UH. SELASA, 18 APRIL 2017



PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 57 JAKARTA
Jalan Kedoya Raya Kebon Jeruk Jakarta Barat
Telepon / Fax. 5801665
Website :www.sma 57. sich.id – E-mail : sma57.jkt@cbn.net.id.


ULANGAN  HARIAN  SEMESTER  GENAP
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Mata Pelajaran                        :  Bahasa  Indonesia
Satuan Pendidikan                  :  SMA Negeri 57 Jakarta
Kelas/Program                        :  X MIA dan IPS
Hari/Tanggal                           :  Selasa, 18 April 2017
Waktu                                      :  4 X 45 menit
Guru Mata Pelajaran               :  Drs. Parmono, M.Pd.

MAJAS  METAFORA  DALAM  PUISI


1.      Berikut ini yang termasuk bentuk metafora adalah .…

Bagaikan pinang dibelah dua mereka bersama
Lelaki itu selalu bertindak seperti menepuk air di dulang, terciprat muka sendiri.
Kata-katanya tajam seperti pisau yang terasah
Kembang desa itu telah tiada di makan penghujung malam
Angkasa raya meniup ribuan angina

Puisi di bawah ini yang mengandung metafora adalah, kecuali ….
A.     Ada sepi dalam kesendirian
Menemani angin yang berujung pada semburat cahaya mentari
Tampak malu-malu di penghujung fajar
B.     Terkatung di samudra lepas dengan seteguk air yang dibagi ke dalam puluhan mulut ternganga kekeringan
Hanya untuk selamatkan nyawa dan keyakinan yang kau pegang
Dari asalmu Rohingya setiap jejak adalah bahaya
C.     Buah tangan perantauanku adalah
Cinta di bawah bayang bulan
Ketika kau menungguku sambil terlelap di bandara itu
D.     Awan yang berarak seperti melukiskan kisah perjalanan kita
Yang kadang terserak terhempas angin
Yang kadang terhimpun memberi hujan
E.     Jika suaraku dapat membangunkan keingintahuanmu terhadap dunia
Dengarkanlah…dengarkan semaumu
Karena suaraku takkan habis untukmu.

2.      Perhatikan puisi di bawah ini!

Mataku matamu matakita berjauhan jauh terhempas angkasa langit dan lelautan dalam
Mataku matamu airmata mataanak kita
Yang tertidur tanpa ayah di sampingnya
Semoga hanya malam ini saja
Karena tak seorang pun ingin darah dagingnya terlepas raga

(Irfan Sulistya)

Maksud majas metafora puisi di atas adalah ….
A.    anak dan istri
B.    orang tua
C.    anak kandung
D.    cita-cita yang diharapkan
E.    suatu karier atau pekerjaan yang sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan

3.      Bacalah puisi berikut!

Hatiku … melayang jatuh
Di rumput;
Nanti dulu, biarkan aku sejenak
Terbaring di sini;
Ada yang masih ingin kupandang;
Yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adakah abadi sebelum kausapu
Tamanmu setiap pagi

(Sapardi Djoko Damono)

Majas metafora yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang puisi di atas adalah .…
A.    sebatang dahan
B.    selembar daun
C.    setetes embun
D.    debu-debu kerikil
E.    kerlip cahaya mentari

4.      Perhatikan ilustrasi berikut!

Gunung Kidul adalah tempat yang terkenal tandus dan tidak subur. Saat kemarau, matahari bersinar sangat terik dan membuat lahan-lahan sekitar kering dan rakyat kelaparan.

