditif
- citraan pengecapan
- citraan penciuman
- citraan taktil
- citraan gerak
28. Perhatikan puisi berikut ….
Berikut ini citraan yang ada dalam puisi…
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinari daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinari daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau
(”Surat dari Ibu”, Asrul Sani)
Citraan yang ada pada baris puisi yang bercetak miring
adalah ....
- citraan auditif
- citraan taktil
- citraan visual
- citraan gerak
- citraan pengecapan
29. Perhatikan puisi berikut
Sebelum matahari tinggi, naiklah ke mari, ke tebing daging
kami. Angin, tulang menggigil, darah masih beku dibekap waktu. Dingin, tentu
Tuan, tetapi bukankah memang dingin-- gemetar, rindu Para Pendaki?
(”Para Pendaki”, Gus tf)
Citraan yang ada pada baris puisi yang bercetak miring
adalah ....
- citraan visual
- citraan pengecapan
- citraan auditif
- citraan gerak
- citraan taktil
30. Berikut ini adalah beberapa fungsi citraan dalam puisi,
kecuali ....
- memberi kesan berupa gambaran atau angan kepada pembaca
- membangun suasana dan penghayatan terhadap pembaca
- membuat gambaran dalam penginderaan dan pikiran yang lebih hidup
- menyulitkan pembaca dalam menikmati puisi
- mendapatkan perhatian dari pembaca
31. Berikut ini adalah beberapa fungsi citraan dalam puis
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang menganga
Demi pesugihan menggenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Demi pesugihan menggenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
(”Terang Bulan di Atas Comberan”, Dicky Rivaldi)
Citraan yang terdapat pada baris puisi yang bercetak miring
adalah ....
- citraan visual
- citraan auditif
- citraan taktil
- citraan penciuman
- citraaan pengecapan
32. Perhatikan puisi berikut !
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tiada terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri, Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri, Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, o, Teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biarkan sedikit penjaga taman
Berseri di kebun Indonesia
Biarkan sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga jaman
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga jaman
Sanusi Pane, 1957
Puisi tersebut menggambarkan sosok Ki Hajar Dewantara yang
dikagumi oleh penyair. Dalam puisinya, kerendahan hati Ki Hajar Dewantara
digambarkan laksana sekuntum bunga teratai, tersembunyi kembang indah permai.
Hal itu dapat diartikan sebagai ....
- seseorang yang terkenal dalam masyarakat
- seseorang yang memiliki cita-cita demi kemajuan bangsa Indonesia
- seseorang yang memiliki gagasan dalam pendidikan
- seseorang yang tidak dikenal oleh banyak orang, diabaikan, atau tidak diminati tetapi gagasannya diterima secara umum bahkan diakui dunia
- seseorang yang selama hidupnya diabdikan kepada pemerintah
33. Perhatikan puisi berikut…
Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata kayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata kayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus.
Berjalan terus.
(”Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini”, karya Taufiq
Ismail) .
Realitas sosial yang ingin ditunjukkan oleh puisi tersebut
adalah ....
- orang-orang yang hidup sejahtera dalam suatu negara
- orang-orang hidup damai dan layak
- orang-orang yang bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan
- orang-orang yang mengaku sebagai pemilik republik
- orang-orang yang nasibnya tidak diperhatikan oleh negara dan tidak mendapatkan kelayakan padahal sudah merdeka
34. Perhatikan puisi berikut…
Terlahir di bangsa berbahasa sendiri,
Diapit keluarga kanan dan kiri,
Besar budiman di tanah Melayu,
Berduka suka, sertakan rayu;
Diapit keluarga kanan dan kiri,
Besar budiman di tanah Melayu,
Berduka suka, sertakan rayu;
Perasaan serikat menjadi padu,
Dalam bahasanya permai merdu,
Meratap menangis bersuka raya
dalam bahagia bala dan baya;
Dalam bahasanya permai merdu,
Meratap menangis bersuka raya
dalam bahagia bala dan baya;
Bernapas kita pemanjangkan nyawa,
Dalam bahasa sambungan jiwa
Di mana Sumatra, di situ bangsa
Di mana Perca, di sana bahasa.
Dalam bahasa sambungan jiwa
Di mana Sumatra, di situ bangsa
Di mana Perca, di sana bahasa.
Andalasku sayang, jana bejana,
Sejakkan kecil muda teruma,
Sampai mati berkalang tanah,
Lupa ke bahasa tiadakan pernah;
Ingat pemuda, Sumatra hilang,
Tiada bahasa, bangsa pun hilang.