Bentuk puisi dengan metafora yang tepat berdasarkan ilustrasi di atas adalah .…
A.      Kemarau Gunung Kidul adalah perampok 
Yang membakar dan mencuri hasil panen kami
B.     Gunung Kidulku yang tandus
Dalam kemarau panjang
Bayang maut terhunus
C.     Di Gunung Kidul;
Kemarau adalah perampok
Bersama raja siang di atas langit, ia kuras lumbung kehidupan
D.     Kemarau meracau di Gunung Kidul
Mengacaukan banyak panen
Meletihkan perut kami yang sedari dulu tipis
E.     Matahari dan kemarau
Adalah simfoni mimpi buruk di desa kami;
Gunung Kidul

5.      Bacalah puisi berikut!

Di kota ini ada banyak tukang tambal.
Di sudut kiri jalan kau kan temui tukang
tambal ban. Tepat di depannya ada klinik
tukang tambal gigi bergelar. Di pasar sebelah
dalam kau kan bertemu tukang tambal sulam
Semua berbayar. Tapi, Berjalanlah sebelum
Matahari berpadu dengan garis langit. Kau
kan temukan Pak Dul: Tukang tambal
aspal yang kerja tanpa dibayar.

Majas metafora yang terdapat pada puisi di atas adalah .…
A.    tukang tambal
B.    pasar sebelah dalam
C.    semua berayar
D.    matahari berpadu dengan garis langit
E.    kerja tanpa dibayar

6.      Bacalah puisi berikut!

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

(1989)-Sapardi Djoko Damono

Parafrase yang tepat terkait majas metafora hujan bulan juni di atas adalah .…
A.  Hujan ketika bulan Juni akan menghapus jejak-jejak kaki pada tanah. Hujan pun mampu memberikan nutrisi pada tanah dan pohon bunga.
B.  Seorang manusia harus memiliki sifat ikhlas dan rela berkorban demi sesama. Jadilah berbesar hati dalam menahan perasaan.
C.  Bulan Juni adalah bulan basah ketika hujan turun dengan derasnya membasahi tanah dan pepohonan.
D.  Akar pohon berfungsi menyerap air dari dalam tanah.
E.  Hujan bulan Juni adalah hujan yang bijak dan arif karena mampu membasahi sekitarnya.

7.      Bacalah puisi berikut!

Ingin sekali kupetik
Secuil senja di pelupuk matamu
Ketika waktu menyeret kita ke arah yang berbeda

Maksud metafora secuil senja di pelupuk matamu pada baris kedua puisi mini di atas adalah .…
A.  perpisahan di waktu senja
B.  cahaya senja yang terpantul di mata
C.  genangan air mata
D.  memori masa silam
E.  perasaan cinta yang bergelora

8.      Perhatikan ilustrasi berikut!

Suatu ketika
Terjadi pertemuan antara penyair hujan dan penyair celana
Di taman kota, mereka saling menukar kata
Penyair hujan berkata, kau masih jadi penjual celana dekat kuburan?…
Terkekeh suara penyair celana sambil membalas, ya dan kau sudah ringkih masih tetap menunggu hujan? Hapuskan sendiri jejakmu, jangan suruh hujan!
Tak terasa, malam sudah mengangkangi bumi
Dua penyair itu masih di sana, kini sambil mengendus kopi.

Majas metafora pada puisi di atas terdapat pada baris .…
A.  1
B.  2
C.  3
D.  4
E.  5

9.      Berikut ini frasa/kelompok kata yang berbentuk metafora, kecuali ....
A.  buah bibir
B.  tangan kanan
C.  gelap gulita
D.  cacing kepanasan
E.  tikus senayan

10.    Bacalah puisi berikut!

Buka matamu dan bangunlah
Dahului matahari dan sinarnya
Bangun dan basuh mukamu dengan wudu
Uraian sajadahmu
Jika tidak, kelak azan kan menamparmu
Karena telinga tulimu

    Majas personifikasi terdapat pada baris ....
  1. baris 6
  2. baris 5
  3. baris 4
  4. baris 3
  5. baris 1
11.      Proyek Puisi Kontemporer
Kursi diperbanyak 5.000 kursi untuk ruang tunggu yang dikosongkan.
- aku berjanji bertemu denganmu tanpa diperbanyak
  Sepatu diperbanyak 5.000 sepatu untuk jadwal perjalanan yang dikosongkan.
- kamu sudah datang sebelum aku tanpa diperbanyak
  Kunci diperbanyak 5.000 koper untuk gudang yang dikosongkan dan gudang yang
  dikosongkan
- kamu seperti tukang cat menungguku tanpa diperbanyak

                                                                            (Afrizal Malna)

    Jenis repetisi pada puisi di atas adalah ....
  1. epizeuksis
  2. anafora
  3. tautoles
  4. epistrofa
  5. simploke

12.    Bacalah puisi berikut!

Air mata
Oleh: Joko Pinurbo

Biarkan hujan yang haus itu
.... airmata
yang mendidih
di cangkirmu. 

    Personifikasi yang tepat untuk bagian rumpang puisi di atas adalah ....
  1. menyeka
  2. melihat
  3. melahap
  4. memandang
  5. mengundang

13.    Bacalah puisi berikut!

Angin mulai menggosok musim gugur
Daun-daun mengering, lepas, retak
Memasuki toko musim dingin jadi jaket. 
Topi (sebentar: foto selfie) sarung tangan
Penutup leher - - - - -> belum pengikut leher

- Afrizal Malna –

    Makna personifikasi pada baris pertama puisi tersebut adalah ….
  1. Angin dan musim gugur tanda daun mengering.
  2. Angin datang karena musim gugur.
  3. Angin pertanda datangnya musim gugur.
  4. Musim gugur pertanda datangnya angin.
  5. Musim gugur menciptakan angin yang membawa kekeringan. 
14.    Berikut ini puisi dengan repetisi epistrofa adalah ....

  1. Hari-hari lewat, pelan tapi pasti
    Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
    Karena aku akan membuka lembaran baru
    (“Puisi Kehidupan” karya Chairil Anwar)
  2. Jika adalah yang harus kaulakukan
    Ialah menyampaikan kebenaran
    Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
    Ialah yang bernama keyakinan
    (“Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua pada Anaknya Berangkat Dewasa” karya Taufik Ismail)
  3. Camkanlah wahai anakku
    Dunia itu tak punya telinga
    Sekalipun kau berteriak
    Ia takkan mampu mendengar
    Dan hanya akan terus menerjang
    Bagai sapi gila yang memamahbiakkan virusnya
  4. Kekasihku tinggal nama, ia hilang
    Dicuri sepotong senja diam-diam, hilang
    Direbut lagi oleh malam, hilang
    Di suatu pagi kau kembali
    Hanya untuk bilang, aku takkan pulang
  5. Aku bernapas dengan suaramu
    dengan matamu yang bening dan dalam
    Dengan segala alunan rambutmu yang sore itu tergerai
15.    Di antara puisi berikut yang mengandung majas repetisi simploke adalah ….
  1. Jika, seluruh asaku kau katakan gila
    Jika, goyangnya langkahku kau anggap gila
    Jika, nafasku yang kembang kempis juga kau bilang gila
    Kau lebih gila mau selalu perhatikan yang gila
  2. Tadi aku mampir ke tubuhmu
    Tapi tubuhmu sedang sepi
    Dan aku tidak berani mengetuk pintunya
    Jendela di luka lambungmu masih terbuka
    Dan aku tidak berani melongoknya.
    (Joko Pinurbo -Mampir- )
  3. Orang-orang miskin di jalan,
    Yang tinggal dalam selokan,
    Yang kalah di dalam pergulatan,
    Yang diledek oleh impian,
    Janganlah mereka ditinggalkan.
    (Rendra -Sajak Orang Miskin-)
  4. Ada suara bising di bawah tanah.
    Ada suara gaduh di atas tanah.
    Ada ucapan-ucapan kacau di antara rumah-rumah.
    Ada tangis tak menentu di tengah sawah.
    Dan, lho, ini di belakang saya
    ada tentara marah-marah.
    (Rendra -Sajak Mata-Mata)
  5. Kegaduhan suara hatimu membangunkanku
    Di tengah malam pukul satu
    Bulan marah dan pergi
    Bintang undur diri
    Angin pulang
    Hanya aku yang mendekat
16.    Berikut ini adalah puisi yang mengandung repetisi sekaligus personifikasi, yaitu ….