Sejakkan kecil muda teruma,
Sampai mati berkalang tanah,
Lupa ke bahasa tiadakan pernah;
Ingat pemuda, Sumatra hilang,
Tiada bahasa, bangsa pun hilang.
(”Bahasa, Bangsa”, Mohammad Yamin)
Rasa yang ditunjukkan puisi di atas kepada pembaca adalah ….
- kebahagiaan
- cinta tanah air
- persatuan bangsa
- kesedihan
- kesepian
35. Perhatikan puisi berikut….
Pulau Samosir
Angin bahorok
Bertiup di lereng bukit
Membawa kekeringan
Membawa kematangan
Daerah danau Toba
Lagu hidup dan kerja
Bangsa pembajak
Lemah lembut kerbau
Lagu hidup dan kerja
Bangsa pembajak
Lemah lembut kerbau
Yang memberi aku lagu
”Pulau di tengah danau”
Tandus dan setia ....
”Pulau di tengah danau”
Tandus dan setia ....
Sitor Situmorang, 1955
Isi puisi tersebut berhubungan dengan ....
- realitas sosial
- realitas masyarakat
- realitas alam
- realitas budaya
- realitas politik
36. Perhatikan puisi berikut….
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
”Ini dari kami bertiga
pita hitam pada karangan bunga
sebab kami ikut berduka
bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi.”
pita hitam pada karangan bunga
sebab kami ikut berduka
bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi.”
Realitas sosial yang terjadi dalam puisi tersebut
menggambarkan perasaan ....
- bersuka cita
- berduka cita
- gembira riang
- ketakutan
- kebencian
37. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi penyair dalam
menciptakan puisi, kecuali ....
- keadaan realitas sosial
- kenyataan sejarah
- pengalaman hidup
- masalah kebudayaan
- kesempitan berpikir
38. Perhatikan penggalan puisi berikut ini…
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati.
...............................
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati.
...............................
(”Diponegoro”, karya Chairil Anwar)
Rasa yang tumbuh saat membaca puisi tersebut adalah ....
- kegetiran
- keberanian
- patriotisme
- idealisme
- ketangguhan
39. Perhatikan puisi berikut….
Dua raja tengah membunuh waktu
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang mengaga
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Berjatuhan sesal
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Dan lagi-lagi rakyat termangu
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
("Terang Bulan di Atas
Comberan", Dicky Rivaldi)
Realitas sosial yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah
....
- rasa sesal seseorang tentang suatu hal
- persaingan antara dua raja dalam mengadu ilmu
- rakyat diberi banyak janji manis tetapi malah mendapatkan kehidupan yang pahit
- rakyat tertunduk layu karena sejahtera
- kutukan untuk sesal dan kekuasaan
40. Perhatikan puisi berikut…
Dua raja tengah membunuh waktu
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang mengaga
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Berjatuhan sesal
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Dan lagi-lagi rakyat termangu
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan
("Terang Bulan di Atas
Comberan", Dicky Rivaldi)
Realitas sosial yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah
....
- rasa sesal seseorang tentang suatu hal
- persaingan antara dua raja dalam mengadu ilmu
- rakyat diberi banyak janji manis tetapi malah mendapatkan kehidupan yang pahit
- rakyat tertunduk layu karena sejahtera
- kutukan untuk sesal dan kekuasaan
41. Perhatikan ilustrasi berikut….
Orang-orang miskin di jalan/ yang tinggal di dalam selokan/
yang kalah di dalam pergulatan/ yang diledek oleh impian
..........................................................................................
Jangan kamu bilang negara kita kaya/ kerna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa/ Jangan kamu bilang dirimu kaya/ bila tetanggamu memangsa bangkai kucingnya/ Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu/ Dan perlu diusulkan/ agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda/ Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
..........................................................................................
Jangan kamu bilang negara kita kaya/ kerna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa/ Jangan kamu bilang dirimu kaya/ bila tetanggamu memangsa bangkai kucingnya/ Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu/ Dan perlu diusulkan/ agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda/ Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
(”Orang-Orang Miskin", W.S.
Rendra)
Realitas sosial yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah
....