  1. Dunia membuka dunia menutup tak jadi manusia
    Aku kejar ujung jalan menyebelah maut ke mana aku kejar
    Dunia sendiri tanpa manusia
    Berlari
    Seperti perahu tak berkemudi
    Terlepas dari jarak:
    Beri aku orang! (Afrizal Malna -Ekstase Waktu-)
  2. Matahari bangkit dari sanubariku
    Menyentuh permukaan samodra raya
    Matahari keluar dari mulutku,
    Menjadi pelangi di cakrawala
    (Rendra -Sajak Matahari)
  3. Dengan puisi aku bernyanyi
    Sampai senja umurku nanti
    Dengan puisi aku bercinta
    Berbaur cakrawala
    Dengan puisi aku mengenang
    Keabadian Yang Akan Datang
    (Taufik Ismail - Dengan Puisi Aku-)
  4. Pergilah, jangan malu
    Tak usah sungkan untuk beranjak
    Dari sini
    Wahai dosa
  5. Kematianmu adalah anugrah bagiku
    Pemakamanmu akan kuhadiri dengan sukacita
    Akan kubaca berkali-kali nisanmu
    di sini bersemayam rasa sombong
17.    Perhatikan Puisi berikut !

LUKISAN BERWARNA

untuk Andreas dan Dorothea
Hujan beratus warna
tumpah di hamparan kanvas senja.
Pohon-pohon ……..
sebab dari ranting-rantingnya yang sakit
kuncup jua daun-daun beratus warna.
Burung-burung bernyanyi riang,
terbang riuh dari dahan ke dahan
dengan sayap beratus warna.
...
(Joko Pinurbo)

    Personifikasi yang tepat untuk mengisi bagian rumpang puisi di atas adalah ....
  1. menangis sejadi-jadinya
  2. bersorak gembira
  3. berteriak lepas
  4. bermanja-manja
  5. terkulai lemas

18.    Berikut ini adalah puisi dengan repetisi anafora, yaitu ….

  1. Ketika aku mengucapkan cinta suatu malam depan masjid
    di sana aku paham hatimu berada di tempat lain ketika
    Hujan perlahan turun membasahi tubuh
  2. Suara gemerisik dari ujung telepon
    lalu kemudian sunyi
    Dan hujan tiba-tiba tersemburat dari gagangnya
  3. Gadis-gadis muda dengan perut membuncit
    Berdiri jajakan suara di perempatan lampu merah
    Lalu pergi sambil merokok di temani sang pria
    Yang kuduga pasangannya
  4. Sudah kuduga sejak lama
    bahwa cinta kita akan mati
    Dari suaramu yang semakin hari
    Semakin pucat pasi
  5. Di Dada
    kusimpan apa
    yang kau turunkan itu
    lurus ke hati
    lurus ke langit
    sebelah tubuhku pedih terbakar
    sebelah lainnya nyaman gemerlap
    entah mana
    yang kelak akan abadi
    2014- Toni Lesmana

19.    Berikut ini, puisi yang mengalami bentuk personifikasi adalah ....
  1. Sebutir embun meluncur turun dari selembar daun
    menetes di tanah basah sisa hujan tadi malam
  2. Adakah awan menyapa bumi
    Ketika beribu asap knalpot kendaraan menghitamkan wajah kekasihnya?
    Awan hanya bisa menangis sejadi-jadinya
  3. Banyak kuli-kuli tinta yang membakar tubuh mereka di atas
    Bara api dosa redaksi media yang memuja harta
  4. Air yang mengalir jernih
    sawah yang menghijau
    Capung yang beterbangan
    Tak lagi ada di kotaku
  5. Ada anak menangis dalam sepi malam
    Teriakannya menggelegar menuju angkasa
    Anak itu bernama hati
20.    Bacalah puisi berikut ini dengan saksama.

Perempuan yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka
Mereka ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa 

(”Perempuan-Perempuan Perkasa”, Hartojo Andang Djaja)

    Citraan yang terdapat dalam puisi tersebut adalah ....
  1. citraan taktil
  2. citraan auditif
  3. citraan visual
  4. citraan penciuman
  5. citraan pengecapan
21.    Bacalah puisi berikut ini dengan saksama.

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor tapi begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku

(”Gadis Peminta-minta”, Toto Sudarto Bachtiar)

   Citraan yang ada dalam puisi tersebut adalah ....
  1. citraan visual dan penciuman
  2. citraan visual dan taktil
  3. citraan visual dan auditif
  4. citraan visual
  5. citraan taktil
22.  Berikut ini puisi yang menunjukkan citraan auditif adalah ....

  1. Laut berlari mendatang
    Bersua pantai landai
    Memecah menghemat buih
    Menarik damai tenang merata
    (”Mendalam”, Armijn Pane)
  2. Kaulah kandil kemerlap
    Pelita jendela di malam gelap
    Melambai pulang perlahan
    Sabar, setia, selalu
    (“Padamu Jua”, Amir Hamzah)
  3. Gergaji tak pernah berjanji
    kepada angin
    untuk mengembalikan pohon
    kepada burung
    (”Tentang Pohon 3”, Sapardi Djoko Damono)
  4. Seruling di pasir ipis, merdu
    antara gundukan pohon pina
    tembang menggema di dua kaki,
    Burangrang-Tangkubanprahu
    (”Tanah Kelahiran, 1”, Ramadhan K.H.)
  5. Bukankah surat cinta ini ditulis
    ditulis ke arah siapa saja
    Seperti hujan yang jatuh rimis
    menyentuh arah siapa saja
    (”Surat Cinta”, Goenawan Mohamad)
23.    Berikut ini citraan yang ada dalam puisi, kecuali ....
  1. citraan gerak
  2. citraan visual
  3. citraan auditif
  4. citraan imaji
  5. citraan taktil
24.    Citraan yang memberikan gambaran tentang sesuatu yang sebenarnya tidak bergerak tetapi seolah-olah dapat bergerak disebut citraan ....
  1. citraan auditif
  2. citraan taktil
  3. citraan pengecapan
  4. citraan visual
  5. citraan gerak

25.    Berikut ini citraan yang ada dalam puisi…

Harum madu

di mawar merah
mentari di tengah-tengah
..... 
   (Priangan si Jelita bagian dua dari ”Tanah Kelahiran”, Ramadhan K.H.) 
    Citraan yang ada dalam puisi tersebut adalah ....
  1. citraan auditif
  2. citraan pengecapan
  3. citraan penciuman
  4. citraan taktil
  5. citraan gerak

26.    Perhatikan puisi berikut ….

Berikut ini citraan yang ada dalam puisi…
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinari daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau 

(”Surat dari Ibu”, Asrul Sani)

    Citraan yang ada pada baris puisi yang bercetak miring adalah ....
  1. citraan auditif
  2. citraan taktil
  3. citraan visual
  4. citraan gerak
  5. citraan pengecapan

27.    Perhatikan puisi berikut
Sebelum matahari tinggi, naiklah ke mari, ke tebing daging kami. Angin, tulang menggigil, darah masih beku dibekap waktu. Dingin, tentu Tuan, tetapi bukankah memang dingin-- gemetar, rindu Para Pendaki? 
                                                                                  (”Para Pendaki”, Gus tf)

    Citraan yang ada pada baris puisi yang bercetak miring adalah ....
  1. citraan visual
  2. citraan pengecapan
  3. citraan auditif
  4. citraan gerak
  5. citraan taktil

28.  Berikut ini adalah beberapa fungsi citraan dalam puisi, kecuali ....
  1. memberi kesan berupa gambaran atau angan kepada pembaca
  2. membangun suasana dan penghayatan terhadap pembaca
  3. membuat gambaran dalam penginderaan dan pikiran yang lebih hidup
  4. menyulitkan pembaca dalam menikmati puisi
  5. mendapatkan perhatian dari pembaca

29.  Berikut ini adalah beberapa fungsi citraan dalam puis
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang menganga
Demi pesugihan menggenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru 

(”Terang Bulan di Atas Comberan”, Dicky Rivaldi)

Citraan yang terdapat pada baris puisi yang bercetak miring adalah ....
  1. citraan visual
  2. citraan auditif
  3. citraan taktil
  4. citraan penciuman
  5. citraaan pengecapan

30.    Perhatikan puisi berikut !

Teratai
                    Kepada Ki Hajar Dewantara 

Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tiada terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri, Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, o, Teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biarkan sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga jaman
Sanusi Pane, 1957

Puisi tersebut menggambarkan sosok Ki Hajar Dewantara yang dikagumi oleh penyair. Dalam puisinya, kerendahan hati Ki Hajar Dewantara digambarkan laksana sekuntum bunga teratai, tersembunyi kembang indah permai. Hal itu dapat diartikan sebagai ....