- perbedaan orang miskin dan orang kaya
- ketegangan antara tentara dan mahasiswa
- kehidupan tetangga yang kelaparan
- ketidakadilan tidak hanya berhubungan dengan rakyat kecil tetapi keadilan diberlakukan bagi setiap manusia seperti mahasiswa
- banyak orang-orang miskin di kehidupan kota
42. Perhatikan puisi berikut…
Tidakkah sakal, negeriku? Muram dan liar
Negeri ombak
Laut yang diacuhkan musafir
Kerna tak tahu kapan badai keluar dari eraman
Negeri batu karang yang permai, kapal-kapal menjauhkan diri
Negeri burung-burung gagak
Yang bertelur dan bersarang di muara sungai
Unggas-unggas sebagai datang dan pergi
Tapi entah untuk apa
Nelayan-nelayan tak tahu
Negeri ombak
Laut yang diacuhkan musafir
Kerna tak tahu kapan badai keluar dari eraman
Negeri batu karang yang permai, kapal-kapal menjauhkan diri
Negeri burung-burung gagak
Yang bertelur dan bersarang di muara sungai
Unggas-unggas sebagai datang dan pergi
Tapi entah untuk apa
Nelayan-nelayan tak tahu
(”Doa untuk Indonesia”, Abdul Hadi
W.M.)
Realitas yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah ....
- realitas budaya
- realitas alam
- realitas sosial
- realitas masyarakat
- realitas politik
43. Perhatikan cuplikan puisi berikut ini!
Sebuah Jaket Berlumur Darah
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
....
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
....
(Taufik Ismail)
Aspek verbal yang perlu diperhatikan saat membacakan puisi
di atas adalah sebagai berikut, kecuali ....
A. pelafalan kata-katanya harus jelas
B. pengaturan kenyaringannya harus
tepat
C. ketepatan dalam naik-turun dan
tinggi-rendahnya suara
D. pembacaan harus dilakukan dengan
percaya diri
E. jeda antarbaris yang diberikan harus
sesuai
44. Simak puisi berikut ini!
Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah ....
Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah ....
- kecewa
- khidmat
- takut
- marah
- sedih
45. Simak cuplikan puisi berikut ini!
(Mustofa Bisri)
Isi puisi di atas adalah ....
- kasih sayang ibu
- rasa syukur pada ibu
- gambaran fisik ibu
- kelebihan ibu
- pencarian ibu
46. Simak cuplikan puisi berikut ini!
(Puisi “Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi “, Goenawan
Muhammad)
Aspek yang dapat dinilai dari pembacaan puisi di atas adalah
....
- gerak tubuh
- mimik
- artikulasi
- mental
- ekspresi
47. Perhatikan puisi berikut ini!
Sajak Sebatang Lisong
Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papan tulis-papan tulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papan tulis-papan tulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
(W.S. Rendra)
Ekspresi yang tepat untuk menggambarkan suasana puisi di
atas adalah ....
- marah dengan diri sendiri
- sakit hati berkepanjangan
- semangat bersuka-cita
- pilu penuh kekecewaan
- semangat penuh kemarahan
48. Simak pembacaan puisi berikut ini!
Isi puisi tersebut adalah ....
- nasihat
- ajakan
- perintah
- larangan
- tawaran
49. Perhatikan puisi berikut ini!
Le Poete Maudit
Buat Saini K.M.
Mengurung diri dalam tungku
Dibakar cinta dan rindu
Api memercik dari setiap tetes darah
Tubuhku yang luka. Dan iman pun menyala
Di tengah hamparan gurun tak bernama
Dibakar cinta dan rindu
Api memercik dari setiap tetes darah
Tubuhku yang luka. Dan iman pun menyala
Di tengah hamparan gurun tak bernama
Pasir-pasir hanyut
Dalam sujudku. Batu-batu
Tumpah
Mataku buta oleh tangis seratus tahun
....
Dalam sujudku. Batu-batu
Tumpah
Mataku buta oleh tangis seratus tahun
....
(Acep Zamzam Noor)
Suasana yang digambarkan pada puisi di atas adalah ....
- takut
- syahdu
- bahagia
- sakit
- marah
50. Perhatikan puisi berikut ini!
Sunyi
Kuketuk pintu masaku muda
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.
Kudatangi gelanggang tempat menyebung
masa bujang tempat beria
kulihat siku singgung menyinggung
aku terdiri haram disapa
masa bujang tempat beria
kulihat siku singgung menyinggung
aku terdiri haram disapa
Teruslah aku perlahan-lahan
sayu rayu hati melipur
nangislah aku tersedan-sedan
mendengarkan pujuk duka bercampur.
....
sayu rayu hati melipur
nangislah aku tersedan-sedan
mendengarkan pujuk duka bercampur.
....
(Amir Hamzah)
Ekspresi paling tepat untuk mendukung isi puisi di atas
adalah ....
- bahagia
- menyesal
- marah
- kecewa
- sedih
….. SELAMAT BEKERJA
…..
Komentar