  1. seseorang yang terkenal dalam masyarakat
  2. seseorang yang memiliki cita-cita demi kemajuan bangsa Indonesia
  3. seseorang yang memiliki gagasan dalam pendidikan
  4. seseorang yang tidak dikenal oleh banyak orang, diabaikan, atau tidak diminati tetapi gagasannya diterima secara umum bahkan diakui dunia
  5. seseorang yang selama hidupnya diabdikan kepada pemerintah

31.    Perhatikan puisi berikut…

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata kayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus.

(”Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini”, karya Taufiq Ismail) .

    Realitas sosial yang ingin ditunjukkan oleh puisi tersebut adalah ....
  1. orang-orang yang hidup sejahtera dalam suatu negara
  2. orang-orang hidup damai dan layak
  3. orang-orang yang bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan
  4. orang-orang yang mengaku sebagai pemilik republik
  5. orang-orang yang nasibnya tidak diperhatikan oleh negara dan tidak mendapatkan kelayakan padahal sudah merdeka

32.    Perhatikan puisi berikut…

Terlahir di bangsa berbahasa sendiri,
Diapit keluarga kanan dan kiri,
Besar budiman di tanah Melayu,
Berduka suka, sertakan rayu;
Perasaan serikat menjadi padu,
Dalam bahasanya permai merdu,
Meratap menangis bersuka raya
dalam bahagia bala dan baya;
Bernapas kita pemanjangkan nyawa,
Dalam bahasa sambungan jiwa
Di mana Sumatra, di situ bangsa
Di mana Perca, di sana bahasa.
Andalasku sayang, jana bejana,
Sejakkan kecil muda teruma,
Sampai mati berkalang tanah,
Lupa ke bahasa tiadakan pernah;
Ingat pemuda, Sumatra hilang,
Tiada bahasa, bangsa pun hilang.

(”Bahasa, Bangsa”, Mohammad Yamin)

    Rasa yang ditunjukkan puisi di atas kepada pembaca adalah ….
  1. kebahagiaan
  2. cinta tanah air
  3. persatuan bangsa
  4. kesedihan
  5. kesepian

33.  Perhatikan puisi berikut….

Pulau Samosir

Angin bahorok
Bertiup di lereng bukit
Membawa kekeringan
Membawa kematangan
Daerah danau Toba
Lagu hidup dan kerja
Bangsa pembajak
Lemah lembut kerbau
Yang memberi aku lagu
”Pulau di tengah danau”
Tandus dan setia ....
Sitor Situmorang, 1955

    Isi puisi tersebut berhubungan dengan ....
  1. realitas sosial
  2. realitas masyarakat
  3. realitas alam
  4. realitas budaya
  5. realitas politik

34.    Perhatikan puisi berikut….

Karangan Bunga

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
”Ini dari kami bertiga
pita hitam pada karangan bunga
sebab kami ikut berduka
bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi.” 

    Realitas sosial yang terjadi dalam puisi tersebut menggambarkan perasaan ....
  1. bersuka cita
  2. berduka cita
  3. gembira riang
  4. ketakutan
  5. kebencian

35.  Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi penyair dalam menciptakan puisi, kecuali ....
  1. keadaan realitas sosial
  2. kenyataan sejarah
  3. pengalaman hidup
  4. masalah kebudayaan
  5. kesempitan berpikir

36.    Perhatikan penggalan puisi berikut ini…

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati.
...............................

(”Diponegoro”, karya Chairil Anwar)

    Rasa yang tumbuh saat membaca puisi tersebut adalah ....
  1. kegetiran
  2. keberanian
  3. patriotisme
  4. idealisme
  5. ketangguhan

37.    Perhatikan puisi berikut….

Dua raja tengah membunuh waktu
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang mengaga
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Berjatuhan sesal
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Dan lagi-lagi rakyat termangu
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan

("Terang Bulan di Atas Comberan", Dicky Rivaldi)

    Realitas sosial yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah ....
  1. rasa sesal seseorang tentang suatu hal
  2. persaingan antara dua raja dalam mengadu ilmu
  3. rakyat diberi banyak janji manis tetapi malah mendapatkan kehidupan yang pahit
  4. rakyat tertunduk layu karena sejahtera
  5. kutukan untuk sesal dan kekuasaan

38.  Perhatikan puisi berikut…

Dua raja tengah membunuh waktu
Hitam putih menjadi langkah keduanya
Pion-pion tumbang dan lenggang
Dua raja mengadu ilmu
Menunjukkan kesaktiannya
Gula ditabur di atas mulut rakyat yang mengaga
Demi pesugihan mengenggam langit
Bila langit sudah tergenggam
Pil pahit dimuntahkan di dalam mulut rakyat yang membiru
Berjatuhan sesal
Terlontar kutukan-kutukan
Dihujani kristal nestapa
Berselimut debu-debu
Dan lagi-lagi rakyat termangu
Jutaan kepala tertunduk layu
Di bawah terang bulan di atas comberan

("Terang Bulan di Atas Comberan", Dicky Rivaldi)

    Realitas sosial yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah ....
  1. rasa sesal seseorang tentang suatu hal
  2. persaingan antara dua raja dalam mengadu ilmu
  3. rakyat diberi banyak janji manis tetapi malah mendapatkan kehidupan yang pahit
  4. rakyat tertunduk layu karena sejahtera
  5. kutukan untuk sesal dan kekuasaan

39.  Perhatikan ilustrasi berikut….
Orang-orang miskin di jalan/ yang tinggal di dalam selokan/ yang kalah di dalam pergulatan/ yang diledek oleh impian
..........................................................................................
Jangan kamu bilang negara kita kaya/ kerna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa/ Jangan kamu bilang dirimu kaya/ bila tetanggamu memangsa bangkai kucingnya/ Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu/ Dan perlu diusulkan/ agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda/ Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.

(”Orang-Orang Miskin", W.S. Rendra)

    Realitas sosial yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah ....
  1. perbedaan orang miskin dan orang kaya
  2. ketegangan antara tentara dan mahasiswa
  3. kehidupan tetangga yang kelaparan
  4. ketidakadilan tidak hanya berhubungan dengan rakyat kecil tetapi keadilan diberlakukan bagi setiap manusia seperti mahasiswa
  5. banyak orang-orang miskin di kehidupan kota

40.  Perhatikan puisi berikut…

Tidakkah sakal, negeriku? Muram dan liar
Negeri ombak
Laut yang diacuhkan musafir
Kerna tak tahu kapan badai keluar dari eraman
Negeri batu karang yang permai, kapal-kapal menjauhkan diri
Negeri burung-burung gagak
Yang bertelur dan bersarang di muara sungai
Unggas-unggas sebagai datang dan pergi
Tapi entah untuk apa
Nelayan-nelayan tak tahu

(”Doa untuk Indonesia”, Abdul Hadi W.M.)

    Realitas yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah ....
  1. realitas budaya
  2. realitas alam
  3. realitas sosial
  4. realitas masyarakat
  5. realitas politik

41.  Perhatikan cuplikan puisi berikut ini!

Sebuah Jaket Berlumur Darah
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
....

(Taufik Ismail)

Aspek verbal yang perlu diperhatikan saat membacakan puisi di atas adalah sebagai berikut, kecuali ....
A.                    pelafalan kata-katanya harus jelas
B.                    pengaturan kenyaringannya harus tepat
C.                    ketepatan dalam naik-turun dan tinggi-rendahnya suara
D.                    pembacaan harus dilakukan dengan percaya diri
E.                    jeda antarbaris yang diberikan harus sesuai

42.  Simak puisi berikut ini!

    Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah ....
  1. kecewa
  2. khidmat
  3. takut
  4. marah
  5. sedih
43.  Simak cuplikan puisi berikut ini!

IBU

Ibu
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
sekian lama
Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
Mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, langit dan laut
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu
(Tuhan
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanatMu
menyampaikan kasihsayangMu
maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasihMu
Amin).

1414

(Mustofa Bisri)

   Isi puisi di atas adalah ....
  1. kasih sayang ibu
  2. rasa syukur pada ibu
  3. gambaran fisik ibu
  4. kelebihan ibu
  5. pencarian ibu

44. Simak cuplikan puisi berikut ini!
DI BERANDA INI ANGIN TAK KEDENGARAN LAGI
Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari
Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba
Kudengar angin mendesak ke arah kita

Di piano bernyanyi baris dari Rubayat
Di luar detik dan kereta telah berangkat
Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata
Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba

Aku pun tahu: sepi kita semula
bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
mengekalkan yang esok mungkin tak ada

1966

(Puisi “Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi “, Goenawan Muhammad)

    Aspek yang dapat dinilai dari pembacaan puisi di atas adalah ....
  1. gerak tubuh
  2. mimik
  3. artikulasi
  4. mental
  5. ekspresi
45.  Perhatikan puisi berikut ini!

Sajak Sebatang Lisong
Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papan tulis-papan tulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.

(W.S. Rendra)

    Ekspresi yang tepat untuk menggambarkan suasana puisi di atas adalah ....
  1. marah dengan diri sendiri
  2. sakit hati berkepanjangan
  3. semangat bersuka-cita
  4. pilu penuh kekecewaan
  5. semangat penuh kemarahan
46.    Simak pembacaan puisi berikut ini!

    Isi puisi tersebut adalah ....
  1. nasihat
  2. ajakan
  3. perintah
  4. larangan
  5. tawaran
47.  Perhatikan puisi berikut ini!

Le Poete Maudit
Buat Saini K.M.
Mengurung diri dalam tungku
Dibakar cinta dan rindu
Api memercik dari setiap tetes darah
Tubuhku yang luka. Dan iman pun menyala
Di tengah hamparan gurun tak bernama
Pasir-pasir hanyut
Dalam sujudku. Batu-batu
Tumpah
Mataku buta oleh tangis seratus tahun
....

(Acep Zamzam Noor)

    Suasana yang digambarkan pada puisi di atas adalah ....
  1. takut
  2. syahdu
  3. bahagia
  4. sakit
  5. marah


48.  Perhatikan puisi berikut ini!

DARI BENTANGAN LANGIT

Dari bentangan langit yang semu
Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantia diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.

(Emha Ainun Najib)

   Tema puisi yang dibacakan di atas adalah ....
  1. kebutuhan suami istri
  2. indahnya pernikahan
  3. berbuat baik pada tetangga
  4. kehidupan rumah tangga
  5. penyesalan suami istri
49.  Perhatikan puisi berikut ini!

Sunyi
Kuketuk pintu masaku muda
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.
Kudatangi gelanggang tempat menyebung
masa bujang tempat beria
kulihat siku singgung menyinggung
aku terdiri haram disapa
Teruslah aku perlahan-lahan
sayu rayu hati melipur
nangislah aku tersedan-sedan
mendengarkan pujuk duka bercampur.
....

(Amir Hamzah)

    Ekspresi paling tepat untuk mendukung isi puisi di atas adalah ....
  1. bahagia
  2. menyesal
  3. marah
  4. kecewa
  5. sedih
50.    Perhatikan puisi berikut ini…

airmataku menyungai di sela kata
airmataku yang hangat dan basah
hilang rupa di atas sajadah
diseka cahaya alifMu 

(“Malam 1 Syawal”, Soni Farid Maulana)

    Perasaan yang digambarkan dalam penggalan puisi tersebut adalah ....
  1. takut
  2. kacau
  3. sedih
  4. marah
  5. rindu


......  Selamat Mengerjakan  ......



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS CERPEN TUKANG PIJIT KELILING

SOAL UTS 2015-2016

MENENTUKAN ISI PUISI, "TUHAN TELAH MENEGURMU"